Bismillahirrahmanirrahim.
Updated on: Kamis, 04 Juni 2020
Republish: Jum'at, 25 Februari 2022***
Selamat membaca cerita Keisya dan Zaid.
Vote sebelum membaca dan tinggalkan komentar.
Happy reading 🖤
Bagian Dua| Keisya itu bidadari
()()()Setelah tiga hari demam, sekarang Berlian sudah sembuh dan bergerak aktif membuat Keisya sedikit kewalahan. Dari tadi pagi, anak itu tidak berhenti bermain dan juga lari-larian bersama Keisya. Tetapi, itu juga membuat Keisya merasa senang karena setidaknya dia bisa melihat senyuman dan tawa Berlian yang selalu menyejukkan hatinya. Seperti saat ini, anak berumur tiga tahun sepuluh bulan itu sedang bermain dengan boneka barbienya dan berbicara sendiri dengan Keisya yang memerhatikan dari jauh.
Keisya tersenyum manis. Berlian adalah buah hatinya, anak yang akan dia cintai dan dia berharap Berlian akan menjadi wanita saleha jika besar nanti. Jangan sepertinya yang pernah hampir menjadi penghancur rumah tangga sahabatnya sendiri karena iri dan cemburu. Berlian harus tumbuh dengan baik, anaknya harus merasakan kasih sayang dari setiap orang. Dia tidak ingin Berlian tumbuh sepertinya, tumbuh di lingkungan yang tidak pernah memberinya cinta karena Keisya tidak pernah tinggal bersama orang tuanya. Dari kecil Keisya tinggal bersama bibi dan juga paman karena kata mereka, kedua orang tua Keisya sudah meninggal. Sampai saat ini—entah kenapa Keisya percaya bahwa orang tuanya masih hidup, hanya saja mereka tidak menginginkan kehadiran Keisya.
"Lian, itu kok rambut barbienya ditarik?" Keisya bertanya dan mendekat. Tangannya mengambil boneka barbie itu dan memperbaiki rambut nya.
"Kata Umi kalau gak mau pake hijab, botak aja. Jadi, Lian mau botakin lambut barbienya." Anak itu menjawab polos.
Keisya tersenyum, tangannya terulur mengelus lembut kepala sang putri yang tertutup hijab sedada. Keisya memang telah mengajari Berlian untuk memakai hijab sejak dini, dia juga berharap suatu hari nanti Berlian mau memakai cadar. Entah kenapa, Keisya hanya ingin Berlian tidak bernasib sama sepertinya. Keisya tidak ingin Berlian jatuh cinta atau dicintai oleh orang yang salah. Intinya, Keisya takut Berlian terluka. Cukup dia saja, putrinya jangan.
"Assalamualaikum, Lian. Abi udah pulang!" Sosok laki-laki dengan perawakan tegas tersenyum manis dengan tangan yang terbuka lebar untuk memeluk Berlian.
Berlian menoleh dan langsung berlari mendekati Zaid dengan tawa bahagia. Keisya juga ikut berdiri untuk mengambil tas Zaid dan menyalami sang suami. Zaid sekarang memang bekerja di salah satu perusahaan yang diberikan mantan istrinya dulu—Sarah. Memang benar bahwa sebelum Keisya, Zaid pernah menikah. Saat itu Keisya juga masih duduk di bangku madrasah Aliyah dan belum memiliki perasaan apa pun pada laki-laki itu. Namun, pernikahan Zaid dan istrinya tidak berlangsung lama dan perusahaan itu sengaja diberikan kepada Zaid. Katanya, mantan istrinya itu merasa bersalah dan di akhir hidupnya memberikan perusahaan yang dia kelola untuk Zaid dengan harapan bahwa silaturahmi keluarga mereka tidak terputus ataupun nanti jika keluarga Sarah membutuhkan bantuan Zaid, maka Zaid harus membantu. Istri pertamanya juga bukan seseorang yang Zaid cintai, mereka juga dijodohkan. Namun, bedanya dengan hubungan sekarang, baik Sarah atau Zaid sama-sama tidak mencintai bahkan istrinya yang berstatus Ning itu menjalin hubungan dengan laki-laki lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEISYA (Tolong, Cintai Aku Juga) [End]
Spiritual"Aku adalah rumah. Tempatnya menaruh luka, bukan berbagi bahagia."-Keisya Zahara Anggia. Menjalani pernikahan selama lima tahun tanpa perasaan cinta tidak membuat Keisya Zahara Anggia menyerah pada rumah tangganya. Muhammad Zaid Aska. Pria itu menja...