Thankyou

953 55 16
                                    

Hi guys, makasih ya sudah mau komen dan menunggu update an dariku... Enjoy yaaa😊❤






























Namil, sebuah kota terpencil di Korea dan kota itu tidak banyak penduduknya membuat kota itu terlihat asri dan sejuk.

Disebuah sekolah menengah atas Namil, berjalanlah seorang pria muda dengan seragam lusuh kelas 3 SMA dengan batang rumput di ujung bibirnya. Dia adalah Kwon Ji Yong siswa kelas 3 di sekolah itu, Kwon Ji Yong cukup populer karena keberanian dan kenakalannya dan dia merupakan siswa yang disegani. Dia cukup dingin dan arogan! Tidak sedikit siswa yang menyapanya saat dijalanan, sekolah kecil itu hanya ada murid pria. Langkah pria itu terlihat gontai dan malas sampai dia dikejutkan dengan seorang pria lain yang tiba-tiba berhenti dihadapannya.

"Selamat pagi~~" ucapnya lucu. Dia adalah Lee Seungri murid kelas 1 SMA, dia sangat lucu dan juga polos tapi dia sangat tampan dan juga pintar. Melihat Seungri nyengir dihadapannya Jiyong hanya berdecih dan mengacak rambut Seungri gemas.
"Sudah datang dari tadi?" Tanya Jiyong sambil menyentuh pipi Seungri lembut dan Seungri mengangguk manja. Seungri dan Jiyong adalah sepasang kekasih, pasangan sesama jenis memang sudah tidak asing disekolah itu tapi yang membuat mereka cukup populer adalah Jiyong yang adalag seorang preman sekolah berpacaran dengan Seungri yang adalah murid polos dan cerdas. Seungri sering memenangkan olimpiade matematika dan bahasa sebenarnya begitupula Jiyong yang sangat suka musik, dia bisa bermain gitar sangat baik dan dia lebih suka untuk mengambil bidang seni.
"Hyung... Kau tidak pulang lagi kemarin?"
"Darimana kau tau?"
"Youngbae hyung bilang kau tidur dirumahnya?"

Jiyong berjalan menjauhi Seungri sedikit cepat, Seungri mengikuti Jiyong dari belakang.
"Mau sampai kapan hyung?"
"Apa?"
"Mau sampai kapan hyung begini?"
"Seungri..." Jiyong berbalik membuat Seungri mengerem langkahnya.
"Hyung... Ayolah..."
"Kau hanya perlu mendukungku, aku butuh kau..."


Seungri hanya menatap punggung Jiyong yang menjauh, dia hanya khawatir jika hubungan Jiyong dan keluarganya semakin buruk. Sejak kecil Jiyong mendapatkan apa yang dia inginkan, tapi tidak dengan kasih sayang orang tuanya. Ibunya meninggal sejak dia berusia 15 tahun, tepat didepan matanya dan itu membuat Jiyong sangat terpukul terlebih lagi saat ayahnya menikah untuk yang kedua kalinya. Ibu menyayangi Jiyong, tapi Jiyong tidak menyukainya dia hanya kecewa dengan ayahnya karena telah berpaling dari ibunya. Jiyong lebih suka tinggal di apartment atau Dirumah teman-temannya daripada dirumahnya sendiri yang padahal rumah itu sudah seperti istana.

Sampai dokter mendiagnosa Jiyong mengidap paranoid disorder dan schizoaffective. Seungri tau itu, dia selalu ada untuk Jiyong dan selalu disamping Jiyong.


Sepulang sekolah, Seungri berjalan ketempat biasanya Jiyong nongkrong bersama temannya. Betapa jengkelnya Seungri ketika ia melihat Jiyong sedang menghisap rokoknya. Jiyong terkejut saat seseorang meraih rokok dari tangannya, saat dia menoleh dia melihat Seungri sudah menatapnya tajam dan kemudian menginjak rokok itu.
"Seungri?"
"Apa??"
"Sayang, a-aku..."
"Hyung!! Ayo kita pulang! Kita ke apartment mu hari ini!" Seungri menarik tangan Jiyong dan pergi dari teman-teman Jiyong.


Sesampainya di apartment, Jiyong segera menuju kamar mandi sedangkan Seungri menyiapkan obat-obatan Jiyong. Seungri tertunduk sedih karena dia khawatir Jiyong sudah bergantung pada obat-obatan, Seungri tersenyum saat Jiyong datang dan menghampiri Seungri.

"Hyung... diminum obatnya..."

Tiba-tiba Jiyong menatap Seungri tajam, tubuhnya bergetar dan matanya berkaca-kaca.

"Hyung?"

Jiyong semakin mengepalkan tangannya, nafasnya tidak beraturan otaknya berputar-putar wajah ibunya dan bagaimana ayahnya memukul ibunya tepat didepan matanya.

"Tidak!!" Ucap Jiyong.
"Hyung..."

'Jiyong-ah...' suara ibunya terdengar di telinga Jiyong.

"Jiyong hyung..."
"ANIYAAA!!!" Jiyong mendorong tubuh Seungri sampai lelaki itu terjungkal kebelakang, obat dan gelas berisi air yang dibawa Seungri jatuh berserakan kelantai. Seketika Jiyong tersadar, dan melihat Seungri yang berusaha untuk bangun.
"Seungri..." Jiyong membantu Seungri dan melihat tangan Seungri yang berdarah mungkin akibat goresan meja atau benda lainnya.
"Hyung... gwaenchanna~"
"Seungri... mian..." Jiyong memeluk Seungri erat dan mencium kepala Seungri lembut.


Setelah meminum obatnya, Jiyong nampak tenang dia terus menatap Seungri sedangkan yang ditatap menjadi salah tingkah.

"Maaf..." ucap Jiyong ragu, Seungri tersenyum dan lalu meraih tangan Jiyong dan menggenggamnya.
"Tidak apa hyung..."
"Apakah aku sudah parah?" Tanya Jiyong lalu merundukkan kepalanya.
"Sudahlah hyung..."
"Aku takut menyakitimu..." suara Jiyong terdengar parau.
"Hyung... Kau tidak akan menyakitiku..." Seungri mendekati Jiyong dan melingkarkan kedua tangannya pada leher Jiyong.
"Aku takut..." suara Jiyong semakin tidak terdengar.
"Kau nencintaiku kan?" Seungri menempelkan hidungnya pada leher Jiyong, tapi Jiyong melepaskan tangan Seungri dan menghadap Seungri.
"Aku sangat mencintaimu Ri..."



Jiyong membaringkan tubuhnya disamping Seungri dan memeluk Seungri dari belakang, dia menciumi punggung Seungri dan mengendus tengkuk Seungri lembut membuat Seungri menggeliat.

"Harusnya aku tidak membawamu keduniaku Ri..." ucap Jiyong parau dan sangat pelan, Seungri mengelus tangan Jiyong yang merangkul perutnya saat ini.
"Aku mencintaimu hyung... Kau butuh seseorang... tenang saja hyung... Kau tidak akan pernah menyakitiku..."
"Aku sudah gila Ri..."
"Hyung... Kau punya aku yang akan menjaga dan berjuang bersamamu... Kau pasti sembuh..." Seungri membalikkan badannya menatap langit-langit kamarnya Jiyong memandangi wajah Seungri dari samping dan semakin mempererat pelukannya, seperti seseorang yang ketakutan.
"Hyung... ibuku ingin bertemu denganmu..." ucap Seungri dan Jiyong perlahan melepaskan pelukannya, sudah 5 kali sejak satu bulan berpacaran Seungri bicara seperti itu tapi Jiyong tidak pernah menggubrisnya.
"Ri... nanti ya... jika aku sudah sembuh..."
"Orang tuaku sudah tau hyung, tidak ada yang perlu ditakutkan..."
"Aku takut mereka tau jika aku menyakitimu Ri... Aku takut mereka membenciku..."
"Hyung... Tidak ada yang baik mempunyai penyakit mental, mereka mengerti hyung... Ayahku guru konseling di sebuah sekolah... Aku sudah menceritakan semuanya hyung... jangan khawatir..." Jiyong hanya terdiam dan memeluk Seungri kembali.














Segini saja dulu pemanasan... Hehe.... suka??

Because You Are My HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang