꧁༺༒༻꧂
"Nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi-"
"Arrghh! Kenapa kau tidak mengangkat ponselnya?!"
Taehyung meraung saat lagi-lagi hanya operator yang menjawab panggilannya. Ia mengusap rambutnya gusar. Berjalan keluar dari kamar, ia bermaksud mencari seseorang untuk ditanyai.
Dua puluh menit yang lalu, saat Taehyung baru saja membersihkan badan sepulangnya mereka dari makam, ia mendapati kamar mereka kosong.
Jennie yang semula ia lihat duduk manis di sisi ranjang sudah menghilang. Meninggalkan sebuah catatan kecil di atas meja rias.
"Aku pergi menemui Suho".
Oh, Taehyung tidak akan masalah dengan itu jika saja cuaca diluar normal. Tetapi sekarang di luar sedang badai, sialan! Dan Taehyung mendapati dirinya khawatir saat ini.
"Namjoon!"
Suara bariton itu menggema ke seluruh rumah. Ia ingat jika sempat melihat Namjoon berkeliaran di rumah tadi. Setelah mencari hampir ke seluruh sudut rumah, akhirnya pria itu melihat orang yang dicarinya muncul dari balik ruang kerja Jennie.
Pria berkacamata itu mengerutkan dahi saat Taehyung menghampirinya dengan mimik panik. "Ada apa?"
"Kau tahu dimana tempat tinggal Suho?"
"Suho? Kenapa kau tiba-tiba menanyakan itu?"
Taehyung berdecak gemas. Alisnya berkerut dalam melihat wajah bingung Namjoon.
"Jennie baru saja keluar untuk pergi kesana. Ke tempat tinggal Suho disaat badai seperti ini." jelasnya cepat.
Sontak mata Namjoon membola. "Bagaimana bisa? Kau sudah menghubunginya?" Taehyung menggangguk seraya menjawab, "sudah. Tapi ponselnya tidak aktif. Aku tidak bisa melacaknya dari GPS karena badai ini mengacaukan sinyal."
"Beritahu aku dimana tempat tinggalnya, aku akan membawa Jennie pulang." tuntut Taehyung lagi bersikukuh.
Pria berkacamata itu menatap Taehyung yang notabene majikannya juga dengan pandangan tak biasa. Namjoon lalu membuang pandang ke arah lain dan menarik napas, lalu iapun memegang pundak kanan Taehyung.
"Aku yakin dia baik-baik saja. Dia akan aman bersama Suho."
Mata Taehyung menyinis mendengar penuturan Namjoon. Jennie itu pergi ke rumah seorang pria, apa dia tidak khawatir?
Taehyung mendengus, menyingkirkan tangan si pria kacamata dari bahunya. "Baik," katanya sambil mengangguk kesal, "tidak masalah kalau kau tidak mau memberitahuku, aku akan mencarinya sendiri."
Tidak tahu kenapa mendadak ia jadi geram sendiri. Sebenarnya kenapa ia jadi sekhawatir ini? Apa karena sikap aneh Jennie yang sempat dilihatnya tadi? Atau karena hal lain? Perempuan itu selalu saja membuatnya melakukan hal gila.
Menyisakan wajah kesal yang kentara, Taehyung memutuskan untuk berlalu dari hadapan Namjoon. Persetan. Tanpa bantuan pria itupun ia yakin bisa menemukan tempat tinggal Suho.
Tepat pada langkah ketiga saat ia berbalik, suara Namjoon menahannya. "Baiklah, aku akan memberitahumu. Berjanjilah kau akan membawanya pulang dengan selamat."
Detik itu juga otot wajahnya yang tadi sempat tegang melemas. Entah kenapa perasaan lega membuncah dari dadanya.
•••
Di waktu yang sama, dibawah guyuran hujan lebat yang menghujam bumi, di sebuah sudut Kota Seoul, tepatnya didalam sebuah kawasan apartemen elit, dua orang manusia berbeda gender tengah duduk berpelukan di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
cʟᴀɴᴅᴇsтιɴᴇ
Fanfiction[M] Orang-orang pasti akan melakukan apa saja agar tujuannya tercapai. Sama seperti Jennie, perempuan superior yang rela melakukan apa saja agar dendamnya terbalaskan. Bahkan jika itu membuatnya harus memaksa anak petani sekalipun untuk menikah deng...