Aurora berjalan menggunakan hills 9 sentimeter berwarna merah marun. Dengan balutan dress putih tulang selutut dan rambut yang ia biarkan terurai curly, Ia menatap pintu di hadapannya.
Ares memesan sebuah restaurant di hotel bintang lima untuk pesta bersama para anggotanya di Kopassus. Malam ini akan ada banyak orang yang tak Aurora kenal membuat Aurora merasa cemas. Ia tak begitu nyaman dikeramaian dengan orang-orang tidak ia kenal.
Seseorang membuka pintu sebelum Aurora membukanya.
Ia melihat semua mata tertuju kepadanya membuat jantungnya berpacu tak karuan. Ia mencari wajah Ares di keramaian yang mendadak sepi karena kehadirannya.Nampaknya live musik pun menghentikan permainan mereka membuat Aurora merasa tak enak. Kedatangannya bagaikan tamu tak diundang saat semua mata menatapnya.
Tak jauh darinya, berjalan Fatur kearahnya.
"untuk Nona Aurora" kata Fatur memberikan sebuket mawar merah
Aurora terdiam, ia tak juga menerima uluran buket bunga dari Fatur.
"saya hanya memberi sebagai wujud terima kasih telah mendampingi komandan kami" kata Fatur semakin menyodorkan buket bunga itu
Aurora perlahan menerima buket bunga itu, tak lama datanglah seorang pria yang ia tak tahu memberikan buket bunga dan mengatakan hal yang sama.
Buket bunga ketiga ia terima dari tentara lainnya. Hingga ia menerima banyak sekali bunga dan tak bisa memegangnya.
Aurora digiring menuju ke tempat kosong dimana terdapat jauh lebih banyak bunga. Ia terkejut. Indah sangat indah. Ia bagaikan berdiri di tengah taman bunga yang terbuat dari susunan ratusan buket bunga. Beberapa siulan ia dengar dari beberapa anggota Ares yang mandangnya kagum.
Aurora menatap sekeliling, semua anggota Ares yang memakai pakaian seragam PDH mereka tersenyum dan memberikan pujian untuk kecantikannya yang tak bisa mereka pungkiri.
Aurora masih terbelalak. Ia tak menyangka akan diberi bunga sebanyak ini oleh tertara yang terkesan kaku seperti dirinya.
Bunga ditangannya perlahan ia susun agar menyatu dengan bunga-bunga di sekitarnya.
"dimana Ares? " tanya Aurora menatap Fatur, satu-satunya kenalan
Fatur tersenyum menunjuk pria yang berada jauh di hadpaannya, tepat diujung pintu masuk.
Dengan perlahan Aurora berjalan mendekat namun dilarang oleh fatur.
Mata Aurora menatap kearah Ares yang berjalan kearahnya dengan menggunakan seragamnya lengkap. Ia tersenyum, seluruh wajahnya di penuhi dengan senyuman. Dibelakang Ares ada Wenny, Surya dan Belle yang mengatakan hari ini tak bisa hadir membuat Belle semakin bingung.
Ia tak mengerti, apa mereka semua bersekongkol?
"aku senang, kamu memutuskan datang meski mengaku malu bertemu teman-temanku" kata Ares setibanya di hadapan Aurora
"wah, kita akan seing bertemu, Bu Harestyo" teriak salah seorang anggota yang dihadiahi sorakan anggota lainnya
Ares terkekeh. Ia menatap Aurora yang masih terkejut.
"Kata Tante, ga bisa datang" kata Aurora
"Ares merencanakan semuanya, maka jangan marah dengan tante, Ra" omel Wenny membuat Ares terkekeh
"Belle juga bohong" kata Aurora menatap Belle
Belle tersenyum "Mama Papa aja bohong, Mbak" kata Belle terkekeh
"aku malu, Res" kata Aurora sedikit berbisik agar hanya Ares yang mendengarnya
"Aurora" kata Ares berlutut membuat semua anggotanya ikut berlutut
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA
RandomAurora kaku dengan aura dingin tak tersentuh, tak ada yang dapat menemukan cela dari kesempurnaannya, namun suatu saat air mata jelas terjatuh saat seorang pria tak sengaja mematahkan bulpoin hitam dengan metalik di ujungnya. "Aurora Janet" ucap s...