Suara sepatu menghantam lantai marmer di ruangan gelap. Saat saklar lampu di tekan bersamaan dengan suara pria yang menghela nafas kesar menuju sofa.
"Abang pulang malam lagi" ucap seorang wanita yang berjalan sambil menggenggam gelas berisi air dingin yang sudah mengembun di gelasnya "setiap hari pergi pagi pulang malam. Ga ada waktu nyantai dirumah, tahu gitu Belle ngekos aja biar bisa hang out bareng teman kuliah" sambungnya kini berdiri di depan pria yang menjadi objek omelannya
"ngekos aja sana, tapi jangan minta uang jajan sama Abang" kata Pria bercukur rapi itu
"Harestyo Abimana yang baik hati, maksud Belle itu baik. Belle khawatir Abang kelelahan dan ga punya waktu nyari istri. Negara aja di jagain, tapi ga bisa jagain pacar, makanya di gaet sama Mas Resta" kata Belle terduduk disamping Pria bernama Ares
"itu namanya jodoh, gadis cerewet. Gina bukan jodoh Abang makanya yang nikahin dia Resta" kata Ares membuka sepatunya
"ya karena Abang ga ada waktu untuk mbak Gina, padahal Belle udah srek sama Mbak gina, mama papa bahkan udah setuju, Abang aja yang ga peka kalau Mbak Gina udah mau nikah" kata Belle
"Anak kecil tahu banget sih" kata Ares beranjak dari duduknya
"gagallah cita-citaku punya kakak perempuan cantik seperti Mbak Gina" kata Belle
Ares hanya tertawa dan berjalan menuju kamarnya.
"tambah lagi umurmu tahun ini dan kau belum menikah Abang. 31 tahun ngapain aja sih" kata Belle setengah berteriak agar Ares yang berada di dalam kamarnya mendengar
"jagain negara kan? " kata Ares dengan nada mengejek
"ku sumpahin kau dapat mbak mbak cantik yang super jutek, Bang" kata Belle
"Amin" kata Ares "Makasih yah do'anya Bel" sambungnya dengan tawa terbahak yang membuat Belle semakin kesal
Belle memencet Ponselnya.
"gagal Ma, Abang sepertinya tidak tertarik dengan perempuan" kata Belle kesal
"..."
"gagallah Iphone edisi terbaru, Abang sih ga mau nikah" Belle terdengar akan menangis
"..."
"ih Mama" rengek Belle " ya udah, Belle juga mau tidur dulu" kata Belle memutuskan sambungan dan meminum air di tangannya
-Cloudious-
Suara berkas yang di lempar ke meja rapat memenuhi ruangan tersebut. Suasana nampak tenang ketika semua mata menatap seorang perempuan yang melempar berkas tadi tepat ke tengah meja rapat.
Wanita dengan stelan jas berwarna hitam berpadukan rok pensil hitam selutut dan kemeja berwana baby pink sebagai atasan.
Wajah kaku tanpa senyuman, kaca mata bertengger di hidungnya, mata tajam berwarna hitam pekat menatap satu persatu wajah yang berada di dalam ruangan itu.
"bagian HRD akan mengkonfirmasi mengenai hal tersebut secepatnya, Bu" kata Dien, manager HRD
"saya akan menunggu tidak lebih dari tiga jam dari sekarang" kata Wanita itu menatap Dien tajam membuat yang ditatap mengangguk pelan
"Bu, Aurora. Barusan pihak Sudciptyo Group mengkonfirmasi kesediannya mengenai proposal kerjasama kita seminggu lalu, meminta untuk penandatanganan kerjasama siang nanti" kata Harry memegang ponselnya di tangan
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA
RandomAurora kaku dengan aura dingin tak tersentuh, tak ada yang dapat menemukan cela dari kesempurnaannya, namun suatu saat air mata jelas terjatuh saat seorang pria tak sengaja mematahkan bulpoin hitam dengan metalik di ujungnya. "Aurora Janet" ucap s...