Freya mengerjapkan mata. Rasa pusing masih menjalar di sekitar kepala nya. Ia memaksakan diri untuk berdiri, Namun tak bisa.
Ada sekitar tujuh orang yang berdiri melingkarinya. Memasang raut wajah yang berbeda-beda.
Saat freya tak sadarkan diri. Dia mendapatkan seluruh ingatan dari ai chunhua yang asli. Freya akhirnya mengerti, ternyata ia sedang bertansmigrasi.
Dari ingatannya, ai chunhua bernasib sangat sial. Tak dianggap oleh ayahnya, tidak disukai oleh pangeran ketiga yang notabene adalah tunangannya sendiri, selalu di siksa oleh adik tirinya, di perlalukan tidak adil oleh keluarganya, dan bahkan citranya sangat jelek di kalangan rakyat. huh, mengapa freya bisa bertransmigrasi ke tubuh ini? Mengapa ia tidak bertransmigrasi ke tubuh nona bangsawan atau tunangan pangeran pertama saja seperti yang selalu ia lihat di drama favoritnya.
Freya berekspresi masam. Mengapa baru sekarang ia mendapatkan memory ai chunhua? Kenapa tidak dari tadi?! Jika sedari awal ia sudah mendapatkan ingatan ai chunhua, pasti ia tak akan berperilaku konyol dengan berkata tak mengenal semua orang disini.
Freya juga sangat kesal kepada tante meta. Si biangkerok yang membuat freya bertrasmigrasi sampai ke zaman ini. Jika bukan karena dia yang membuat freya is dead, pasti sekarang freya sedang rebahan dengan santai di kamarnya sambil di temani dengan cemilan kesukaannya.
freya menatap orang-orang yang tengah menatapnya. Mengapa mereka tidak mengucapkan sepatah katapun? Apa freya sedang bermimpi?
"nona, anda akhirnya sudah sadar." setelah beberapa lama. Akhirnya ada yang membuka suara. Diikuti dengan suara-suara lain yang mengucapkan rasa syukur.
Freya harap ia memang sedang bermimpi. Freya meraba-raba wajahnya. Eh? Mengapa wajahnya terasa sangat kasar, biasanya jika ia sentuh selalu lembut karena freya tak pernah melupakan perawatan wajahnya setiap saat.
"cermin, ambilkan cermin." titah freya kepada para pelayan itu.
Freya menatap pantulan wajahnya di cermin perunggu. Wajahnya tak terlalu jelas. Freya baru ingat jika di saku bajunya ada kaca yang selalu freya bawa setiap saat, ia pun merogoh kaca tersebut dari sakunya lalu menatap wajahnya.
Ia pun sangat shock dengan apa yang dilihatnya. Terlihat wajah yang kusam dan kotor dengan beberapa jerawat di wajahnya. Begitu menjijikan sehingga ia refleks melemparkan kaca nya ke sembarang arah.
What the hell? Sudah berapa lama orang ini tidak mencuci muka? Kusam dan dekil sekali.
"nona ai chunhua, apa anda baik-baik saja?" tanya seorang pelayan. freya hanya mengangguk-anggukan kepalanya.
Chun daiyu menatap nona nya dengan heran. Ia semakin curiga jika orang yang sedang bertingkah aneh ini bukanlah nona nya. Tetapi cepat cepat ia singkirkan fikiran negatif itu. Bagaimanapun juga itu adalah nona ai chunhua, majikan nya hanya sedang tidak enak badan sekarang.
"nona, ayah mu beserta pangeran kedua dan ketiga sedang menuju ke sini." seru chun daiyu kepada freya.
Mengapa mereka senang sekali mencari masalah dengan freya? Apa perlu ia bunuh mereka hidup-hidup? Atau menyuruh papa nya agar mengirim mereka ke jeruji besi sekaligus?
Eh tidak! Dia kan sedang berada dimasa lalu. Bagaimana bisa dia meminta tolong pada papanya?
Freya menghela nafas. Sepertinya mulai sekarang ia harus belajar hidup mandiri. Sekarang tidak ada papa dan mama lagi yang selalu membantu semua urusannya. Ia tidak boleh bergantung pada oranglain selain dirinya sendiri sekarang.
"chunhua! Mengapa kamu sangat tidak sopan?! Pergi begitu saja tanpa salam terlebih dahulu. Sangat lancang!" tiba-tiba perdana menteri berseru dari kejauhan. Semua orang terkejut, begitu pula freya.
Si tua bangka itu jika sedang marah ternyata lebih mengerikan dibanding mama freya. Bahkan suaranya sangat melengking, mungkin jika dibandingkan dengan mamanya tidak akan ada apa apanya.
"hormat hamba kepada perdana menteri ai." para pelayan di ruang itu kompak membungkukan badannya.
Perdana menteri menatap freya dengan murka. Yang ditatap malah menatap polos ke arah perdana menteri ai.
"kau!" tunjuk perdana menteri. "mengapa kau melupakan etiket berbicara dan sikap sebagai nona bangsawan saat didepan pangeran ke dua dan ke tiga! kau ingin mati?!"
"sepertinya iya." freya menjawab dengan asal. "ayah aku lagi gak enak badan. Aku ingin istirahat sebaiknya kalian pergi." ucap freya tak ingin berbasa-basi, Lalu pergi dari sana.
"huh, dasar aki-aki. Nyebelin banget sih." umpat freya. Ia berjalan tak tentu arah. Biarkan saja kesasar yang penting bisa bebas dari aki-aki itu, begitulah pikirannya.
"nona! Nona tunggu hamba!"
Freya berbalik badan. "ada apa lagi sih." tanya freya bosan. Jujur, ia sudah sangat malas dengan ini semua. Muak lebih tepatnya.
"nona anda tidak seharusnya begitu. Perdana menteri ai adalah ayahmu, kau seharusnya hormat padanya." ucap chun daiyu memberitahu.
"hamba juga khawatir pada nasib anda, anda telah bersikap tak seharusnya pada pangeran ke dua dan ketiga." lanjut chun daiyu.
"emangnya yang seharusnya gimana?" tanya freya sembari mengangkat alis. Jangan harap saat ia sudah mendapatkan ingatan dari ai chunhua ia akan tunduk patuh kepada orang yang berkuasa di negeri ini. Sekalipun raja, freya tidak peduli.
"hamba takut jika nanti pangeran ke dua dan ke tiga akan mengadukan hal ini kepada raja. Hamba takut jika nanti nona ai chunhu akan disiksa."
"siapa yang peduli?! Brisik sekali kamu. Bisa gak diam?!" bentak freya menaikan oktaf suaranya.
Chun daiyu menatap tak percaya pada tuannya. Apa benar ini ai chunhua? Mengapa sikapnya sangat bertolak belakang? Kemana sifat lemah lembutnya? Mengapa sekarang tuannya berubah menjadi kasar? Apa karena ai chunhua sudah sangat lelah dengan semua beban yang dideritanya?
"daripada kamu ngoceh terus, ayo antar aku ketempat kosmetik." ucap freya. Namun yang diajak olehnya hanya diam saja tanpa melakukan pergerakan.
"jangan kelamaan berfikir. Ayo."
"t-tapi nona, apakah boleh keluar dari kediaman perdana menteri?"
"banyak tanya. Jangan sampai mereka tahu kalau kita lagi keluar." ucap freya lalu menarik tangan chun daiyu. Chun daiyu hanya bisa menuruti permintaan tuannya dan berharap jika perdana menteri tidak mengetahui hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Travel Of A Freya (On Going)
FantasyFreya, anak konglomerat dari abad ke 21 tibatiba terlempar ke tubuh nona pertama di kediaman menteri ai. Entah apa alasan dia bertransmigrasi sampai ke era ini, yang pasti freya hanya ingin pulang ke tempat asalnya. Ai chunhua, putri pertama dari pe...