Bagian sebelas | Tahajjud Untuk Keisya

36.4K 3K 140
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Updated on: Kamis, 25 Juni 2020
Republish: Jum'at, 11 Maret 2022

***



Selamat membaca cerita Keisya dan Zaid.

Vote sebelum membaca dan tinggalkan komentar.

Bagian 11 | Tahajjud Untuk Keisya

()()()

Helaan napas terdengar jelas dari laki-laki yang duduk di depan ruang rawat wanita yang baru saja dipindahkan dan dinyatakan kritis. Laki-laki itu merasa gagal dan lalai dalam menjaga satu di antara dua wanita yang paling dia sayangi di dunia. Dia kira malam ini dia bisa melihat senyuman lebar wanita yang dirindukannya setelah sekian lama tinggal di luar negeri. Namun, yang dia dapatkan malah sebuah kecelakaan tak sengaja yang berakhir dengan seperti ini. Keisya adalah satu-satunya wanita yang ingin dia jaga padahal tidak terikat hubungan darah ataupun rasa cinta. Tetapi, Keisya telah mampu memunculkan rasa empatinya yang tidak dia tunjukkan pada dunia.

Lelaki itu menutup mata dengan lengan, berulang kali hembusan napasnya terdengar mengganggu ketenangan malam yang sunyi. Suami Keisya entah pergi kemana, dia juga tidak ambil peduli. Jujur saja, dia sangat ingin memukul habis-habisan laki-laki bernama Zaid itu. Laki-laki itu sangat bodoh dan pengecut, melindungi Keisya saja tidak mampu. Andai Keisya tidak selamat, maka Zaid adalah orang pertama yang akan dia buat untuk menyusul Keisya.

"Zahra, tolong bertahanlah. Selain dia, hanya kamu yang aku anggap berharga di dunia ini." Laki-laki itu bergumam lirih.

Di lain sisi, seorang laki-laki menangis panjang dalam sujudnya. Berdoa agar sang istri diberikan keselamatan untuk kembali ke dalam pelukannya, berharap pada Sang Kuasa agar istrinya baik-baik saja. Ini memang kesalahannya, kesalahan yang sangat dia sesali. Setelah mengucap salam ke kanan dan kiri, Zaid mengangkat tangan dan menundukkan kepala menandakan betapa lemah dan tak berkuasanya dia sebagai seorang hamba.

Dia menangis dalam pintanya pada sang Rabbi, mengucap doa di dalam hati. Zaid tahu dia hamba yang penuh salah, tapi dia tetap meminta pada Allah agar dia bisa menebus kesalahannya. Mengulang semua kisah tak sengaja ini dari awal, mengisinya dengan bait-bait cinta yang indah, bukan luka atau pun derita dari seorang Keisya. Zaid terisak, mengingat seberapa banyak dosanya pada sang istri. Namun, Allah masih saja memberikan dirinya takdir baik dengan memberi Keisya kesabaran dan kekuatan. Tetapi, malam ini untuk pertama kalinya Zaid melihat mata yang dulu selalu berbinar indah kehilangan cahayanya, redup dan gelap. Bibir yang selalu tersenyum lebar, hanya mampu membuat guratan tipis dan bergetar. Zaid menutup wajahnya setelah mengucap 'Aamiin' dengan lirih. Masih mampu dia melihat bagaimana malam ini Keisya menunjukkan wajah sendunya, penuh kelelahan dan juga pasrah akan takdir Tuhan.

***

Malam penuh kesedihan itu telah berlalu, baik Zaid atau laki-laki yang masih belum dia tahu namanya selalu setia berada di samping Keisya. Dari tadi malam, mereka berharap pagi ini Keisya akan bangun namun harapan mereka belum terkabul karena Keisya masih berbaring lemah di atas bed rumah sakit. Oran gtua Zaid  sudah datang kemarin malam, tapi langsung pulang ke rumah untuk menemui Berlian yang menangis dan menanyakan keberadaan Keisya. Kabarnya, Berlian akan datang nanti siang untuk menemui sang Umi yang masih setia menutup mata.

KEISYA (Tolong, Cintai Aku Juga) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang