Bagian 11

1.5K 233 16
                                    

꧁༺༒༻꧂


Aula Dynasty sudah penuh dengan orang-orang berpakaian mahal. Mengobrol dengan topik ringan sambil membawa segelas wine ditangan mereka lalu tertawa bersama. Tawa palsu dengan pandangan mata saling melirik pakaian satu sama lain, menilai. Apakah merk yang mereka pakai berkelas, atau pakaian yang mereka pakai sudah sesuai dengan musim yang sedang trend atau tidak.

Semua palsu, pujian mereka itu palsu. Sama palsunya dengan acara pernikahan ini.

The Shilla Hotel, salah satu gedung paling terkenal di Korea Selatan  sedang ramai dengan tamu-tamu undangan. Artis, model, pengusaha, bahkan pejabat sekalipun tak luput dari daftar tamu yang hadir. Para wartawan pun sudah bersiap sejak pagi untuk meliput berita disana.

"Jennie, kau sudah siap?"

Sebuah suara menarik Jennie dari pantulan dirinya dicermin. Seorang pria setengah baya dengan tuksedo dan dasi kupu-kupu hitam berdiri di ambang pintu ruang rias Jennie. Menatap perempuan itu dengan senyum.

"Paman."

"Acaranya akan segera dimulai."

Perempuan itu mengangguk, mengangkat sedikit gaunnya lalu mengaitkan sebelah tangannya pada pria yang ia panggil paman tersebut. Ya, ayah Suho sudah ia anggap seperti keluarganya sendiri mengingat ia sudah tidak punya siapa-siapa lagi sekarang.

Mereka tiba didepan pintu ruang pemberkatan. Ia menarik napas sebentar lalu pintu pun terbuka, menampilkan interior mewah penuh bunga dan tamu-tamu yang sudah berdiri menyambutnya dibangku panjang.

Jennie melangkah pelan di altar sambil diiringi instrumental yang mengalun syahdu. Langkahnya tegas, sorot matanya lurus, membuat Jennie tampak memukau dalam balutan gaun pengantinnya yang indah.

Berbeda dengan Jennie, Taehyung berdiri memaku ditempatnya. Seharusnya tidak begini. Yang ia inginkan untuk menjadi pengantinnya adalah Irene dan bukan Jennie. Tak peduli bagaimana perempuan itu terlihat luar biasa cantik hari ini, hatinya berdenyut sakit saat ia terbayang wajah Irene kembali.

Saking lamanya melamun, Taehyung tak sadar jika Jennie sudah tiba dihadapannya. Ia menerima uluran tangan Jennie dan membawa perempuan itu ke sisinya, berhadapan dengan sang pendeta.

Lantunan janji suci pernikahan terdengar dari masing-masing bibir mereka berdua. Janji sehidup semati yang terdengar manis di telinga orang-orang yang mendengarnya, membius siapa saja yang tidak tahu jika pernikahan ini hanya sandiwara.

Kim Taehyung dan Kim Jennie, dua orang pelakon drama terbaik karena berhasil mempermainkan jutaan orang dan Tuhan sekalipun.

"Dengan ini kalian resmi menjadi pasangan suami-istri dihadapan Tuhan. Silakan cium pengantin Anda." Ucap sang pendeta lugas.

Dengan perlahan mereka berbalik, saling berhadapan. Memandang mata masing-masing dengan datar. Kemudian, kedua wajah itu saling mendekat, mengikis jarak hingga tak bersisa.

Saat kedua belah bibir itu bertemu, gemuruh suara tepuk tangan pecah memenuhi ruangan. Menciptakan sorak-sorai kebahagiaan pada semua orang.

Hanya ada satu hal, Taehyung dan Jennie baru saja menipu dunia.

•••

Taehyung keluar dari kamar mandi hotel sembari mengusap rambutnya yang basah. Ia melirik jam di dinding, hampir pukul dua belas malam. Matanya menangkap sang istri tengah duduk di meja rias, menyisir rambutnya sebelum dia beranjak menuju ranjang dan berbaring.

Pria itu mengangkat alis saat melihat pakaian Jennie yang hanya piyama merah muda bergambar beruang. Benar-benar tidak seksi. Ia pikir perempuan itu akan memakai lingerie atau semacamnya mengingat dia sering memakai pakaian seksi. Ternyata perempuan itu juga tidak berminat dengan malam pertama ini sama seperti Taehyung.

cʟᴀɴᴅᴇsтιɴᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang