Bismillahirrahmanirrahim
Updated on: Jum'at, 17 Juli 2020
Republish: Sabtu, 19 Maret 2022***
Selamat membaca cerita Keisya dan Zaid.
Vote sebelum membaca dan tinggalkan komentar.
Follow Ig : ayusumbari
Bagian 14 | Tolong Bertahan
()()()
Hari ini Keisya dan Zaid kembali datang ke rumah sakit untuk mengetahui perkembangan kesehatan Keisya, sekaligus menanyakan tentang operasi sumsum tulang belakang. Zaid bersikeras agar Keisya mau melakukan operasi dan dia akan berusaha untuk mencari pendonor yang cocok dengan istrinya. Yang Zaid inginkan hanya untuk kebaikan sang istri, dia tidak mau kehilangan Keisya secepat ini. Dia baru saja sadar akan rasanya, baru saja hendak membuktikan cintanya, baru saja ingin membahagiakan bidadarinya, bukankah akan sangat sulit jika dia harus kehilangan Keisya sekarang?
Berbanding terbalik dengan Zaid, Keisya sungguh ikhlas dengan takdir apa pun yang akan dia terima. Diberi kesempatan untuk bertahan selama tiga tahun saja Keisya sudah sangat bersyukur. Dia tahu jika lama-kelamaan kanker di dalam tubuhnya akan menyebar, apalagi kanker sel darah putih atau leukimia memang masih belum ditemukan obatnya. Namun, melihat kegigihan Zaid mempertahankan hidupnya membuat Keisya merasa haru. Keisya ingin bertahan, tapi terkadang takdir memiliki jalannya sendiri untuk menggapai kebahagiaan, bukan?
"Saya sarankan untuk operasi ini dilakukan secepat mungkin, mengingat kondisi Ibu Keisya semakin hari semakin menurun apalagi setelah dua bulan tidak melakukan kemoterapi atau terapi lainnya. Ibu Keisya hanya mengandalkan obat-obatan saja, karena itu saya sangat menyarankan untuk melakukan operasi ini. Walaupun kemungkinan sembuh memang tidak terlalu besar, tapi setidaknya Ibu Keisya bisa bertahan lebih lama." Dokter Yaya kembali menjelaskan.
"Apa rumah sakit memiliki pendonor, Dok?"
"Rumah sakit kami tidak memiliki pendonor. Kalaupun ada, itu juga harus cocok untuk Ibu Keisya, dan seperti yang sudah saya katakan kalau saudara kandung memiliki kemungkinan lebih besar untuk cocok. Apa Ibu Keisya tidak memiliki saudara kandung?"
Keisya menggeleng. Senyumnya sama sekali tidak pudar walaupun bibir yang biasanya bewarna pink itu kini tampak pucat. Keisya sudah ikhlas dengan takdirnya. Dia menerima rasa sakit yang Allah berikan padanya, karena dia tahu dengan rasa sakit bisa mengurangi banyak dosanya di masa lalu. Sebagaimana yang terdapat dalam sebuah hadis; "Tidaklah seorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, gangguan, kegundah-gulanaan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya." (HR. Bukhari no. 5641).
Selain itu juga ada hadis lain yang mengatakan; "Sesungguhnya Allah benar-benar akan menguji hamba-Nya dengan penyakit hingga Allah menghapus setiap dosa darinya." (HR. Al-Hakim 1/348, dishohihkan Syeikh Albani dalam kitab shohih Jamiis Shoghirno. 1870). Karena hadis ini Keisya menguatkan diri untuk bersabar dan rida atas apa yang Allah timpakan padanya. Keisya tahu jika dia memiliki banyak dosa, karena itu dia diberi rasa sakit yang lebih agar menghapus dosa-dosanya. Keisya sama sekali tidak pernah berpikir jika Allah tidak adil atau membencinya, tapi ujian dan cobaan yang dia terima adalah bukti bahwa Allah mencintainya. Allah ingin dia kembali pulang dalam keadaan tidak banyak dosa. Allah ingin menghapus kotoran dosa yang ada pada dirinya dengan memberinya rasa sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEISYA (Tolong, Cintai Aku Juga) [End]
Spiritual"Aku adalah rumah. Tempatnya menaruh luka, bukan berbagi bahagia."-Keisya Zahara Anggia. Menjalani pernikahan selama lima tahun tanpa perasaan cinta tidak membuat Keisya Zahara Anggia menyerah pada rumah tangganya. Muhammad Zaid Aska. Pria itu menja...