Arya tengah memasang jaket di badannya. Ia tersenyum menatap Aurora.
"saya pulang dulu Mbak, kalau butuh apapun, jangan segan-segan telfon saya. Anak ini merepotkan jika terlalu mbak manja" kata Arya
Belle yang berdiri di sampingnya hanya memanyunkan bibirnya tanda protes.
"jangain, Bel. Jangan malah kamu yang di jagain Mbak Aurora" kata Arya mengacak pucuk kepala Belle
"Ya, ih ngomel mulu kek ibu-ibu" kata Belle kesal
"saya pamit yah, Mbak" katq Arya berjalan keluar setelah melihat Aurora mengangguk menatapnya
"kamu seharusnya pulang sama Arya" kata Aurora melanjutkan bacaannya
"kalau aku pulang mbak ga akan istirahat, ini aja malah baca buku dari sore" kata Belle mendekat ke pembaringan
Aurora tak menggubris saat Belle masuk kedalam selimut.
"aku ga nyangka mbak sarah dan Abang udah sedekat itu" kata Belle menatap langit-langit
Aurora menghentikan bacaannya. Ia lalu menyimpan buku beserta kaca matanya di nakas. Lalu bergabung dengan Belle dengan membaringkan tubuhnya.
"Sarah baik dan tulus" kata Aurora
Belle berbalik, menatap Aurora yang membelakanginya.
"mbak ga kesal? " tanga Belle sarkas
"Ares punya kesempatan mendekati perempuan manapun" kata Aurora
"kenapa sih cinta orang dewasa itu ribet banget, Mbak? " tanya Belle
Aurora tertawa.
Belle kesal, "Mbak Aurora tidak kesepian? " tanya Belle
"ada kamu" kata Aurora singkat
"ih maksud Belle, kalau punya pasangan itu kan enak, bisa minta dianterin, kalau tidur ada yang temenin, makan bisa berdua, rumah jadi rame, apalagi kalau udah punya anak" kata Belle terdengar antusias
"Bel" ucap Aurora membalik badannya menatap Belle
Jarak mereka lebih dari setengah meter.
Bibir Aurora tersenyum, sangat indah membuat bibir Belle yang tadinya manyun kini ikut tersenyum.
"dua tahun ini, mbak belajar banyak hal. Melalui keluarga kalian. Mungkin Tuhan mempertemukanku sama Ares sebagai jalan bisa mengenal keluarga kalian. Bagi mbak, menjadi orang yang ada ditengah-tengah keluarga kalian yang hangat sudah membuat mbak bahagia" kata Aurora
Belle sedikit lagi akan menangis, ia tersentuh dengan kalimat panjang yang dilontarkan Aurora padanya. Wujud syukur Aurora yang tidak pernah terlihat sebelumnya.
"tante Wenny yang sudah menganggapku seperti anak sendiri, Om Surya yang memperlakukanku seperti caranya memperlakukan kamu, dan kamu juga, sayang sama mbak kan? " tanya Aurora
Belle mengangguk, kini air matanya sudah mengalir deras.
"meskipun Bang Ares nikah sama oranglain, mbak Aurora tetap akan datang kerumah kan? Makan malam, nginap, jalan sama aku, iya kan? " tanya Belle
Aurora mengangguk.
"kalau begitu, Belle bisa tenang" kata Belle
"sekarang, bisa mbak tidur? " tanya Aurora
Belle tersenyum dan mengangguk.
Aurora pun memiringkan badannya ke arah berlawanan dengan Belle. Ia jujur dengan perkataannya, tapi ia ragu akan perasaannya ketika mengucapkan kerelaannya jika Ares bersanding dengan wanita lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA
RandomAurora kaku dengan aura dingin tak tersentuh, tak ada yang dapat menemukan cela dari kesempurnaannya, namun suatu saat air mata jelas terjatuh saat seorang pria tak sengaja mematahkan bulpoin hitam dengan metalik di ujungnya. "Aurora Janet" ucap s...