Menjelang season di Windsor, Ibu terlihat sangat sibuk mengatur urusan rumah tangga. Undangan sudah selesai disebar ke seluruh penjuru Inggris Raya sampai Irlandia. Kastel Windsor juga sudah mulai dihias dan diperbaiki di beberapa bagian untuk mempercantik interiornya. Peralatan makan dari perak dan keramik terbaik dikeluarkan dan dibersihkan dari gudang.
Tujuh hari dari sekarang, kastel ini akan penuh dengan orang-orang yang menatapnya dalam horor, jika mereka memutuskan datang. Robin merasa besar kemungkinan kalangan ton tidak akan mengirim puterinya menghadiri season di Windsor. Ajang pencarian jodoh kali ini terasa seperti dongeng Beauty and The Beast.
Hanya saja, si buruk rupa ini tidak akan berubah menjadi pangeran tampan, pikir Robin getir dalam ruang perpustakaan.
"Your Grace, Duke of Hartington dan istrinya telah tiba," ujar Bernard, kepala pelayan Kastel Windsor, mengumumkan dari mulut pintu ruang perpustakaan.
"Tolong antar mereka kemari."
Kepala pelayan itu mengangguk dan mundur diri. Beberapa lama kemudian, dia kembali bersama Nicholas dan Andara. Seorang anak perempuan dalam gendongan sahabatnya membuat wajah Robin berseri, sudah lama mereka tidak bertemu. Pertemuan terakhir mereka rasanya hampir dua tahun yang lalu, saat season di Hartington di gelar. Dia segera mendekat untuk menyambut mereka.
Robin masih ingat kehebohan seisi ruangan ketika tuan rumah mengumumkan pernikahan Andara dan Nicholas yang tiba-tiba. Tidak ada yang berpikir bahwa Nicholas bisa jatuh cinta pada wanita yang level keras kepalanya sama. Kenyataan bahwa mereka saling mencintai sampai sekarang membuat Robin turut bahagia.
"Ah, lucunya!" Robin memegang tangan mungil bayi itu dengan jarinya. Dengan acuh, Duke of Windsor mempersilakan sahabatnya duduk, sementara pandangannya terpaku pada wajah Andara yang memesona.
Dia tidak mungkin tidak menyadari perut Andara yang membulat. Ada keinginan untuk mengelus perut wanita yang keberaniannya selalu dia kagumi, tapi tentu saja, Robin tidak akan melakukannya. Nicholas yang posesif bisa dengan spontan membuatnya tersungkur ke lantai dan baru bangun saat season di Windsor dimulai.
"Your Grace, kau terlihat cantik seperti biasa," ujarnya sambil mencium punggung tangan Andara.
Wajah Duchess of Hartington tersipu, seperti biasanya, setiap kali mereka bersitatap. Iris keemasan itu menyorot penuh sayang. Tidak ada tanda-tanda bahwa wanita itu muak dengan penampakannya yang baru.
Oh, Tuhan, jika saja ada dua orang Andara, maka dia rela pergi ke ujung dunia untuk menikahi kembarannya.
"Anak kedua sedang dalam perjalanan kurasa?" tebak Robin mengalihkan perhatiannya dari pesona wanita itu.
Iris mata keemasan milik Andara membelalak. "Oh, apakah aku terlihat gemuk? Apakah sekarang hidungku bengkak atau mungkin bibirku menebal? Katakan padaku, Your Grace," cecar Andara khawatir.
Robin tidak dapat menyembunyikan rasa gelinya akan reaksi Andara. "Hei, Nic, ada kemajuan rupanya. Your Grace, dulu kau bahkan tidak malu untuk berjalan di bawah istal tanpa crinoline."
"Empat bulan, Rob. Dan hormon yang membuatnya menjadi manja seperti itu. Catat baik-baik ketika nanti kau memiliki istri." Ruangan itu segera ramai dengan tawa Robin dan Nicholas, sementara Andara merengut kesal.
Robin menyeringai. Mengambil selangkah lebih dekat, dia mengulurkan jemari dan mengangkat dagu Andara. "Jangan khawatir, Your Grace. Di mataku, kau selalu sempurna."
"Hei, rayu calon istrimu sendiri. Dan tolong, lepaskan tanganmu dari istriku," hardik Nicholas. "Apa kau percaya ini, Baby? Lihat itu, pamanmu merayu Mommy?" ujar Nicholas meminta dukungan anaknya. Andara ikut tertawa sekarang, kemudian wanita itu bergerak mengambil bayinya dari tangan Nicholas.
Bebas dari sang bayi, Nicholas langsung bergabung dengan Robin yang duduk di sofa berukuran besar. Jemari panjangnya tanpa ragu menuangkan Martel XO ke dalam dua buah gelas yang sudah menunggu di depan.
"Bagaimana dengan lukamu, Rob? Dan ... boleh aku tahu, mengapa kau mengudangku kemari dan meminta daftar aset kastel Hartington? Apakah kau sedang dalam kesulitan?"
"Aku baik-baik saja, Nic. Luka ini sudah sembuh sepenuhnya, jangan khawatir. Mengenai cacatnya, hanya seorang Myrddin(*) yang bisa menghilangkannya." Robin terkekeh di bawah tatapan prihatin Nicholas. "Aku errr ... bagaimana aku harus mengatakannya?"
"Apa kau pikir kita baru berteman satu atau dua tahun? Katakan saja, Rob."
Iris sebiru laut dalam itu mempertimbangkan sesuatu sebelum berkata, "Aku berniat melarikan diri ... dari Ibu."
"Apa?" tanya Nicholas dan Andara bersamaan, diikuti gumaman tidak jelas dari bayi dalam gendongannya.
"Tapi, Your Grace, season di Windsor akan mulai minggu depan dan—"
"Justru karena itu, Your Grace, aku harus pergi. Lebih baik kau bunuh saja aku dan kuburkan mayatku segera. Aku tidak bisa melihat ekspresi para tamu kala menatap pada wajah yang mengerikan ini. Aku tidak sanggup."
"Oh, Robin." Andara melayangkan tatapan memelas dari jauh, membuat Robin membuang muka. Dia tidak perlu dikasihani. Diambil gelasnya dari atas meja dan dengan sekali teguk, Robin menandaskan minuman dalam gelas kristal kemudian mengisinya kembali.
"Aku mengerti, Rob. Para ibu memang kadang terlalu mencampuri urusan kita, terutama dalam hal asmara. Bedanya, aku mengenal ibumu hampir seumur hidupku dan Lady Marie bukanlah jenis ibu yang lemah lembut," ujar Nicholas, kemudian menyesap scotch whiskey-nya perlahan.
"Kau juga mengenalku, Nic. Kau tahu aku tidak akan peduli apa reaksinya nanti. Mungkin Mom akan histeris, hingga memecahkan semua vas dalam kastel. Atau, dia mungkin akan kejang-kejang dan pingsan, saat mengetahui aku pergi. Tapi Mom harus tahu, cukup satu kali saja aku dipermalukan di depan umum. Tidak ada lain kali."
Tarikan napas berat mendahului kalimat Duke of Hartington. "Kalau tekadmu sudah bulat, aku akan mendukung, tapi berjanjilah untuk kembali secepatnya." Setelah mendapatkan anggukan dari Robin, Nicholas melanjutkan, "Mari kita bahas, tempat pelarian macam apa yang kau inginkan?"
"Yang jelas, sepi dari manusia. Terpencil. Di belahan dunia mana pun tidak masalah, Nic. Aku hanya harus pergi dari sini segera, sebelum season di Windsor mulai."
Alis Nicholas berkerut dalam sebelum mengutarakan pikirannya, "Aku baru saja mengakuisisi sebuah menara dari Antonio Pepoli karena tuan tanah itu gagal membayar hutangnya. Menara itu cukup terpencil dan tidak besar, tapi pemandangan laut di sana sungguh indah. Kurasa, kau akan menyukainya."
"Deal! Berapa harganya?" tanya Robin. Ketika Nicholas sibuk membuka-buka catatan estat keluarga Hartington, Robin yang tidak sabar segera menambahkan, "Dengar, Berapa pun harganya tidak masalah, Nic. Aku beli. Katakan padaku di mana letaknya, jadi aku bisa segera mengatur rencana keberangkatan."
Nicholas menegakkan tubuh, lalu seringainya mengembang. "Torretta Popeli, Sisilia."
GLOSSARY :
(*) Myrddin = Merlin, penyihir terkenal dalam dongeng Inggris kuno
KAMU SEDANG MEMBACA
TO DESIGN A DUKE
Tarihi Kurgu[AZA Award Winners] [Wattys2021 Short Listed Story] [Wattys2021 Winner - Historical Fiction] Spin-off The Horse Whisperer. Hidup Robin Redford atau yang lebih dikenal sebagai Duke of Windsor berubah dalam satu malam. Serial kejadian buruk menimpanya...