MADELINE NEW LOOK

10.1K 1.4K 20
                                    

Esok paginya, dari balik tirai sebuah kamar di lantai dua penginapan Serramarrocco, Madeline melihat Angelo keluar bersama Robin. Mereka tampak akrab ketika menaiki kereta kuda tertutup. Seringai indah terbentuk di wajah Madeline ketika kereta kuda itu bergerak pergi.

Kakaknya, Angelo Di Russo, memang tidak dapat dianggap remeh, lelaki itu pintar sekali memperdaya lawan dengan wajah tidak berdosanya. Sekarang gilirannya, dia tidak boleh menggagalkan rencana ini. Madeline mendengkus, kemudian menutup tirai.

Wanita berambut merah itu beranjak ke sisi tempat tidur, di mana seorang wanita tertidur pulas dengan selimut tersingkap. Digoyangkan tangan wanita itu untuk membangunkannya, "Sofia, bangunlah. Hari sudah pagi. Sofia."

Melihat wanita yang sepantaran dengannya tidak juga bangun, Madeline bergerak lebih dekat dan menepuk-nepuk pipinya. Tepukannya semakin keras setiap kali dia memanggil namanya.

"Kau tahu Sofia, aku tidak akan berhenti menepuk pipimu sampai kau bangun. Tidak peduli, jika para lelaki di bawah melihatmu dengan pipi bengkak."

"Lelaki?" Seperti tersengat ratu lebah, Sofia tidak saja terbangun, wanita itu langsung terduduk tegak. Matanya yang merah dah sayu beredar ke sekeliling ruangan, mencari sosok yang disebutkan Madeline barusan. "Mana lelaki?"

Madeline tidak dapat menahan tawanya, sahabat yang sudah seperti saudara itu sepertinya memang tidak dapat hidup tanpa lelaki. "Mereka sudah pergi. Sekarang giliranmu membantuku berias."

"Oh, Tuhan, mengapa mereka pergi begitu cepat?" Sofia menangkupkan kedua tangannya ke wajah. "Aku sebaiknya mandi dan berpakaian. Apa yang akan kau lakukan pada dirimu, Maddy?"

"Bantu aku menyamar menjadi Signore Guizeppe."

Bola mata hitam Sofia membulat dan menatapnya tak berkedip, "Apa kau sudah gila, Maddy? Kau tidak mengatakan apa pun mengenai menyamar menjadi Signore Guizeppe ketika mengajakku. Lagipula, kau itu seorang wanita, bagaimana kau bisa mengubah diri menjadi seniman tua itu?"

"Oh, anggap saja aku lupa. Ketika Angelo berkata dia perlu penata rias, aku hanya bisa memikirkan satu orang yang bisa kuandalkan. Dan, tidak ada yang tidak mungkin, Senorita. Setiap tahun, bukankah kita selalu berdandan menjadi orang lain? Percayalah. Semuanya tergantung kepercayaan diri dan konsistensi."

"Aku tahu! Tapi, kau harus ingat, di karnaval kita masih berdandan sesuai dengan jenis kelamin, dan perayaan itu hanya berlangsung paling lama satu hari. Sekarang, kau mau berdandan ala lelaki? Katakan padaku, berapa lama kau akan berdandan sebagai Signore Guizeppe?

"Pertanyaan terbesarku adalah bagaimana caranya menyembunyikan rambut merah yang lebat dan indah itu? Lalu, apa yang akan kau lakukan pada bentuk dada yang menggemaskan itu? Oh, jika saja organ itu bisa dipindahkan, aku rela menukarnya denganmu." 

Rona di wajah Madeline tampak nyata ketika pandangan Sofia turun dari wajahnya ke bagian dadanya. Tanpa korset, dan dalam pakaian tidur berbahan katun tipis, lekuk tubuh Madeline yang indah terlihat samar.

"Fokus, Sofia!" Hardikan yang keras berhasil membuat Sofia mengejap dan memindahkan kembali tatapannya ke wajah Madeline. 

"Ah, maaf, kau membuatku frustrasi! Nah, kembali mengenai dadamu, apakah kau tidak akan menggunakan korset? Apa kau tahu, terlalu sering melepas korset bisa membuat payudara yang indah turun ke perut?"

Madeline tertawa mendengar kata frustrasi, tapi dia percaya bahwa perasaan tertekan mampu membuat seorang berusaha lebih keras. "Aku tidak punya pilihan, Sofia. Pokoknya, kau harus membantuku kali ini. Keahlianmu sangat dibutuhkan, itu sebabnya Angelo memilihmu."

TO DESIGN A DUKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang