26. Memory

26.5K 3.6K 118
                                    

Mulmed = Return - Wendy (Red Velvet) Feat. Yuk Jidam.

****

Fajar telah terbit. pagi hari pun menyingsing sebagai pengganti malam. Aku yang sedari tadi berlari tak tentu arah pun lantas menghentikan langkahku. Aku menyadari ada oranglain selain diriku disini.

Dan benar saja. Tak jauh dari tempatku berdiri sekarang, seseorang atau lebih tepatnya seorang pria sedang berdiri membelakangiku. Ia memegang pedang tajamnya yang terlihat mengkilap jika digerakan. Dengan tenagaku yang tersisa sedikit akibat berlari semalaman, akupun menguatkan diri untuk berjalan mendekati pria asing itu.

Aku berjalan sempoyongan kearahnya. Ia pun sepertinya masih tak menyadari keberadaanku yang sedang berjalan mendekatinya. "Tuan, Tolong aku."

Aku berkata parau. Aku tak berniat untuk membuat diriku kelihatan seperti gadis malang yang ingin mendapatkan rasa iba dari oranglain. Kondisiku sekarang sedang kacau. Benar-benar kacau.

"Siapa kau?" ia berbalik menghadapku tanpa ragu. Aku menjadi curiga jika dari awal ia memang sudah mengetahui keberadaanku. Namun dianya saja yang pura-pura tak tahu.

Ternyata laki-laki yang ada didepanku sangat tampan. Aku tak berminat pada laki-laki tampan sepertinya. Bukannya aku tak suka dengan pria. Aku masih normal. Aku hanya selalu berpikir jika paras rupawan tak akan menjamin kepribadian seseorang.

"Aku merasa ... Sedikit familiar dengan wajahmu." lanjutnya sambil meneliti seluruh tubuhku dari atas hingga bawah.

"Apa kau berasal dari dinasti Qingqi?" tanyanya menyelidik. aku meringis dalam hati. Bukankah hutan ini masih merupakan area dinasti Qingqi? Tentu saja aku berasal darisana. Karena tak akan ada orang selain rakyat dari dinasti Qingqi sendiri yang memiliki nyali besar untuk masuk kehutan ini. "Na-namaku ai chunhua." aku mengangguk sembari berucap dengan nada rendah, namun masih bisa didengar olehnya.

"Ah, ya. Nona ai chunhua. Aku sudah mengetahuimu dari lama. Kau sangat populer sekali ya..." ucapnya mangut-mangut seraya mengelus-elus dagunya yang bersih.

"Populer karena wajahmu yang menjijikan itu." lanjutnya yang membuat tubuhku tersentak namun tak berlebihan.

Aku sedikit tersinggung. Namun ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan soal ketersinggunganku karena ucapannya.

Semua orang selalu berkata seperti itu padaku. Namun tak ada seorangpun yang berani berkata seperti itu didepanku. Dan orang ini- sepertinya bukan orang biasa. Aku bisa melihat dari caranya berucap dan ekspresinya yang sangat angkuh. Dan jangan lupakan kulitnya yang terawat serta pakaian yang dikenakannya. Juga pedang yang masih setia ia pegang erat-erat. Walaupun aku tak tahu apa-apa soal pedang, Namun aku bisa menilai dengan sekali pandang saja jika pedang itu bukanlah pedang dengan harga yang murah. Kesimpulannya, pria itu merupakan pria bangsawan!.

Aku berusaha bersikap biasa saja. Untuk sekarang, aku sedang membutuhkan bantuannya. Aku harus segera keluar dari hutan aneh ini. "Siapapun kamu, aku mohon. Bantu-"

"Apa kau tak mengenaliku?" ia segera memotong ucapanku. Selanjutnya ia berkata dengan nada penuh kesombongan.

"Aku Ying Zhaoyang. Putera mahkota dari dinasti Jingshin. Bagi rakyat yang berasal dari dinasti Qingqi, wajahku pasti sudah tak asing lagi. Karena Dinastimu menjalin pertemanan yang baik dengan kekaisaranku. Tapi, Aku mengerti kenapa kau tak mengenali identitasku."

"Aku heran mengapa kau selalu ramai diperbincangkan. Padahal kau selalu berdiam diri dikediamanmu." ucapnya dengan nada meledek. Aku menundukkan kepalaku. Lalu Ying Zhaoyang mengangkat daguku agar mataku bisa menatap matanya.

Time Travel Of A Freya (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang