Bagian Tiga Lima | Pelukan Hangat

29K 2.2K 145
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Updated on: Ahad, 04 Oktober 2020
Republish: Sabtu, 11 Juni 2022

Jika menurut kalian cerita ini bagus, bantu rekomendasikan sama teman-teman yang lain yuk 🙌💕

***

Selamat membaca cerita Keisya dan Zaid.

Vote sebelum membaca dan tinggalkan komentar.

Bagian 35 | Pelukan Hangat

()()()

Berlian menangis histeris di pelukan Keisya. Ada rasa yang melingkupi namun tidak bisa dijelaskan. Antara bahagia, sedih, dan juga terharu. Selama ini Berlian tidak pernah jauh dari Keisya, tapi dua tahun belakangan tanpa persiapan dia merasakan kerinduan yang dahsyat. Pelukan, usapan, kasih sayang yang Keisya berikan hilang dan direnggut begitu saja darinya. Bagi Berlian, tidak ada ibu sebaik Keisya. Walau pun awalnya dia merasa kecewa karena Keisya meninggalkannya, tapi tetap saja rasa sayangnya pada Keisya tidak bisa hilang.

Begitu juga dengan Keisya. Rasa rindu selama dua tahun pada sang putri akhirnya terobati. Dia yang terlalu pengecut sebagai seorang ibu, dia tidak mampu menuntaskan janjinya jika tidak akan membiarkan Berlian kekurangan kasih sayang. Dia terlalu lemah dengan keadaan sehingga Berlian yang harus menjadi korban. Andai saja dua tahun yang lalu dia mampu mengontrol dirinya mungkin tidak akan ada perpisahan antara dirinya dan Berlian. Dua tahun ini dia hanya bisa melihat sang putri dari sebuah foto tanpa mampu dia sentuh raga dan dengar suaranya.

"Berlian ... anak Umi ... Berlian ..." Keisya mengeratkan pelukannya, merasakan benar-benar jika yang ada di dekapannya bukanlah sebuah ilusi.

"Umi, Lian rindu Umi."

"Umi juga, Sayang, Umi rindu Lian."

Keisya menangkup pipi Berlian, air matanya kembali luruh. Dia tidak menyangka jika dia bisa bertemu kembali dengan putrinya, karena memang Axero sama sekali tidak membiarkan Keisya untuk kembali pulang. Keisya paham jika Axero takut Keisya kembali jatuh ke dalam masa lalunya, namun dia adalah seorang ibu. Dia tidak boleh bersikap egois dan melukai anaknya. Dan hari ini karena takdir dan kebaikan Allah, mereka kembali bertemu.

"Lian, bagaimana bisa Lian di sini?" tanya Keisya baru sadar jika Berlian sendirian tanpa siapa pun yang tadi menemani.

***

Zaid terduduk lemas dengan pikiran bercabang. Dia masih di tempat yang sama di mana Berlian meninggalkannya. Laki-laki itu tidak tahu harus berbuat apa, dia takut jika dia pergi, Berlian malah kembali ke sini dan mencarinya. Dia mencoba kembali menghubungi Axero berharap panggilannya bisa diterima, namun nihil.  Bahkan telfonnya saja tidak masuk karena mungkin Axero sudah berganti nomer handphone.
Tadi Asma juga menelfonnya, namun tidak dia angkat. Dia tidak mau membuat keluarganya khawatir apalagi kakaknya yang memang dari awal melarangnya untuk pergi.

Bayang-bayang surat yang Asma berikan padanya mulai menghantui, di mana nama Keisya tertulis jelas di sana. Dan sekarang, dia malah menambah masalah karena Berlian menghilang. Allah ... dosa besar apa yang sudah Zaid lakukan?

"Excuse me, is she your daughter, Sir?"

Zaid mengangkat pandangan dan berdiri. Dia menatap sang putri yang memegang tangan wanita dengan pakaian serba hitam itu. Zaid berjongkok dan memperhatikan putrinya, melihat apa sang putri terluka atau tidak. Berlian mengukir senyuman, lalu menghapus air mata sang abi dan memeluknya. Berlian tampak menenangkan Zaid dari segala ketakutan yang menghampiri. Rasanya Zaid benar-benar hampir gila jika Berlian tidak kembali.

KEISYA (Tolong, Cintai Aku Juga) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang