"Cukup. Sudah kukatakan, aku tidak akan meninggalkanmu, Maddy," ujar Conrad kesal saat menanggapi permintaan Madeline yang disampaikannya sepanjang jalan, agar lelaki itu segera kembali ke rumahnya dan menolong Robin.
Joki itu langsung turun dari kuda, sesampainya mereka di Marina di Sciacca yang merupakan kawasan pelabuhan, kemudian tangannya terulur untuk membantu Madeline.
Wanita itu mendengkus. "Tidak perlu. Aku bisa sendiri," tolak Madeline, merasa kesal karena Conrad menolak permintaannya.
Perlahan Madeline memindahkan kakinya ke salah satu sisi dan meluncur turun. Hampir saja dia terjembab di tanah, jika tangan Conrad tidak buru-buru menangkap pinggang dan menariknya dalam dekapan. "Kepalamu masih saja sekeras dulu."
"Conrad, apa yang kau lakukan?"
"Memelukmu."
"Lepaskan aku." Madeline mendorong dada lelaki itu, tapi pegangan Conrad mengunci pinggangnya lebih erat. "Apa yang--"
Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya, bibir Conrad meluncur turun dan mencium Madeline dengan nafsu. Didorongnya lagi dada lelaki itu, berusaha menjauhkan diri dari pagutan yang basah
"Conrad, hentikan!"
Merasa tidak digubris, Madeline mengigigit bibir yang sedang melumat bibir atasnya hingga lelaki itu merintih sakit. Belum cukup sampai di sana, Madeline menambahkan tamparan pada pipi Conrad dan berhasil memukulnya mundur dua langkah.
"Rasakan! Itu balasanmu karena telah menjadi seorang bajingan!" maki Madeline dengan napas terengah. "Di mana otakmu? Kau pikir, setelah mencampakkanku dulu dengan mudah aku akan menerimamu kembali?"
Membawa kemarahannya, Madeline melangkah masuk dalam hiruk pikuk kawasan Marina, tidak menggubris Conrad yang menyusulnya dari belakang. "Maddy, dengar ... Robin menyuruhku pergi denganmu, karena dia ingin kau dan aku bersama."
"Apa?" Langkah wanita itu berhenti, netra hitamnya yang besar menatap Conrad dengan rasa terkejut.
"Itu benar, Robin sudah memberi restu. Aku tahu ini bukan saat yang tepat, tapi maukah kau menikah denganku?"
Madeline menatap mantan tunangannya dengan rasa tidak percaya. Seingatnya, Robin-lah yang jatuh dari ketinggian menara dengan kepala membentur tembok, tapi mengapa otak Conrad yang rusak?
"Oh, mio Dio! Kau benar, ini bukan saat yang tepat untuk memikirkan itu. Sekarang pergi dan bantu keluargamu menghadapi Angelo dan gerombolannya," usir Madeline. Dia memutar tumit dan meneruskan langkahnya.
Keningnya berkerut menangkap pemandangan sepanjang jalan yang tidak biasa, orang-orang berlalu lalang sambil menenteng tas besar dan koper. Bunyi peluit panjang dari arah laut membuat wanita berambut merah itu menoleh dan menduga kapal besar baru saja bersandar di dermaga.
Tidak mungkin rasanya jika orang-orang ini pergi berpelesir, mengingat sebagian besar penduduk Sisilia adalah rakyat miskin. Lalu, mau ke mana mereka semua?
Wajah Conrad tiba-tiba muncul di depan, menemani langkahnya sambil berjalan mundur. "Maddy, aku minta maaf, sungguh. Dan percayalah, aku telah berubah menjadi lelaki yang lebih baik. Aku kembali karena ingin memperbaiki kesalahan masa lalu. Menikah denganmu. Kita bisa pindah ke Inggris dan tinggal di Kastel Hartington."
Madeline berdecih mendengar narasi Conrad. Sekali pun niatnya datang dari hati terdalam, tidak ada sisa ruang dalam hati Madeline untuk lelaki itu. "Dengar, sekali pun kau adalah Raja Inggris, aku tidak akan menikah denganmu. Aku juga tidak mengerti, mengapa kau membuang waktu demikian banyak untuk hal yang tidak penting?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TO DESIGN A DUKE
Ficção Histórica[AZA Award Winners] [Wattys2021 Short Listed Story] [Wattys2021 Winner - Historical Fiction] Spin-off The Horse Whisperer. Hidup Robin Redford atau yang lebih dikenal sebagai Duke of Windsor berubah dalam satu malam. Serial kejadian buruk menimpanya...