Bagian Tiga Sembilan | Wanita Paling Cantik

26.9K 1.8K 129
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Republish: Senin, 25 Juli 2022

Selamat membaca kisah Keisya dan Zaid 🤍🤍🤍

Bagian 39 | Wanita Paling Cantik

***

"Gue izinin lo bawa Zahra ke Indonesia."

Ucapan Axero membuat Zaid tersenyum senang. Layaknya taman yang dulu kosong tanpa bunga, tiba-tiba diberi mawar begitu indah. Kebahagiaan itu hadir setelah begitu banyak jalan berduri yang mereka lewati, bukan sekali dua kali mereka terkena tusukan duri namun akhirnya tetap mampu melewati setiap jalan yang penuh luka itu. Zaid tidak masalah dengan wajahnya yang penuh lebam dan tubuhnya yang terasa sangat sakit, tapi izin dari Axero sudah mampu menjadi obat untuk semua yang dirasakan hari ini.

"Gue janji akan lindungi Keisya dengan nyawa gue. Gue nggak akan biarin dia terluka lagi, gue yang akan menjamin kebahagiaan dia." Zaid berucap penuh keyakinan.

"Ya, lo memang harus melakukan itu."

Axero mencoba menahan air matanya agar tidak jatuh. Bohong jika dia sepenuhnya ikhlas melepas Keisya. Dia sangat ingin memaksa Keisya untuk tetap tinggal bersamanya agar dia bisa memastikan jika Keisya baik-baik saja. Namun, dia tidak bisa egois karena kebahagiaan Keisya ada pada suami dan juga anaknya. Lagipula dia juga punya tanggung jawab pada istri dan anaknya yang tidak bisa dia nomor duakan. Mungkin ini memang saatnya dia kembali melepas Keisya setelah dua tahun dia menjaga dan berusaha menyembuhkan sang adik.

"Ra, duduk dekat Abi." Axero memanggil.

Keisya tersenyum, dia berdiri dan melangkah mendekati Axero. Axero langsung mengelus kepalanya dengan lembut layaknya seorang ayah yang merasa berat untuk melepaskan anaknya pada laki-laki yang baru saja melamarnya.

"Zahra harus bahagia. Zahra harus janji sama Axe Abi kalau Zahra akan terus hubungi Axe Abi karena Abi gak bisa antar Zahra ke Indonesia apalagi tinggal di sana. Karena itu Zahra harus kabarin Axe Abi apapun yang terjadi."

"Iya, Axe Abi. Zahra janji."

Axero mengangguk, dia mencium kening Keisya lembut.

"Ya udah sekarang kamu obati Zaid."

Keisya mengangguk. Axero berlalu pergi setelah menepuk pundak Zaid sekali. Selanjutnya Keisya mengambil kotak obat dan duduk kembali di samping Zaid. Dia meneteskan alkohol di atas kapas dan mulai mengobati wajah Zaid. Sesekali sang suami meringis ketika kapas itu menyentuh wajahnya membuat Keisya ikut-ikutan meringis.

"Apa ini sakit banget, Kak?" Keisya bertanya, tangannya mengobati wajah Zaid dengan hati-hati.

"Gak terlalu karena liat kamu udah jadi obat buat aku." Zaid menjawab manis.

Keisya menghentikan pergerakan tangannya, dia menatap Zaid yang juga memandangnya dengan jarak dekat.

"Gombal!" Keisya berkata sambil menekan luka di wajah Zaid cukup kuat.

"Aw sakit, Sya." Zaid mengaduh. "Lagian aku jujur, liat senyum kamu udah bisa buat hati aku tenang dan senang. Kalau hati udah tenang, insyaallah luka fisik nggak akan terasa sangat sakit. Jadi, kamu udah kayak obat buat aku."

KEISYA (Tolong, Cintai Aku Juga) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang