1. Bertransmigrasi

101K 10.1K 881
                                    

"Ah sakit." Ringis Freya saat telah sadar. Ia memegang kepalanya yang seperti di tusuk oleh beribu-ribu jarum tajam, sangat sakit.

Freya menatap kosong ke depan. Dimana ini? Mengapa dia berada di hutan?

Freya linglung. Ia masih sibuk mencerna ini semua. Dia menatap ke sekitar, dia berada di Hutan yang sangat lebat.

 Dia menatap ke sekitar, dia berada di Hutan yang sangat lebat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Apa ini surga? Tapi ini kan hutan!

Freya menatap baju nya, baju nya masih sama seperti yang dipakainya tadi walaupun kotor. Tapi Freya bingung, kemana semua darahnya?!

Ia kan baru saja kecelakaan. Mengapa tak ada darah sedikit pun di bajunya?

"tolong!! Tolong!!" Teriak freya berharap ada seseorang yang berada disini lalu mendengar suara nya. Namun nihil, tak ada seorang pun disini.

"Tuhan, gue dimana." Freya frustasi. Ia mulai berlari dan terus meminta tolong. Dengan menutup ke dua matanya, ia terus berlari dengan kencang tak tentu arah.

Brukk

"aww, pantat gue." Freya terjatuh. Ia mengusap bokongnya yang terasa sakit. Lalu kepalanya mendongak menatap seseorang yang baru saja di tabrak oleh nya.

Freya menatap takjub. Belum pernah dia bertemu dengan manusia setampan ini sebelumnya. Apa surga memang menyediakan banyak cogan? jika begini ia pasti akan betah tinggal lama-lama.

Freya menatap pria di depannya. Pria yang mungkin hanya berbeda beberapa tahun dengannya. Pria itu berpakaian sangat aneh, disampingnya juga ada kuda. Sebenarnya ia berada di mana sih?

"Ma-maaf kak, boleh nanya ini dimana?" tanya Freya kepada pemuda itu.

"Kau sedang apa berada dihutan terlarang ini nona?" Bukannya menjawab, pemuda itu malah balik bertanya kepada Freya dengan satu alis yang terangkat.

Buset, ganteng-ganteng songong.

"Mana gue tau. Kalo gue tau juga gue gak akan nanya." Jawab Freya ketus.

"Siapa nama mu?" Tanya pemuda itu.

"Freya." Meski ragu tapi Freya tetap menjawab. "nama kakak siapa?"

"Namaku Wang xuemin." Ucap nya memperkenalkan diri.

"Boleh minta bantuan gak?" Tanya Freya kepada Wang xuemin. "gue gak tau jalan pulang."

"Gue?" Wang xuemin mengernyitkan dahi. Tak mengerti dengan perkataan Freya.

"Gue?" Ulang Freya. "Pftt. lo gak tau arti gue kak?" Tanya Freya tak habis pikir. Masa ada manusia yang tak tahu arti 'gue'. Tinggal dimana dia?

"Lo? Bahasa apa itu? Dari mana kau berasal?" Tanya nya seakan mengintimidasi. Freya terdiam, berfikir sebelum menjawab. Sepertinya orang ini tinggal di desa yang terpencil, dan Freya sendiri juga tidak tahu mengapa ia bisa sampai kesini.

"Gue dari Jakarta." Jawab Freya seraya memegang kepalanya yang masih berdenyut sakit.

"Jakarta? Benua apa itu? Mengapa kau terlihat asing."

Benua katanya heh?

"Benua pala lo. Itu kota, bukan benua. Gue heran kayaknya lo tinggal di planet lain ya? Atau gue yang lagi kesasar di planet lain?!"

"Aku tak mengerti dengan apa yang kau bicarakan." Ucapnya. Freya berusaha sabar. Sampai pemuda itu berkata,

"Pakaian apa yang sedang kau kenakan? Sangat tidak sopan! Kau seperti pelacur di rumah bordil."

Fuck. Laki-laki Kurangajar!

"Pelacur? Lo pikir tampang gue udah mirip sama pelacur?! Hello .. manusia ketinggalan zaman. Apanya yang gak sopan? Orang ini baju yang biasa gue pake kok. Emang dasarnya Norak lo." Umpat Freya kepada Wang xuemin yang terkejut mendengar nada bicara Freya yang sangat berani menurutnya.

Freya memperhatikan pakaiannya sendiri. Ia masih memakai seragam sekolah nya dengan cardigan berwarna putih polos dan rambut yang dibiarkan terurai begitu saja. Apanya yang dimaksud tak sopan oleh Wang xuemin?

"Nona Ai chunhua!" Seru seseorang dari belakang mereka. Seketika itupun mereka berdua menoleh bersamaan.

Seorang wanita muda berpakaian khas pelayan zaman dulu berjalan ke arah mereka. Freya semakin bingung, ada apa dengan dirinya? Mengapa bisa ia bertemu dengan orang-orang yang sangat aneh.

"Maafkan Nubi nona, Nubi sedaritadi berkeliling mencari Nona Ai chunhua." Ucapnya sembari berkowtow.

Eh? Ada apa dengan orang ini. Mengapa ia bersujud di kaki Freya. Siapa yang orang itu maksud? Chunhua? Siapa dia?

"Hormat hamba kepada pangeran ke dua." Ucap pelayan itu lagi dengan setengah membungkuk ke arah Wang xuemin.

Freya bingung. Siapa yang disebut pangeran kedua oleh orang itu? Ah sangat memusingkan. Jika Tahu dia akan berada di tempat aneh ini, dia tadi tak akan sampai nekat kabur dari rumah.

"Nona, anda harus memberi salam kepada pangeran ke dua." Suruh orang itu kepada freya. Freya membulatkan mata.

"Siapa yang lo sebut nona-nona itu?" Tanya freya dengan garang. "Lo siapa sih sebenernya." Lanjutnya dengan nada sewot.

Chun daiyu mengerjapkan mata. Belum pernah Nona muda nya berkata ketus seperti ini. Pasalnya Ai chunhua selalu bersikap penurut dan lemah lembut kepada semua orang.

"Di tanya malah bengong. Budek ya lo?" Tanya Freya sarkas.

"M-maaf Nona chunhua, Nubi tidak mengerti apa yang Nona katakan."

Freya terdiam. Seperti nya ini bukan di surga. Tapi dimana? Apa ia sedang bermimpi? Jika dirinya terus saja mengumpat dengan bahasa sehari-hari yang selalu ia pakai pasti mereka tak akan mengerti.

'apa gue harus ngomong pake bahasa kayak mereka? Kau dan aku? Hiiiih gak banget deh gue.'

Freya bergidik ngeri saat membayangkan dirinya yang berbicara dengan bahasa formal seperti dua orang yang tak dikenal oleh nya. Jangan kan berbicara seperti itu, membayangkan nya saja Freya sudah tak mau.

Tiba-tiba saja rasa sakit dikepala nya mulai terasa lagi. Ya tuhan, ada apa dengan dirinya ini.

"Ai chunhua, putri pertama dari perdana mentri Ai. Benar bukan?" Tanya Wang xuemin. Chun daiyu mengangguk sembari menunduk, sedangkan Freya masih sibuk mengontrol dirinya yang nyaris saja tak sadarkan diri.

Wang xuemin melirik freya yang sama sekali tak merespon pertanyaannya. Ia melirik gadis itu yang kini sedang memegang kepalanya.

"Ada apa denganmu? Mengapa kau tak menjawab pertanyaanku Nona chunhua?" Tanya Wang xuemin tak suka.

Bukannya menjawab, Freya malah terhuyung-huyung kebelakang. Wang xuemin dengan cepat langsung menangkap tubuh mungil Freya.

Freya mendengar seseorang berkata dengan panik lalu setelah itu ia tak sadarkan diri.

Time Travel Of A Freya (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang