29. Until the night

24.8K 3.1K 563
                                    

Sebelumnya aku mau ngucapin terimakasih banyak buat kalian yang sudah mau membantu mengoreksi beberapa kesalahan kalimat atau penggunaan huruf dalam cerita ini. hehehe.

Cerita ini masih banyak cacatnya. Memang perlu direvisi lagi. Dan rencananya, aku memang akan merombak cerita TTOAF saat sudah tamat. Dan, koreksi kalian tentu akan sangat membantu sekali pada masa revisiku nanti guys. trimakasih 🤧

Kalau ada typo, tolong bilang ya, soalnya mataku ngga jeli, bacanya aja cepet, gimana mau nemuin tipo kalo kayak gini caranya :D

Kalo kalian masih ngga paham sama jalan cerita ini yang semakin lama semakin membingungkan. Ada baiknya kalian coba baca ulang, kalo kalian mau. Bacanya yang teliti, jangan cepet-cepet. Biar pahamm 😭

Happy reading ! (●'∀`)ノ♡

Mulmed = More & More - Twice

****

Ini merupakan hari keenam semenjak insiden Xu wenjun yang kepergok sedang mengintip Freya mandi dikolam khusus wanita. dan dari sanalah mereka sudah tak saling berpapasan satu sama lain, Itu karena Xu wenjun yang selalu menghindar tatkala Freya dan Karin akan mendatanginya. Freya-pun sebenarnya masih kesal kepada Xu wenjun walau kejadian itu sudah cukup lama berlalu.

Pada malam ini, Freya dan Tang yena sedang makan bersama dengan seluruh penduduk desa. Seperti biasa, semua penduduk desa memang selalu berkumpul jika akan bersantap. Entah itu sarapan atau makan malam seperti sekarang. Mereka bilang, itu sudah menjadi peraturan dan kebiasaan bagi seluruh penduduk desa disini. Karna mereka masih menjaga kekompakkan antar sesama. Satu orang makan, semuanya harus makan.

"Nona karin, jangan terlalu cepat mengunyahnya, nanti kau tersedak."

Salah satu diatara wanita yang sedang berhadapan dengan Tang yena menasehati. Mereka memang sudah mengenal Tang yena dan Freya dengan baik. Namun sebaliknya, Freya dan Tang yena selalu kelupaan saat mereka berdua mulai berusaha mengingat satu persatu nama warga desa disini. Itu karena penduduk desa yang jumlahnya banyak sehingga membuat Kemampuan daya ingat mereka yang berkapasitas rendah tak sanggup mengingatnya.

Freya menghentikkan aksi makannya. Ia mendadak tak berselera dan merasakan jika dirinya sedang dalam suasana hati yang buruk. Freya menatap piringnya yang terbuat dari daun pisang. Ia menatap daun itu lekat-lekat. Pikirannya mulai berkelana kemana-mana. Mulai dari memikirkan nasibnya yang masih tak ada kejelasan sama sekali, serta kemana selanjutnya dirinya dan Tang yena akan melangkah.

"Nona ai chunhua, mengapa anda tak menghabiskan makanannya?" Kakek Xu wenjun, Xu wubin menegur. Freya langsung tersadar dari lamunannya dan berusaha untuk tersenyum walaupun terlihat sekali jika senyumannya tak cukup natural dan terkesan dipaksakan.

"Makanannya-"

"Apa tak enak?" Xu wubin bertanya sembari tersenyum.
"Tak seperti biasanya kau seperti ini."

Freya langsung menggeleng. "T-tidak. Makanannya enak. Aku, hanya sedang teringat kepada keluargaku. aku tak tahu bagaimana kabar mereka sekarang, disana, tanpaku." Ucap Freya beralasan. Memang benar, Freya akhir-akhir ini selalu teringat dengan keluarganya. Bukan- bukan keluarga ai chunhua, melainkan keluarganya di dunia modern.

"Apakah kau ingin pulang, nona?" Tanya Xu wubin dengan halus.

Freya buru-buru mengangguk. "Apakah bisa?"

"Tidak." Jawabnya singkat.
"Kalian tak bisa kembali. Kalian tak menumbalkan satu nyawa saat sedang berada dimulut hutan." Terang Xu wubin dengan nada rendah, bak sedang bergumam.

"Apa harus?" Freya menaikkan sebelah sudut bibirnya, tersenyum sinis.
"Apa kau tak berpikir jika itu sangat konyol? menumbalkan satu nyawa demi bisa masuk dan keluar dengan selamat? Lalu bagaimana jika kami berhasil kembali tanpa harus menjalankan persyaratan aneh itu?" Tanya Freya dengan nada mengejek.

Time Travel Of A Freya (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang