Suara hak sepatu tinggi tersebut bersentuhan dengan lantai meninggalkan efek suara yang begitu kental.
Langkah pelan namun pasti menuruni tangga. Ia memakai kemeja satin berwarna biru langit yang lembut dipadukan dengan rok pensil selutut berwarna putih bersih, di tangan kanannya tersampir jas berwarna ping soft serta tas kerja di tangan kirinya.
"saya Harestyo Abimana"terdengar dari layar TV di hadapannya
Aurora tertegun. Ia menghentikan langkahnya dan terpaku menatap pria yang kini sedang berbicara.
"selaku wakil komandan pasukan khusus TNI AD melaporkan penangkapan anggota KKB Lekagak Telenggen berjumlah 24 orang dan 382 senjata api telah diamankan, 1 orang berhasil kabur dan masih dalam proses pencarian hingga sekarang"
Ia terus menatap layar TV dihadapannya, ia tak mendengar apapun perkataan pria tersebut. Matanya sibuk memerhatikan keadaan pria itu yang terlihat sangat lelah. Matanya yang dahulu berbinar, kini lelah dan sayu. Raut wajahnya yang dahulu penuh dengan senyuman, kini serius.
Aurora menutup bibirnya dengan telapak tangan, sedikit lagi ia akan menangis. Ia tak dapat menahan sesak di dadanya. Matanya terus menatap Ares di layar TV ruang makan.
"non" kata Inah menyadarkannya dari lamunan
Aurora segera menetralkan raut wajahnya dan berjalan menuju ke arah meja makan.
"Den Ares tampan sekali, gagah, banggalah non Aura punya pacar sepertinya"kata Inah mengantarkan susu hangat dan roti panggang di hadapannya
Aurora terdiam.
Pacar?
Sudut hatinya menertawai, tidak ada hubungan seperti itu diantara kalian, ejek dirinya
Ia menatap susu di tangannya.
Kau sudah melewatkan banyak hal konyol di hidupmu, Aurora. Hanya demi pria itu kau mengubah banyak hal dari dirimu, Aurora berkata dalam hatinya dengan menyesap susu di tangannya
Dengan perlahan Aurora memakan roti panggang di hadapannya. Ia tersenyum, senyuman menertawai setiap perbuatannya selama ini.
Bodoh, batinnya.
-Cloudious-
Harry berjalan masuk membawa berkas ditangannya.
"Bu, Pak Kenneth menunggu diluar" kata Harry
Aurora menghentikan pekerjaannya. Ia mengangguk dan menyuruh Harry mengizinkan Kenneth masuk.
"lama tak ada kabar, Bu Aurora yang cantik" kata Kenneth berdiri di hadapannya
Aurora tak menggubris, ia melanjutkan pekerjaannya.
"Ra, makan siang yuk" kata Kenneth tersenyum lebar
Ia menggeleng tanpa menoleh.
"Joe tak menghubungimu?" tanya Ken mengubah raut wajahnya menjadi terkejut
Aurora menatap Kenneth, tak lama kemudian ponselnya berbunyi.
"Ra, ayo makan siang, aku dan Marko sudah menunggumu, eh kalian maksudku" kata Juli
Aurora terdiam. Ia menggeleng.
"ayolah, Ra. Kau ini, kerja terus. Mau kau apakan uangmu itu, Hah? " teriak Juli
Aurora sampai menjauhkan ponsel dari telinganya.
Aurora menatap Kenneth yang tersenyum ke arahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA
De TodoAurora kaku dengan aura dingin tak tersentuh, tak ada yang dapat menemukan cela dari kesempurnaannya, namun suatu saat air mata jelas terjatuh saat seorang pria tak sengaja mematahkan bulpoin hitam dengan metalik di ujungnya. "Aurora Janet" ucap s...