Bismillahirrahmanirrahim.
Updated on : Jum'at, 25 September 2020
Republish: Senin, 23 Mei 2022***
Selamat membaca cerita Keisya dan Zaid.
Vote sebelum membaca dan tinggalkan komentar.
Follow Ig aku : ayusumbari
Bagian 31 | Istri Paling Sempurna
()()()
"Kakak tau cinta emang gak bisa dipaksakan. Tapi, apa kamu juga gak mau peduli dengan Keisya? Dia bertahan sama kamu karena dia merasa dia punya harapan untuk bisa dapet cinta kamu. Kakak mohon, belajarlah untuk mencintai Keisya. Kita gak tau kapan dia akan berhenti, kita gak tau apa Keisya akan menerima semuanya. Gak ada satu wanita pun yang ingin menghabiskan hidupnya bersama orang yang tidak bisa memberinya cinta, bisa aja suatu hari nanti Keisya pergi karena udah gak mampu bertahan." Penjelasan panjang Asma membuat Zaid menghela napas.
"Dia gak pernah nuntut apapun Kak, dia bahagia kok."
"Terlalu percaya diri kamu!" Asma membantah. "Dia cuman lagi mencoba untuk bahagia. Kamu tau kenapa?"
Zaid mengangkat alisnya pertanda ingin mendengar lebih lanjut.
"Karena dia ngerasa bersalah. Kamu selalu buat dia ngerasa bersalah sama apa yang udah dia perbuat di masa lalu padahal sebenarnya kesalahan itu terjadi juga karena kamu. Kalau aja kamu bisa ngasih dia cinta dan buat dia ngerasa dihargai, kakak yakin dia gak akan ngelakuin kesalahan itu."
Zaid melamun, tidak mengacuhkan beberapa email yang masuk di laptopnya. Sudah satu minggu Keisya pergi meninggalkannya dan Zaid sudah merasa hilang arah. Axero memang masih sempat memberinya kabar tentang perkembangan Keisya setiap dua hari sekali. Axero mengatakan jika belum ada perubahan signifikan terhadap Keisya, wanita itu masih sering melamun dan menangis sendirian. Zaid sebenarnya sangat ingin menjadi tempat Keisya bergantung, tapi Keisya sama sekali tidak meliriknya setiap kali wanita itu jatuh.
Keisya selalu saja tangguh, kalau pun dia rapuh, Keisya tetap tidak meminta bantuannya. Zaid tahu ini adalah karena kesalahannya di masa lalu, kesalahan yang selalu tidak peduli dengan wanita itu sehingga Keisya terbiasa sendiri, lebih tepatnya terbiasa tanpa bantuannya. Zaid merasa ada yang kosong dalam hidupnya, merasa ada sesuatu berharga yang hilang. Tawa renyah Keisya ketika bermain dengan Berlian, senyuman manisnya ketika berbicara dengan Zaid, dan setiap ucapan lembutnya yang selalu menjadi solusi terbaik bagi Zaid.
"Sya, kamu apa kabar?" Zaid bergumam lirih.
Perih. Rasanya benar-benar perih. Sesuatu yang sudah dia miliki, namun tak mampu dia genggam seutuhnya. Begitulah Keisya di hidupnya sekarang. Keisya adalah istrinya, miliknya, namun tidak bersamanya dan hal itu adalah karena kesalahannya. Laki-laki itu mengelus foto Keisya yang ada di meja kerjanya, dia tersenyum sendu dengan air mata yang membasahi pipi. Dulu Keisya nyata di depannya, bisa dia sentuh dengan kedua tangannya, bisa dia dekap dengan hangatnya. Namun, dia memilih tidak acuh, dia memilih tak peduli, dia selalu mengusir wanita itu untuk pergi. Dan kini ... wanita itu benar-benar sudah tidak ada lagi di sisinya.
Zaid tahu penyesalannya atas dosa masa lalu memang tidak akan mengubah apa pun, tapi kenyataannya pikirannya selalu memutarkan setiap kesalahannya dengan begitu rapi. Bagaimana pertama kali Zaid menolak Keisya untuk salat tahajud bersama, bagaimana Zaid meneriaki Keisya ketika wanita itu menyakiti Afsheen, dan bagaimana dia dengan tegasnya selalu menolak cinta yang wanita itu beri.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEISYA (Tolong, Cintai Aku Juga) [End]
Spiritual"Aku adalah rumah. Tempatnya menaruh luka, bukan berbagi bahagia."-Keisya Zahara Anggia. Menjalani pernikahan selama lima tahun tanpa perasaan cinta tidak membuat Keisya Zahara Anggia menyerah pada rumah tangganya. Muhammad Zaid Aska. Pria itu menja...