Part 2

736 32 0
                                    

Wenny sedang menyiapkan sarapan di meja makan saat Ares keluar dari kamarnya.

"Abang pulang jam berapa lagi semalam?  Ga di apartemen,  ga dirumah,  pulang malam terus.  Bagus kalo kelayapan bisa dapat gebetan. Nah ini, kerja teross, isi dompet tapi ga isi rahim wanita" kata Belle

"Belle! " tegur Surya yang tengah membaca koran di sampingnya

"omonganmu,  Bel.  Do'ain Abangnya kaya' gitu" kata Wenny menatap Belle kesal

"habisnya Abang" kata Belle membela diri

Semenara yang menjadi objek pembicaraan hanya diam saja menikmati rotinya.

"gimana kabar kerjaaanmu?" tanya Surya menatap Ares

"sedang sibuk-sibuknya,  Pa.  Banyak agenda yang tertunda karna isu teror beberapa hari lalu bocor, dekat ini akan ada penugasan ke Papua" kata Ares meminum teh pekat nya

"bagaimanapun,  jaga kesehatan Res" kata Surya

"dan ingat cari istri,  nasehatin gitu juga,  Pa" kata Wenny menatap Surya dan Ares bergantian

"betul, Pa" celetuk Belle

"dengarlah sekali-kali permintaan Mamamu yang ini,  Res" kata Surya tertawa

Ares ikut tertawa,  ia paham Surya tak memaksanya menikah.

"anak sama papanya sama aja" kata Wenny menambahkan roti ke piring Surya

"Pa, Ares mau nanya tentang perusahaan yang menolak kerjasama Dengan perusahaan Papa kemarin, itu kenapa? " tanya Ares,  ia penasaran. Sangat.

"menolak kerjasama? " tanya Surya

"Abang mau kerja kantoran juga? " tanya Belle

Ares hanya tersenyum.

"Deny yang cerita? " tanya Surya

"ah tidak,  Ares tidak sengaja bertemu wanita yang sedang membahas pembatalan kerjasama dengan Sudciptyo Group beberapa hari lalu" kata Ares meminum tehnya kembali

Surya terdiam.

Ia tersenyum.

"Mama tahu itu,  kemarin Deny menyebut nama perempuan, pusinglah kepala papamu karena perusahaan perempuan itu lebih memilih rugi triliyunan rupiah dibandingkan bekerjasama dengan perusahaan Papa" kata Wenny  "iya kan Pa? "tanya Wenny

Surya kembali tersenyum,  ia menutup koran yang ia baca sedari tadi.

"namanya Aurora Rahendra" kata Surya

Ketiga pasang mata di meja makan itu menatap ke Surya.

"9 tahun yang lalu, perusahaan itu mengalami kebangkrutan karena Rahendra meninggal dunia.  Satu-satunya yang punya kuasa diperusahaan itu adalah adik kandungnya,  tapi tidak menguntungkan sama sekali.  Saham perusahaannya menurun drastis.  Hingga dua tahun setelahnya nama Rahend Corp muncul kembali saat anak kandungnya mengambil alih perusahaan" kata Surya

"Aurora? " tanya Ares

"kamu mengenalnya,  Res? " tanya Wenny

Ares menggeleng pelan, "hanya beberapa kali melihatnya" kata Ares

"itu perusahaan yang cukup terkenal loh Pa" kata Belle menatap Surya penasaran

"tidak hingga 3 tahun lalu. Hanya butuh 3 tahun untuk gadis itu membuat perusahaan Ayahnya lebih terkenal dari saat Rahendra yang memimpin. Perusahaan yang memiliki saham besar pada beberapa perusahaan lain,  bahkan mereka sudah memiliki beberapa anak perusahaan di bidang properti dan tambang batu bara" kata Surya

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang