Part 19 (18+)

1K 35 1
                                    

Mereka sudah sampai di depan rumah besar milik Aurora sedari tadi, namun Aurora belum juga turun. Ia membiarkan tangannya dengan Ares terus terkait.

Ares terdiam cukup lama sebelum ia memajukan wajahnya dengan perlahan dan mencium sudut bibir Aurora membuat Aurora terkejut.

Aurora menatap Ares, menatap bibir Ares lebih tepatnya. Rasanya hangat dan manis secara bersamaan.

"aku tidak akan meminta maaf untuk apa yang ku lakukan barusan Ra" kata Ares kemudian

Aurora bergegas turun dari mobil Ares membuat Ares juga ikut turun.

Ia tak akan membuat pertemuan mereka akan berakhir untuk yang kedua kalinya.

"Aura, dengerin" kata Ares yang terhenti saat bibir Aura mencium bibirnya secara tiba-tiba

Mereka hanya terdiam cukup lama, hanya bibir yang bertemu dengan bibir. Namun semuanya berubah saat Ares mendorong tubuh Aurora kebelakang hingga menyentuh kap mobil membuat tangan Aurora menggantung pada leher Ares agar tak terjatuh.

Ares melumat bibir Aurora dengan pelan sehingga terdengar suara decapan ditengah ciuman mereka.

Beberapa kali bahkan Aurora merasakan tangan Ares menyentuh pinggangnya sehingga memberikan gelenyar aneh pada tubuh Aurora membuat Aurora membalas ciuman Ares dengan intens menghisap bibir bagian atas Ares mengikuti naluri dewasanya.

Meski ini ciuman pertama bagi Aurora, namun ia tak terlihat kalah akan permainan Ares. Kini Ares merapatkan tubuhnya agar tak ada lagi jarak diantara mereka.

Aurora kehilangan pikirannya. Ia tak ingin Ares melepaskan ciumannya. Namun, ini akan berakhir buruk jika terus dilanjutkan.

Ares tersadar lebih dahulu. Ia melepaskan bibir Aurora yang kini membengkak karena ulahnya. Ia mengacak rambutnya, terlihat bahwa Ares tengah meredam nafsunya.

"aku akan masuk, kamu hati-hati dijalan" kata Aurora

Namun Ares berhasil menggapai tangan Aurora. Ia melangkah dan mengusap sudut bibir Aurora yang masih basah karena ciumannya. "terima kasih, Ra" katanya diikuti oleh senyuman

-Cloudious-

Ares baru saja terbangun karena mimpi berciuman dengan Aurora yang sering ia alami sejak kejadian malam ulangtahun Wenny. Ia bahkan sering kali mendapati kasurnya basah karena mimpi itu.

Tak hanya ciuman, mimpinya semakin erotis sehingga membuat Ares memutuskan untuk kembali menggunakan Apartemennya agar Wenny tak curiga jika ares berganti seprey setiap hari. Yang akan mengetahui hanya asisten rumah tangga yang ia pekerjakan hanya dari pagi hingga siang saja.

Ares menatap foto Aurora yang tertidur di bingkai samping pembaringannya. Ia tersenyum, mengingat betapa agresifnya Aurora malam itu, membuat ia merasa bahwa Aurora masih mencintainya.

Ia tak pernah kehilangan senyumannya sejak kejadian itu, padahal ini sudah hari ke sembilan sejak ciuman pertama mereka. Ia belum siap bertemu Aurora. Ketakutannya bertemu bukan tanpa alasan.
Menatap foto Aurora saja dapat membuat libido pria dewasanya beranjak naik, apalagi jika bertemu.

Ares tak akan kuat menahan sesuatu dalam dirinya akan meledak jika menyaksikan Aurora secara langsung.

"Bang" teriak Belle dari balik pintu kamar Ares "ada Mama nih, cepat bangun" kata Belle masih mengetuk pintu kamr Ares

Ares terduduk di pinggir pembaringannya. Ia menghalau segala pikiran mengenai Aurora.

Saat keluar dari kamarnya setelah mencuci wajahnya, Wenny tengah menyusun bahan makanan memasuki kulkasnya.

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang