Part 8

741 32 0
                                    

Suara hak sepatu tinggi tersebut bersentuhan dengan lantai meninggalkan efek suara yang begitu kental.

Langkah pelan namun pasti menuruni tangga.  Ia memakai kemeja satin berwarna biru langit yang lembut dipadukan dengan rok pensil selutut berwarna putih bersih,  di tangan kanannya tersampir jas berwarna ping soft serta tas kerja di tangan kirinya.

"saya Harestyo Abimana"terdengar dari layar TV di hadapannya

Aurora tertegun. Ia menghentikan langkahnya dan terpaku menatap pria yang kini sedang berbicara.

"selaku wakil komandan pasukan khusus TNI AD melaporkan penangkapan anggota KKB Lekagak Telenggen berjumlah 24 orang dan 382 senjata api telah diamankan,  1 orang berhasil kabur dan masih dalam proses pencarian hingga sekarang"

Ia terus menatap layar TV dihadapannya, ia tak mendengar apapun perkataan pria tersebut. Matanya sibuk memerhatikan keadaan pria itu yang terlihat sangat lelah.  Matanya yang dahulu berbinar,  kini lelah dan sayu.  Raut wajahnya yang dahulu penuh dengan senyuman,  kini serius. 

Aurora menutup bibirnya dengan telapak tangan,  sedikit lagi ia akan menangis.  Ia tak dapat menahan sesak di dadanya.  Matanya terus menatap Ares di layar TV ruang makan.

"non" kata Inah menyadarkannya dari lamunan

Aurora segera menetralkan raut wajahnya dan berjalan menuju ke arah meja makan.

"Den Ares tampan sekali,  gagah,  banggalah non Aura punya pacar sepertinya"kata Inah mengantarkan susu hangat dan roti panggang di hadapannya

Aurora terdiam.

Pacar? 

Sudut hatinya menertawai,  tidak ada hubungan seperti itu diantara kalian, ejek dirinya

Ia menatap susu di tangannya. 

Kau sudah melewatkan banyak hal konyol di hidupmu,  Aurora.  Hanya demi pria itu kau mengubah banyak hal dari dirimu, Aurora berkata dalam hatinya dengan menyesap susu di tangannya

Dengan perlahan Aurora memakan roti panggang di hadapannya.  Ia tersenyum, senyuman menertawai setiap perbuatannya selama ini. 

Bodoh, batinnya.

-Cloudious-

Harry berjalan masuk membawa berkas ditangannya.

"Bu, Pak Kenneth menunggu diluar" kata Harry

Aurora menghentikan pekerjaannya.  Ia mengangguk dan menyuruh Harry mengizinkan Kenneth masuk.

"lama tak ada kabar,  Bu Aurora yang cantik" kata Kenneth berdiri di hadapannya

Aurora tak menggubris,  ia melanjutkan pekerjaannya.

"Ra,  makan siang yuk" kata Kenneth tersenyum lebar

Ia menggeleng tanpa menoleh.

"Joe tak menghubungimu?" tanya Ken mengubah raut wajahnya menjadi terkejut

Aurora menatap Kenneth,  tak lama kemudian ponselnya berbunyi.

"Ra,  ayo makan siang,  aku dan Marko sudah menunggumu,  eh kalian maksudku" kata Juli

Aurora terdiam.  Ia menggeleng.

"ayolah, Ra.  Kau ini,  kerja terus.  Mau kau apakan uangmu itu,  Hah? " teriak Juli

Aurora sampai menjauhkan ponsel dari telinganya.

Aurora menatap Kenneth yang tersenyum ke arahnya.

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang