Bagian Delapan Belas | The Other Hero

27.1K 2.4K 100
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Updated on: Ahad, 16 Agustus 2020
Republish: Jum'at, 01 April

***

Karena bentar lagi mau bulan puasa. Aku meminta maaf jika ada kesalahan sama kalian semua. Semoga Ramadhan kali ini membawa berkah🤍🤍

Selamat membaca cerita Keisya dan Zaid.

Vote sebelum membaca dan tinggalkan komentar.

Follow Ig aku ya:
ayusumbari

Bagian 18 | The Other Hero

()()()

Frans seketika tampak tegang, dia mundur memberi jalan untuk seseorang yang baru masuk. Dia tidak akan macam-macam kepada pengusaha muda yang terkenal dengan kekejaman dan juga bisa melakukan segalanya hanya untuk kesenangan semata. Axero Rodexeroz. Siapapun tidak ingin berurusan dengannya, karena sudah dipastikan siapa yang akan jadi pemenang.

"Kamu berani ganggu Zahra saya?"

"Zahra?"

Axero mengulas senyuman tipis. Dia mengelus kepala Keisya penuh kelembutan bahkan tanpa sadar menggantikan posisi Zaid di samping Keisya. Dia kembali menatap Frans yang terlihat linglung.

"Dia adik saya. Kamu mengganggunya berarti kamu berurusan sama saya."

"Adik?"

Frans semakin bingung dibuatnya. Axero sudah jelas adalah keturunan asli Amerika dan itu bisa dilihat dari wajahnya. Sedangkan, Keisya? Ah sebentar. Frans melihat wajah Keisya, wajah cantik itu juga seperti bukan wajah cantik orang Indonesia atau Asia. Kenapa Frans baru menyadari hal itu?

"Saya tidak ingin melihat kamu mengganggu atau menggoda adik saya lagi. Kamu tahu siapa saya, kan?" tanya Axero ramah, tapi tersirat ancaman di dalamnya.

Frans tersenyum sopan. "Maaf, kalau begitu kami permisi."

Axero tersenyum penuh kemenangan melihat Frans dan Neo yang tergesa keluar dari ruangan inap Keisya. Axero tersadar ketika Keisya menurunkan tangannya dari kepala wanita itu, tapi belum sempat terlepas sepenuhnya dari kepala Keisya, Axero langsung memeluk Keisya erat. Zaid dan Keisya kompak melotot. Keisya memberontak, bahkan memukul dada Axero agar laki-laki itu berhenti memeluknya. Axero memang kurang ajar, dia selalu memeluk istri orang lain di depan suaminya sendiri.

"Abi, jangan bikin aku benci sama Abi!" ujar Keisya pelan.

"Zahra, sudah lama aku ingin memelukmu. Akhirnya, hari ini setelah aku tahu kenyataan yang sebenarnya aku bisa memelukmu."

"Maksud Axe Abi apa?"

Axero melepaskan pelukannya, dia menangkup kedua pipi Keisya.

"Kamu adikku. Benar-benar adikku."

Keisya terdiam. Yang dia tahu, dia tidak memiliki saudara. Namun, entah kenapa hatinya terasa hangat melihat tatapan teduh dari mata hitam Axero. Air matanya kembali jatuh, entah air mata bahagia atau yang lainnya. Axero kemudian menunjukkan bukti-bukti yang diberikan Revano kepada Keisya. Keisya dan Zaid kompak melihat dua foto itu. Foto masa kecil Keisya dengan kedua orang tuanya dan juga foto anak laki-laki yang masih bayi dengan orang tua yang sama. Keisya mendongak ketika Axero mengelus kepalanya lembut.

KEISYA (Tolong, Cintai Aku Juga) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang