Ares setengah merapikan rambutnya di depan meja rias Aurora. Ia tiba setengah jam yang lalu ketika Aurora baru saja mulai memilih baju.
"Papa juga akan hadir bersama Mama" kata Ares tersenyum saat Aurora kini sudah rapi dengan gaun abu gelap panjang menutupi kakinya
"Om Surya memang salah satu rekan bisnis mereka" kata Aurora menenteng Tasnya dan berjalan kearah Ares
"aku tak begitu mengerti dunia bisnis" kata Ares tersenyum
Aurora memperbaiki dasi Ares dan mengelus dadanya "terima kasih sudah menemaniku" kata Aurora menatap Ares dalam
"akan banyak hati yang patah malam ini" kata Ares menggenggam tangan Aurora melangkah beriringan
Aurora hanya terdiam.
"aku tak masalah, bagiku, memasuki kehidupanmu sama artinya aku harus belajar duniamu" kata Ares tersenyum
"terima kasih, Ares" kata Aurora tersenyum
Mereka baru saja memasuki sebuah ballroom hotel ternama. Hari ulangtahun pemilik Alfadisse group, Davidson Alfadisse.
Mata tertuju kepada Ares yang kini menggenggam tangan Aurora. Beberapa diantara mereka banyak yang berbisik. Aurora tahu, membawa Ares pada acara ini sama artinya mengumumkan hubungan mereka.
Namun itu tak berlangsung lama, suasana kembali hangat saat Davidson-pemilik Alfadisse Group menghampiri mereka dan berjabat tangan.
"terima kasih sudah datang, Aurora" kata David tersenyum
Disamping David terlihat wanita cantik bergaun putih tengah tersenyum menatap Aurora.
"saya senang dapat hadir kembali pada perayaan ulangtahun anda" kata Aurora mengangguk
"saya mengira hubunganmu dengan anak Sucdiptyo Group hanya kabar burung saja" kata David tersenyum "saya senang, kamu secepatnya akan menikah, Aurora" kata David yang salah satu Teman dekat Rahendra, setahu Aurora.
Aurora hanya menunjukkan senyum tipisnya. "jika tak keberatan, saya akan mengundang Bapak ke acara pernikahan kami dua minggu lagi" kata Ares tersenyum
"tentu, saya senang jika itu terjadi" jawab David "baiklah, saya harus menyapa tamu yang lain" sambungnya di jawab anggukan oleh Aurora dan Ares
"Pak Davidson adalah teman Papa, dia banyak membantuku saat membangun perusahaan" kata Aurora meneguk minumannya
"tapi kalian nampak tak akrab" kata Ares
Aurora perlahan menatap Ares "istrinya menganggap aku selingkuhannya" kata Aurora terdiam
Ares terkejut.
"perempuan yang tadi? "tanya Ares
"itu Carissa, anaknya. Istrinya sudah meninggal tiga tahun lalu" kata Aurora
Ares terdiam "aku senang, kamu menceritakan tentang kehidupanmu padaku" kata Ares
Aurora terdiam. Kemudian menggenggam tangan Ares yang tengah mencari seseorang.
"Arland" ucap Ares saat matanya menemukan seseorang yang ia cari
Aurora terdiam, ia perlahan berbalik dan menemukan sosok yang di sapa oleh Ares kini berada di depan matanya.
Matanya membulat, ia terkejut.
Pria bernama Arland sama terkejutnya. Mata Arland kemudian tertuju pada tangan Ares dan Aurora yang terkait.
"Aura" ucap Arland memandang Aurora
Jidat Ares berkerut tanda ia bingung.
"kau mengenal Aura ternyata" kata Ares tersenyum menatap Aurora yang masih terkejut "dia sahabat yang ku ceritakan kemarin" sambungnya

KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA
RandomAurora kaku dengan aura dingin tak tersentuh, tak ada yang dapat menemukan cela dari kesempurnaannya, namun suatu saat air mata jelas terjatuh saat seorang pria tak sengaja mematahkan bulpoin hitam dengan metalik di ujungnya. "Aurora Janet" ucap s...