"Ughh." Freya mendesah. Seraya memegangi kepalanya yang sudah sedikit membaik, ia bertanya-tanya dimanakah diri nya sekarang?
"Sial kasur apaan ini, gak empuk sama sekali. Gue yakin nih kasur dibikinnya dari batu." Freya mendecak kesar. Ia berusaha berdiri dari tidurnya tapi tak bisa. Lagi-lagi freya mengumpat.
"Damn, Tempat apaan ini. gue dimana sih sebenernya." Freya frustasi. Ia benar-benar ingin pulang ke rumahnya.
Freya melirik gelas yang terbuat dari bambu di sebelahnya. Saking kesalnya, ia melampiaskan semua kekesalannya pada gelas yang tak berdosa tersebut. Dengan membanting nya ke lantai hingga suara jatuhannya terdengar sampai keluar.
Chun daiyu yang mendengar suara barang yang jatuh pun segera berlari ke dalam. Memeriksa apa yang terjadi.
"Nona chunhua, apa anda baik-baik saja?" Tanya Chun daiyu merasa khawatir. Pelayan setia Ai chunhua itu segera berjongkok untuk mengambil gelas kuno yang tadi dilempar oleh Freya.
"Aku pengen pulang." Ucap Freya lirih. Sekarang kondisi nya sedang melemah, ia tak mungkin mendumel lama-lama.
"Sabar nona, ayahmu sebentar lagi akan segera kemari." Chun daiyu berkata menenangkan. Freya menatap Chun daiyu sedikit lama, siapakah orang yang terus menyebutnya nona ini? Kenapa ia sangat peduli kepada Freya?
"Ah nona sepertinya perdana mentri Ai sudah datang!" Pekik Chun daiyu girang. Freya hanya mengangkat satu alis, lalu apa hubungannya dengn freya? ck.
"Pelayan ini memberi salam kepada perdana mentri Ai." Ucap Chun daiyu sopan. Freya hanya menatap mereka dengan bingung.
Melihat majikannya yang masih berdiam tak memberi salam. Chun daiyu pun merasa tidak enak, ia takut jika nanti Ai chunhua akan mendapat hukuman.
"Ai chunhua, mengapa kau tak memberi salam kepadaku?" Tanya perdana mentri Ai dengan sorot tajam. Namun bukan Freya namanya jika tak membalas sorotan tajam tersebut. Ia balas dengan sorotan datar.
"Memangnya kenapa kalau aku tak memberi salam?" Tanya Freya. Ia mati-matian memaksakan dirinya untuk menggunakan bahasa orang disini. karna jika ia menggunakan bahasa yang sering ia gunakan bersama teman-temannya, mereka pasti tidak akan mengerti.
Gue sekarang jadi berasa cupu huftt.
Perdana mentri Ai menatap tak percaya pada anak pertamanya. "Tak sopan sekali kau kepada ayahmu! mana sopan santunmu Ai chunhua." ucapnya lebih tegas dari yang tadi. Hei! Aku ini Freya bukan Ai chunhua. mengapa sedari tadi kalian memanggilku dengan sebutan itu?!
Dan apa katanya? Kepada ayahmu? Kepada ayahnya? Memangnya si perdana mentri ini siapa Freya? Kenal saja tidak, sudah mengaku-ngaku ayahnya. memalukan.
"Pak, saya gak kenal sama bapak! Jadi stop panggil saya Ai chunhua." ucap freya tak terkendali.
Mendengar ucapan anaknya yang membentaknya. Itu pertama kalinya ia melihat Ai chunhua berkata dengan tak sopan kepadanya. Bahkan anak kesayangnya, Ai cahyou pun tak berani berkata seperti itu kepadanya.
"Hukuman apa yang pantas untukmu Ai chunhua. Yang berani membentakku bahkan berkata tak sopan pada pangeran Wang xuemin." Perdana menteri Ai berkata dengan sinis. Freya yang melihat nya pun sangat ingin membalas dengan berkata 'emang gue pikirin.' tetapi fisik nya sekarang tak mampu untuk terus meladeni omongan si tua bangka yang mengaku-ngaku sebagai ayahnya itu.
"Maaf jika hamba tak sopan, tetapi sepertinya Nona muda Ai chunhua sedang sakit tuan perdana mentri." Ucap Chun daiyu mulai membuka suara walaupun dia sedikit takut kepada perdana menteri Ai.
Chun daiyu berkata jujur, ia merasa ada yang sedikit berbeda dengan nona muda nya itu. Ia tahu betul, sedari dulu Ai chunhua tidak pernah sekali pun berkata kasar bahkan berani membentak seseorang. Tapi lihat lah sekarang, Ai chunhua sudah berubah 180 derajat dari yang chun daiyu kenal. Ia seperti melihat sosok Ai chunhua yang baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Travel Of A Freya (On Going)
FantasyFreya, anak konglomerat dari abad ke 21 tibatiba terlempar ke tubuh nona pertama di kediaman menteri ai. Entah apa alasan dia bertransmigrasi sampai ke era ini, yang pasti freya hanya ingin pulang ke tempat asalnya. Ai chunhua, putri pertama dari pe...