PROLOG

175K 11.5K 516
                                    

Gadis itu menangis dalam diam. Sibuk Merutuki dirinya sendiri yang sungguh tidak berguna. Mama nya masih mengomel sedari tadi, diamnya freya bukannya mendengarkan nasihat mama nya, tetapi sibuk berfikir bagaimana caranya agar terbebas dari kehidupannya.

Freya kresanova valentine. Atau yang biasa dipanggil Frey oleh teman temannya. gadis nakal berparas manis yang masih menduduki bangku SMA. Sedang Duduk berjongkok menyender di pintu kamarnya. Dengan kedua telinga yang tersumpal kapas putih yang sengaja ia pakai kan di telinga nya guna mencegah suara mama nya agar tak masuk ke telinga.

Cukup sudah. Freya ingin pergi dari sini.

Jika ada mesin waktu, ia sangat ingin kembali kemasa lampau, seperti yang selalu ia lihat di drama favoritnya di TV. Sepertinya akan sangat menyenangkan melakukan perjalanan waktu.

Freya memejamkan matanya. Samar-samar ia mendengar suara mama nya yang menjauh. Freya melepaskan kapas yang masih bertengger di telinga nya lalu membuang nya asal.

Freya mengintip di balik pintu. Ia membuka sedikit celah agar bisa melihat suasana di balik pintu kamarnya.

Selamat. Mama nya sudah tak berada disini.

Ia membawa beberapa barang untuk ia masukan ke dalam tas. Membawa sedikit makanan ringan, uang, beberapa baju, earphone dan tak lupa ponsel dan power bank nya.

Dengan menenteng tas sekolahnya, perlahan-lahan ia keluar dari kamar. berjalan mengendap-endap keluar dari rumah. Sesampainya di teras rumah, ia menghentikan langkahnya.

Freya melihat seorang satpam rumahnya yang sedang berjaga di depan gerbang. Freya bingung. Ia tak ingin satpam nya mengetahui jika freya hendak kabur dari rumah. Apalagi sekarang sudah tengah malam, jika mama nya tahu pasti ia akan di omeli lagi.

Freya menghela nafas. Lalu membalikan tubuhnya, melangkah kan kaki nya menuju belakang rumah.

Freya Menatap tembok rumahnya yang cukup tinggi. "Kalo kayak gini gimana gue bisa kabur?" Gumamnya.

Tak kehabisan akal, Freya berjalan ke arah taman, ia melihat sebuah pintu. Sebuah Senyuman terbit di wajahnya yang manis. Ah, dia memang cerdas.

Freya memutar kenop pintu dan sampai lah dia di jalan raya. Pintu di taman itu memang terhubung langsung ke jalan besar, mama nya sendiri yang sengaja menaruh pintu itu disana.

Freya memesan ojek online. Tujuan utama nya pergi ke apartemen miliknya.

Setelah membayar ojek online, Freya pun segera melangkah kan kaki nya menuju apartemen. Namun tiba-tiba sebuah suara menghentikan langkahnya.

"Freya." Seseorang memanggil. Freya menoleh dan terlihat lah sosok wanita asing di depannya.

Wanita yang tadi memanggilnya kini sedang tersenyum ke arahnya. Dengan jarak dua meter. Wanita itu perlahan-lahan mendekat ke arah freya.

"Ikut saya." Ajak nya kepada freya. Tentu saja Freya menolak ajakan wanita itu. Freya saja tidak mengenalnya, bagaimana bisa ia mau menurut saja pada wanita itu.

"Gak mau!" Ucap Freya setengah membentak. Apa-apaan wanita ini, dengan tidak tahu malunya mencekal tangan kanan freya dengan erat yang bahkan Freya saja tidak bisa melepaskan cekalan tangan wanita di depannya.

"Ikut saya. Papa kamu mau ketemu sama kamu." Ucapan wanita itu membuat gerakan freya berhenti. Freya menatap lekat wajah wanita itu, berusaha mengingat sesuatu.

Wanita ini kan ...

Bukannya ini tante meta?

Mengingat hal itu membuat Freya langsung menepis tangan meta dengan kasar. Ia menatap tajam ke arah meta.

"Lo?!" tunjuk freya tepat ke wajah meta. Membuat orang yang di tunjuk oleh freya terkejut. "LO JALANG PAPA GUE!!" Teriak Freya sangar. Beruntunglah ini sudah tengah malam, jika tidak mungkin saat ini dirinya dan meta sudah dijadikan bahan tontonan oleh orang yang sedang melewat.

"Hei, tenang."

"What the fuck are you doing here?!" Freya naik pitam. Ia sudah tak peduli lagi dengan perbedaan usia nya dengan meta. Karena ia pikir memang sudah seharusnya Freya bertindak seperti itu kepada wanita yang sudah merusak rumah tangga mama dan papa nya.

Plakk

Satu tamparan berhasil mendarat di pipi mulus Freya. Ia tak merasakan sakit sedikit pun, namun bukan berarti ia pernah ditampar sebelumnya.

"Perempuan kasar. Apa-apaan kamu berteriak di depan saya. Mana attitude kamu?!" Teriak Meta yang sudah terpancing emosi. Freya tersenyum sinis, dari kejauhan ia melihat truk yang sedang melaju ke arah mereka. Saat Freya berniat untuk mendorong tubuh meta agar terlindas oleh truk itu, ia malah di dorong duluan oleh si licik Meta.

Tubuh Freya kehilangan keseimbangan. Ia terjatuh ke tengah jalan bersamaan dengan lajunya truk yang mengarah ke arahnya.

Tinnn

Brakk

Tubuh Freya terpental jauh beberapa meter. Dengan kesadaran yang masih tersisa, ia melihat meta yang sedang tersenyum ke arahnya, lalu tak lama kemudian darah mengucur disekujur tubuhnya.

Gue pasti bakal mati.

Time Travel Of A Freya (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang