Aurora terdiam saat Ares muncul pagi buta di depan pintu rumahnya. Ia telah mengenakan seragamnya, sangat rapi dengan wangi parfume yang wangi. Berbanding terbalik dengan penampilan Aurora kini yang hanya memakai bathrobe dengan wajah masih polos tanpa make up.
"aku antar ke kantor" kata Ares mengikuti langkah Aurora yang belum selesai bersiap
Ia masih memakai bathrobe satin dengan rambut yang masih di roll.
mereka menuju meja makan, di meja sudah ada segelas air dan sebuah sandwitch di piring. Aurora memindahkan piring di hadapnnya ke depan Ares.
"jangan marah" kata Ares menatap Aurora dengan senyuman
"Bi, bikinin teh panas" teriak Aurora ke arah dapur
"nggih non" teriak Bi Inah
"Ra" kata Ares menatap Aurora yang berjalan menuju kamarnya
"aku pake baju dulu" kata Aura menuju tangga
"ini, Den" kata Inah meletakkan secangkir teh panas di hadapan Ares
"makasih Bi" kata Ares
"non Aura ga marah, Den. Kalau tingkahnya seperti itu biasanya malu" kata Inah
"malu? " tanya Ares
"Den Ares jemputnya kepagian, bahkan non Aura belum pake make up" kata Inah cekikikan
"kalau saya telat, nanti ga bakalan ketemu" kata Ares
"dimakan ya Den, non Aura biasanya lama" kata Inah melangkah ke dapur
Ares memakan sandwitch di depannya, menikmati teh dan mendial nomer 'Mama' di ponselnya.
"Ma" kata Ares saat telfon terhubung
"kamu udah siap? " tanya Wenny
" udah, bentar lagi berangkat" kata Ares "Do'ain lancar yah Ma" kata Ares
"hati-hati Res, ini teror skala besar loh. Kata Papa, kamu mesti minum vitamin, fisikmu harus kuat. Kamu tuh kebisaan kalau ga diingetin minum vitamin, selalu lupa" omel Wenny
"iya, Ma. Nanti Ares beli kalau udah mau ke bandara" kata Ares
"disana akan aman kan? " tanya Wenny
Ares tertawa.
"ini bukan penugasan pertamaku, Ma" kata Ares terkekeh
"tetap saja, Mama cemas, Res. Disana kamu melindungi banyak orang, tapi ga ada yang jamin kamu pulang dengan selamat" kata Wenny terdengar sedih
Aurora berjalan ke arah Ares sambil membawa tas di tangannya.
Ares tersenyum.
"Ares yang jamin akan pulang dengan selamat" kata Ares dengan senyuman menatap tajam ke mata hitam pekat milik Aurora yang datar tanpa senyuman
"kamu tuh ga bakalan ngerti perasaan Mama" kata Wenny semakin kesal
"aku akan pulang Ma" kata Ares masih memandang ke arah Aurora yang kini meminum susu di gelas
"telfon Mama kalau udah sampe yah" kata Wenny
"iya, bilang sama Papa, Ares pamit, maaf ga sempat ke rumah" kata Ares membuat mata Aurora membulat
Saat sambungan terputus, Ares meminum kopinya yang mulai menghangat.
"kamu tuh harusnya ketemu sama orangtua sebelum berangkat" kata Aurora datar
"udah sering, ini bukan penugasan kedua atau ketiga kalinya, Ra. Udah puluhan kali. Sekarang ada seseorang selain keluargaku yang harus aku temui sebelum berangkat" kata Ares memakan potongan sandwitch di hadapannya
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA
RandomAurora kaku dengan aura dingin tak tersentuh, tak ada yang dapat menemukan cela dari kesempurnaannya, namun suatu saat air mata jelas terjatuh saat seorang pria tak sengaja mematahkan bulpoin hitam dengan metalik di ujungnya. "Aurora Janet" ucap s...