Part 4

693 35 0
                                    


"aku minta maaf, Joe.  Om Cristof menerima kerjasama dengan Sudciptyo Grup tanpa persetujuanku" kata Aurora berjalan menuju ke arah mobilnya dengan Harry yang mengikutinya

"kau ini,  kau janji akan berlibur hingga minggu disini.  Setelah resepsi bahkan batang hidungmu sudah hilang" kata Juli setengah berteriak

"kau tahu kan aku tidak bisa membiarkan Om Cristof " kata Aurora dengan nada menyesal

"untung saja hadiah darimu mahal,  jadi sakit hatiku bisa terobati dengan cepat" kata Juli maseh dengan nada sebal

Aurora tersenyum. "semoga saja kamu suka" kata Aurora

"mau ga suka gimana? Satu set perhiasan yang angkanya 9 digit,  gila kamu" kata Juli

"aku senang jika kamu suka" kata Aurora

" how lucky I am, Ra" kata Juli "makasih yah,  sana kerja lagi" kata Juli

Aurora kembali menatap Tabnya yang menampakkan surat perjanjian kerjasama Rahend Corp.  dan Sudciptyo Group.

"kau sudah menghubungi sekertaris mereka? " tanya Aurora

"beliau sudah menunggu kedatangan Ibu" kata Harry yang duduk di depannya


Surya terduduk di sofa sambil menyesap kopi panasnya, disampingnya duduk seorang wanita bersetelan putih tengah menatap Aurora.

"senang bisa bertemu lagi denganmu,  Aurora" kata Surya tersenyum dan menyambut kedatangannya

"terima kasih telah menyempatkan waktu menerima kedatangan saya,  Pak Surya" kata Aurora tersenyum

"ya,  tak apa.  Kenalkan,  Istri saya" kata Surya

"Aurora" kata Aurora mengulurkan tangannya

"Wenny" kata istri Surya

Mereka saling menjabat. 

" maaf kan saya atas kesalahfahaman ini Pak" kata Aurora memulai pembicaraan

"sudah saya duga,  kamu orang yang to the point,  Aurora" kata Surya terkekeh

Wenny yang bingung hanya memainkan ponselnya di samping Surya

"saya ingin membatalkan kerjasama yang di setujui oleh Pak Cristof" kata Aurora

"kenapa tidak kita lanjutkan saja?  Tak ada yang salah dengan kerjasama ini" kata Surya mulai serius

"saya punya alasan untuk tidak dapat menerima kerjasama ini,  Pak" kata Aurora

"ternyata selain sombong kau juga angkuh rupanya" kata Wenny di sela-sela pembicaraan mereka

Aurora terdiam.  Ia tertunduk. 

"saya minta maaf atas ucapan istri saya,  Aurora" kata Surya

"saya akan kirimkan pembatalan kontrak sebelumnya,  saya datang kemari hanya ingin meluruskan kesalahfahaman yang terjadi,  terima kasih,  saya permisi dulu" kata Aurora berdiri dan tersenyum kemudian melangkah keluar dari ruangan ini

"Sombong sekali dia,  seenaknya,  ga ada sopan santunnya jadi anak muda" kata Wenny kepada Surya yang berhasil Aurora dengar sebelum ia meninggalkan ruangan Surya

"sudahlah Ma,  sebagai enterpreneur memang seperti itu.  Apalagi Papa sudah pernah menyinggungnya di pertemuan pertama kami.  Saat omnya menelfon ke kantor Papa dan menyetujui kerjasama yang Papa ajukan,  Papa sudah yakin bahwa Aurora tidak mengetahuinya" kata Surya meminum kopinya

"Papa kenapa sih masih belain anak itu" kata Wenny kesal

"karna Papa seakan bercermin ketika melihat dia sejak pertemuan pertama kami" jawab Surya dengan senyuman tajam

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang