Pagi yang indah, suara kicauan burung menemani Aurora memoles wajahnya dengan make-up. Ia sudah mendengar suara Belle dari balik pintu kamarnya, nampaknya Belle sudah berada di meja makan.
Hanya dengan mendengar suara Belle sepagi ini yang mendumel karna rotinya direbut Surya dapat membuat senyum di bibir Aurora tersungging.
Ia tak pernah mengalami hal ini selama 9 tahun setelah Rahendra meninggal. Dapur yang hangat karena cinta, suara kicauan burung, dan senyuman di pagi hari.
"ayo sarapan dulu, Ra" kata Surya saat Aura berjalan menuju meja makan
"kirain mbak Aura masih tidur" kata Belle
"ga mungkin lah Belle" tukas Surya
Wenny membalik piring yang ada di depan Aurora namun dihentikan oleh Aurora "saya akan melakukanya sendiri, Tante" kata Aurora membalik piringnya dan memindahkan Roti dengan selai keju di hadapannya. Ia meminum teh hangat di depannya. Rasanya berbeda, batinnya.
"hai Abang" kata Belle mengangkat ponselnya
Aurora terdiam, Surya dan Wenny merasakan perubahan diraut wajah Aurora.
"hi dek" suara AresAurora merasa nyaman saat mendengar suara Ares.
"mana Papa, abang mau ngomong" kata Ares
Belle menyerahkan ponselnya pada Surya dan melanjutkan makannya.
"gimana kabarmu Res? " tanya Surya
"baik Pa, Selamat ulang tahun Pa" kata Ares kemudian
Surya tertawa "semalam kami makan malam, seandainya ada kamu disini pasti lebih seru Res" kata Surya
"baru juga dua bulan Ares tinggalin" kata Ares tertawa "mau hadiah apa? Nanti Abang suruh Adek beliin" kata Ares
"kamu sehat-sehat saja, Papa sudah senang nak. Oh ya, cepat nikahlah, biar Papa dapat Cucu" kata Surya bercanda
Terlihat Ares hanya tersenyum "tanyain Mama lah, udah ada belum calonnya" kata Ares kemudian
Aurora menyimak percakapan mereka dan alangkah terkejutnya Aurora saat Wenny mengiyakannya.
Ares terdiam, tak ada suara lagi ketika Wenny mengatakan iya.
"kapan pulangnya Res? " tanya Wenny
"belum Ma. Ini masih di Sulawesi. Mungkin setahun lagi" kata Ares
"kamu ini, ga mau nikah apa Res" kata Wenny kesal
Ares terkekeh "maulah"
"ya makanya pulang" kata Wenny kesal
Ares terdiam. Surya mengambil alih ponsel Belle.
"jangan dipikirin kata-kata Mama sama Papa. Kamu fokus ya Res, jangan sampai terluka" kata Surya
"mbak mau ngomong sama Abang? " tanya Belle
Aurora menatap Belle dan menggeleng.
Dengan raut kecewa, Belle memutuskan Panggilan.
"Ma, kalau mama nyuruh Ares pulang terus nanti dia kepikiran dan ga fokus. Mama ga mau kan kalau Abang ada apa-apa" kata Belle masih melahap makanannya
"Mama tuh khawatir Bel" kata Wennyembela dirinya "dia tuh perginya lama banget, ga pernah kan sampe setahun kaya gini" kata Wenny
Mereka semua terdiam.
"maaf yah, Ra. Ares memang rutin menelfon setiap hari" kata Surya
Aurora mengangguk.
"mbak ga pernah di telfon? " tanya Belle

KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA
RandomAurora kaku dengan aura dingin tak tersentuh, tak ada yang dapat menemukan cela dari kesempurnaannya, namun suatu saat air mata jelas terjatuh saat seorang pria tak sengaja mematahkan bulpoin hitam dengan metalik di ujungnya. "Aurora Janet" ucap s...