Saat ini chun daiyu dan freya sedang berada di pasar. Dengan freya yang masih memakai baju seragam sekolahnya serta tas gendong yang masih setia bertengger dipundaknya, Mereka berdua sukses menjadi sorotan bayak orang karena pakaian yang freya kenakan sangatlah aneh menurut mereka.
Freya sendiri tidak mempedulikan tatapan orang-orang yang memandangnya aneh, tatapannya ia fokuskan pada pasar yang berada di depannya. Sangat antusias melihat keramaian pasar yang persis seperti di kotanya. Ia melompat girang lalu menarik chun daiyu agar memasuki pasar lebih dalam lagi.
Chun daiyu dengan berat hati membiarkan nona nya menarik tangannya. Semakin dipikir semakin kuat pula kecurigaannya terhadap nona nya ini. Ia berspekulasi bahwa nona nya yang asli tersesat dihutan karena memang dari sanalah sikap ai chunhua berubah drastis, yang bahkan tak mengenal satupun semua orang terdekatnya.
Tapi jika memang benar dugaannya. Lalu untuk apa? Untuk apa orang ini mau mengaku-ngaku sebagai ai chunhua? Sangat Tak masuk akal.
Chun daiyu menggelengkan kepala, ia membuang pemikiran negatifnya itu jauh-jauh. Siapa juga yang mau berpura-pura menjadi nona yang bernasib sial. Hidupnya selalu menderita bahkan Tidak diperdulikan oleh semua orang.
Karena sedari tadi asik berfikir. Chun daiyu tidak sadar jika nona nya berusaha menyadarkannya dari lamunan. "kenapa sih?" tanya freya. Ia menyadari bahwa sepanjang jalan chun daiyu hanya bungkam.
"t-tidak apa apa nona. Ada apa?"
"liat." ucap freya sembari menunjuk kesebuah tempat makan yang lumayan ramai oleh pengunjung.
Chun daiyu menatap ke arah lestoran yang ditunjuk oleh freya. Lalu bertanya. "nona, apa nona ingin makan disana?"
Freya mengangguk kuat. Lalu kembali menarik chun daiyu seperti seekor anak anjing untuk masuk ke tempat makan itu.
Mereka memilih tempat duduk di lantai dua yang berada di paling ujung. Dengan pandangan yang tertuju langsung ke luar jendela.
"kamu bawa uang kan?" tanya freya kepada chun daiyu.
"Ya nona, hamba membawa nya."
"bagus. Kalo gitu pesenin makanan yang paling enak yang ada direstoran ini." titah freya kepada chun daiyu. Chun daiyu terkejut, nona nya benar-benar telah berubah total. Dari sikap serta bahasa yang chun daiyu tak mengerti.
Freya teringat jika sedari tadi ia menggunakan bahasa yang sangat tidak baku. Ah, persetan dengan itu! Freya tidak peduli sedikitpun. Toh ini memang bukan chunhua yang asli, ia hanya ingin menjadi dirinya sendiri.
Beberapa orang berlalu lalang di dekat freya dan chun daiyu. Setiap orang yang melewati mereka pasti menyempatkan diri untuk melirik ke arah freya, memperhatikan penampilannya yang sangat aneh dizaman ini.
Freya tidak ambil pusing. sembari menunggu makanan yang sudah dipesan oleh chun daiyu, ia memandang ke arah jendela, suasana pasar disini walaupun ramai tapi tak sampai berdesak-desakan. Tak seperti dizamannya.
Memangnya freya pernah pergi kepasar? Tentu saja tidak. Freya terkekeh, dirinya jarang sekali pergi kepasar. mungkin terakhir kepasar saat 5 tahun yang lalu, setelah itu tak lagi. Ia lebih sering menghabiskan waktu berbelanja di mall bersama teman-temannya.
Mengingat itu, ia mendadak sesak nafas. Sangat sulit dipercaya bahwa dirinya kini sedang bertransmigrasi ke zaman kuno.
Ia tak tahu bagaimana caranya untuk pulang. Ia tak mau meninggalkan teman-temannya, mama papa dan semua orang yang disayanginya.
Sampai panggilan seseorang berhasil membuyarkan lamunan freya. Freya menoleh ke sumber suara. Ternyata chun daiyu yang memanggilnya.
"nona, mengapa anda hanya melamun sedaritadi?" tanyanya. Freya hanya mengangkat bahu, tak ingin membicarakan itu.
"chun daiyu, Kok tempat makan ini ramai banget?" tanya freya mengalihkan topik. Sepertinya tempat makan ini cukup terkenal di kota. Alasan freya memutuskan untuk makan disini karna ia tertarik dengan ramainya tempat ini dibanding tempat lain.
Menurutnya, restoran enak identik dengan banyak nya pengunjung. Tidak mungkin pengunjung mendatangi restoran itu jika makanan yang disediakannya tidak enak.
"tempat ini termasuk ke dalam daftar tempat makan ter enak enak di kota. Rata-rata Pengunjung nya juga bukan rakyat biasa. Tak jarang para bangsawan mendatangi tempat ini, nona." jelasnya.
"kalo ini tempat makan terkenal pasti harga nya mahal. Terus gimana dong?" tanya freya. Tidak mungkin chun daiyu membawa sebanyak itu kan?
Sebenarnya Freya juga membawa uang lumayan banyak yang ia simpan di dalam tas dan saku rok nya, serta beberapa kartu di tiap ATM yang berbeda. tetapi tetap saja tidak akan diterima, jenis uangnya kan berbeda dengan jenis uang disini.
Chun daiyu hanya menghela nafas. Freya berdecak kesal.
"nona ai chunhua?" belum sempat freya membuka suara kepada chun daiyu. seseorang memanggil namanya dari belakang.
Chun daiyu dan freya melirik bersamaan ke arah orang itu. Terlihat 3 orang pria berjalan mendekatinya di temani dengan beberapa orang yang freya yakini sebagai pelayannya yang berada dibelakang mereka
Freya menelengkan kepala. Berusaha mengingat-ngingat siapa orang yang memanggilnya tadi. Dan ia akhirnya ingat jika orang itu adalah lee hooseok.
Tetapi untuk ke dua temannya, freya tak begitu ingat. Yang diingatnya hanyalah lee hooseok, teman ai chunhua.
Chun daiyu segera bangkit dari duduknya, begitupun freya. Chun daiyu dengan sopan membungkukan badan, freya juga mengikuti gerakan chun daiyu.
"salam nubi kepada putra pertama jenderal lee, tuan changyie dan tuan fengying." chun daiyu tersenyum sopan.
Jadi nama dua orang itu changyie sama fengying...
"nona chunhua, kebetulan sekali kita berjumpa disini. Apakah anda ingin makan ditempat ini? Jika begitu kita mempunyai tujuan yang sama."
Freya tersenyum kikuk. Lee hooseok ini ramah dan kelihatannya telah akrab dengan ai chunhua, diingatannya pun lee hooseok adalah orang yang baik kepada ai chunhua. Tetapi mengapa freya merasa risih bertemu dengan lee hooseok?
Jadilah freya satu meja dengan ke tiga pria itu. Dengan chun daiyu disamping freya dan ketiga pria itu yang berhadapan di depannya.
Awalnya chun daiyu menolak ucapan freya yang menyuruhnya untuk duduk di sampingnya. Tapi karna freya yang menatap chun daiyu dengan tajam jadi terpaksa chun daiyu duduk di sebelahnya.
"nona, sepertinya anda jarang keluar dari kediaman anda ya." fengyieng membuka suara setelah mereka duduk.
"mungkin ini yang pertama kalinya bagi nona chunhua untuk menginjakan kaki dipasar." timpal changyie. Lalu mereka berdua pun tertawa.
Sialan! Apa mereka baru saja mengejek dirinya?
"ah iya, sepertinya iya. Saya jarang sekali keluar kediaman." jawab freya setengah enggan.
"nona chunhua, bagaimana kabar nona ai cahyou? Sudah lama saya tidak ke kediaman perdana menteri ai karena terlalu sibuk akhir-akhir ini." ucap lee hooseok. Freya mengangkat satu alis, mengapa si hooseok ini bertanya tentang ai cahyou pada dirinya?
Di dalam memory ai chunhua, lee hooseok ini memang telah berteman cukup lama dengan dirinya. Awal Mereka bertemu di taman perdana menteri ai saat lee hooseok berkunjung kesana untuk pertama kalinya. Hingga lee hooseok dan ai chunhua berteman sampai saat ini.
Tapi freya curiga. Jangan-jangan lee hooseok berteman dengan ai chunhua karena ada mau nya. Sehingga ai chunhua pun dimanfaatkan olehnya.
Lihat saja sekarang, bukannya menanyakan kabar ai chunhua pria itu malah menanyakan kabar ai cahyou."saya tidak tahu." ucap freya dengan jutek. Membuat ketiga pria itu beserta chun daiyu membelalakkan mata.
"ah, jika begitu nanti saya akan berkunjung ke kediaman menteri ai." ucap lee hooseok ditengah rasa terkejutnya mendengar jawaban ai chunhua yang acuh tak acuh.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Travel Of A Freya (On Going)
FantasyFreya, anak konglomerat dari abad ke 21 tibatiba terlempar ke tubuh nona pertama di kediaman menteri ai. Entah apa alasan dia bertransmigrasi sampai ke era ini, yang pasti freya hanya ingin pulang ke tempat asalnya. Ai chunhua, putri pertama dari pe...