Bismillahirrahmanirrahim.
Updated on: Selasa, 16 Juni 2020
Republish: Senin, 07 Maret 2022***
Selamat membaca cerita Keisya dan Zaid.
Vote sebelum membaca dan tinggalkan komentar.
Bagian 8 | Modus Islami
()()()
Sejatinya mencintai itu adalah hal yang paling indah. Mencintai adalah saat di mana kamu merasa yang paling berbahagia dan rela melakukan apa saja untuk dia yang kamu cinta. Mencintai dan dicintai adalah anugrah paling sempurna. Bagaimana indahnya dua orang yang saling bersama dan selalu berusaha menjaga cinta atau kesetiaan. Mencintai tidak selamanya mudah karena ada masanya nanti di saat semuanya terasa tak lagi sama.
Tapi, kita bisa belajar dari sosok Keisya. Wanita yang pernah berbuat salah namun bisa memperbaikinya dengan cara yang begitu mulia. Keisya dulu mencintai Davian dan itu adalah sebuah kesalahan walaupun dia memiliki alasan, tapi tetap saja mencintai yang bukan mahram adalah sebuah dosa yang bisa saja tak termaafkan. Setelah salah menjatuhkan hati pada Davian, Keisya tak menyerah begitu saja. Dia mencoba mencintai seseorang yang sudah halal untuknya. Dia, Muhammad Zaid Aska. Keisya mencintai Zaid tanpa mau tahu apa yang akan dia dapatkan. Dia hanya selalu menunggu balasan entah kapan akan diberikan. Namun Keisya percaya, jika sabar itu tak ada batasnya. Maka, Keisya akan bersabar tanpa batas untuk menunggu Zaid. Dia ikhlas. Dan ikhlas juga tak pernah menuntut balas. Karena itu juga Keisya tak menuntut apa pun.
Dia hanya mencoba menjadi istri yang baik sampai saatnya nanti dia tidak bisa lagi melakukannya. Namun, takdir yang Allah ukirkan untuknya juga tak kalah indah dengan dunia khayalnya. Sekarang Zaid mencoba membalas rasa yang selama ini selalu di abaikan keberadaannya. Zaid mencoba memberi hal yang serupa sebagaimana Keisya melakukannya walau kerap kali dianggap tidak berharga. Hal-hal sederhana namun berkesan mewah. Seperti saat ini untuk pertama kalinya Zaid mengecup keningnya setelah dia mencium punggung tangan Zaid sebelum berangkat kerja.
"Kak?"
Zaid mengulas senyuman manis, lalu mengelus kepala Keisya penuh kasih sayang.
"Aku lagi belajar. Kamu yang sabar, ya?"
Keisya tersipu. Zaid menepati janjinya untuk membuktikan bahwa ungkapan cinta yang Keisya minta akan dia jadikan suatu hal yang nyata. Semenjak satu bulan setelah malam itu Zaid sudah belajar banyak untuk membahagiakan Keisya. Setiap hari libur dia akan menemani Keisya berbelanja, membantu Keisya memasak, mencuci pakaian, membersihkan rumah dan berakhir dengan bermain bersama Berlian. Keisya pernah melarang Zaid untuk tidak membantu tugasnya sebagai seorang istri, tapi Zaid dengan senyum mengatakan jika Rasulullah juga sering membantu para isterinya jika berada di rumah. Jadi, Zaid mengelak dengan alasan dia hanya melakukan sunah.
"Jam empat aku pulang, nanti aku bantuin kamu masak buat makan malam." Zaid kembali bersuara.
"Gak usah, Kak Zaid, aku bisa sendiri."
"Ini perintah, Sya. Kamu jangan masak dulu sebelum aku pulang."
Keisya memilih mengangguk. Zaid kerap kali memberikan alasan sesuai syariat agama membuat Keisya tak berkutik untuk membantah. Untuk Keisya, sekarang Zaid benar-benar manis dan seperti laki-laki sejati. Zaid juga sudah merubah gaya bicaranya dari 'saya-kamu' menjadi 'aku-kamu' semenjak bulan lalu. Mereka juga hidup normal seperti pasangan suami-istri istri lainnya. Mereka juga melakukan hubungan suami istri dengan penuh cinta bukan lagi atas dasar permintaan apalagi paksaan dari orang tua Zaid. Mengingat itu Keisya jadi malu sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEISYA (Tolong, Cintai Aku Juga) [End]
Spiritual"Aku adalah rumah. Tempatnya menaruh luka, bukan berbagi bahagia."-Keisya Zahara Anggia. Menjalani pernikahan selama lima tahun tanpa perasaan cinta tidak membuat Keisya Zahara Anggia menyerah pada rumah tangganya. Muhammad Zaid Aska. Pria itu menja...