Bismillahirrahmanirrahim.
Updated on: Senin, 31 Agustus 2020
Republish: Kamis, 07 April 2022***
Selamat membaca cerita Keisya dan Zaid.
Vote sebelum membaca dan tinggalkan komentar.
Ig: ayusumbari
Bagian 21 | Maaf
()()()
Hari-hari berlalu seperti biasanya. Tidak ada hal baru, tapi semuanya terasa berbeda. Wanita cantik yang dulu selalu memaksakan senyum untuk hadir di wajahnya, kini tidak perlu lagi bersusah payah untuk berpura-pura. Dia yang selalu berusaha tegar, menikmati setiap rasa sakit yang mampu membuatnya tumbang, namun kini Allah memberinya kesempatan untuk bersenang. Keisya percaya jika hari ini memang akan tiba.
Bukankah Allah telah mengatakan dalam firman-Nya surah Al-Insyirah ayat 5-6, jika di setiap kesulitan akan ada kemudahan? Itulah yang membuat Keisya bertahan. Dia percaya jika setiap luka yang pernah tertoreh akan ada saatnya tersembuhkan. Hanya saja ada beberapa orang yang tidak sabar menunggu waktu itu tiba karena tidak ikhlas menjalaninya. Contohnya saja, mereka yang memilih bunuh diri. Beranggapan bahwa mati adalah akhir dari semua rasa sakit. Pertanyaannya, memangnya yakin di akhirat nanti akan bahagia?
Banyak manusia yang mendahului takdir Allah, seperti bunuh diri. Semua milik kita saat ini adalah titipan, termasuk raga dan nyawa. Lalu, siapa kita yang berhak menentukan kapan kita akan kembali kepada-Nya?
"Sya."
Wanita yang tadi sibuk dengan sebuah buku di atas pangkuannya menoleh ke arah sang suami yang memanggil. Saat ini Keisya diizinkan untuk rawat di rumah sebelum minggu depan dia akan melaksanakan operasi, Axero juga lebih banyak istirahat dan menyiapkan fisiknya. Semoga dengan operasi ini semuanya bisa selesai dan mereka bisa menjalin kisah indah kembali.
"Iya, Kak?" Keisya bertanya, dia meletakkan buku yang tadi dia baca di samping tubuh.
Zaid tersenyum, dia yang tadinya duduk di atas kasur menemani Keisya membaca kini duduk di atas lantai. Dia bersimpuh sambil tangannya menggenggam erat tangan Keisya. Wanita itu terkejut dengan apa yang dilakukan sang suami, dia mencoba meminta Zaid berdiri namun laki-laki itu malah menunduk dengan bahu yang gemetar. Keisya ikut meneteskan air mata walau tidak tahu apa alasan suaminya menangis, dia mengelus bahu tegap itu lembut.
"Sya, maafkan aku."
Keisya terdiam. Tidak tahu alasan kenapa Zaid meminta maaf. Suaminya akhir-akhir ini selalu bersikap baik, romantis, dan perhatian. Tidak ada yang salah dengan itu semua. Wanita berusia dua puluh enam tahun itu menjadi was-was apalagi setelah tadi pagi membaca cerita tentang poligami dengan judul "(Bukan) Imam Impian". Cerita yang membuatnya menangis di bab pertama karena sang suami yang meminta izin poligami.
Apa Zaid juga akan meminta itu?
Astaghfirullahhal'azim, ini gara-gara kebanyakan baca novel jadi suudzan. Keisya membatin, lalu kembali fokus dengan Zaid.
"Minta maaf buat apa, Kak?" tanya Keisya hangat.
Zaid mengangkat wajah, menatap bidadarinya yang tersenyum lembut dengan pipi sedikit basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEISYA (Tolong, Cintai Aku Juga) [End]
Spiritual"Aku adalah rumah. Tempatnya menaruh luka, bukan berbagi bahagia."-Keisya Zahara Anggia. Menjalani pernikahan selama lima tahun tanpa perasaan cinta tidak membuat Keisya Zahara Anggia menyerah pada rumah tangganya. Muhammad Zaid Aska. Pria itu menja...