Dont Leave Me

279 23 5
                                    

Jiyong bangun lebih dulu daripada  Seungri dia pun beranjak dari tempat tidurnya dan berniat untuk beres-beres karena dia hanya sungkan dengan keluarga Lee. Tapi kaki Jiyong belum sembuh sepenuhnya, sehingga membuat dia harus berjalan dengan pincang.


Saat baru keluar dari kamar Seungri bertemu dengan ibu Lee dan menyapanya dengan hangat tapi ibu Lee hanya tersenyum lalu pergi dari situ. Jiyong hanya bisa merunduk sedih dan berjalan ke dapur untuk minum.




Saat Jiyong duduk di kursi meja makan sambil menikmati teh buatan ayah Lee tiba-tiba ibu Lee datang sambil membawa baskom dan handuk. Didalam baskom itu ada daun-daunan yang berwarna merah dia lalu duduk dilantai dibawah Jiyong.

"Nyonya... Nyonya mau apa?" Jiyong ikut duduk di bawah tapi ibu Lee menahannya.
"Sudah duduk diatas saja... Aku mau mengobati lukamu! Kulihat darahnya belum mengering kalau tidak diimbangi dengan ramuan herbal tidak akan cepat sembuh..." Ibu Lee menjelaskan.
"Ahaha... iya aku tidak mengerti soal begini..."
"Lihat ini masih bengkak, ini harus dikempesin dulu..." ibu Lee terlihat sibuk mengompres kaki Jiyong dengan hati-hati.





Tidak mereka sadari ternyata dari tadi Seungri memperhatikan mereka dari pintu, Seungri pun menghampiri mereka dan ikut duduk disamping ibunya.

"Kau sudah bangun? Bagaimana sudah turun demamnya?" Tanya ibu Lee berganti mengecek suhu tubuh Seungri.
"Sudah ibuu..."
"Hiks...hiks..." tiba-tiba keduanya mendengar suara Jiyong terisak.
"Jiyong? Wae geurae?" Ibu Lee menaruh handuknya dan memperhatikan Jiyong yang sudah merunduk menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
"Hyung? Hyung kenapa?"
"Mama...hiks...hiks...mama..." ucap Jiyong disela tangisannya, Seungri dan ibunya saling menoleh.
"Hyung..." panggil Seungri sambil mengelus paha Jiyong lembut tapi Jiyong tetap sama malah tangisannya semakin keras. Ibu Lee langsung memeluk Jiyong erat dan mengusap kepala pria itu lembut.
"Tenang nak... kau rindu ibumu ya..."
"Ibu dan mama... Aku rindu... Aku butuh mereka..." tangisan Jiyong semakin keras dan Seungri hanya bisa merunduk tidak tega melihat Jiyong.
"Kau punya aku... Aku juga ibumu..." ucap ibu Lee lembut lalu menyuruh Seungri untuk membawa Jiyong ke kamar.






Seungri pun membaringkan tubuhnya disamping Jiyong yang sedang menatap jendela, diluar hujan cukup deras membuat suasana terlihat nyaman belum lagi cuaca yang begitu dingin. Seungri menarik selimutnya untuk menutupi tubuhnya dan tubuh Jiyong dan menyandarkan kepalanya pada pundak Jiyong.


"Hyung rindu mama ne?" Tanya Seungri. Jiyong langsung merangkul pundak Seungri dan menempelkan pipinya pada kepala Seungri.
"Ne... Aku rindu mereka..." jawab Jiyong.
"Jangan sedih ne hyung..."
"Aku tidak akan sedih jika ada kamu disampingku..." mendengar ucapan Jiyong Seungri memeluk perut Jiyong dan menyembunyikan wajahnya pada dada Jiyong.
"Hyung... Aku mencintaimu..."
"Ne?"
"Aku mencintaimu hyung... Aku ingin bersama hyung..."
"Ri... Akupun sama... sangat mencintaimu..."



Seungri menoleh Jiyong dan menatapnya sebelum Jiyong menyambar bibir Seungri lembut.


"Eumph..." desah mereka disela ciuman yang begitu dalam dan mereka sangat menikmatinya. Sampai Seungri melepaskan pagutannya saat merasa perutnya nyeri kembali.
"Ri? Gwaenchanna?" Tanya Jiyong sambil menangkup wajah Seungri yang sedang meringis kesakitan.
"Hyuung..." rengek Seungri sambil kembali menyembunyikan kepalanya pada dada Jiyong.
"Hey hey wae? Katakan ada apa?"
"Perutku sakit...hyung..." ucap Seungri lemah.
"Kau sudah ke dokter? Hum? Sejak kapan kau sakit?"
"Eeungh..." lenguh Seungri membuat Jiyong panik.
"Yah... Seungriyah jawab hyung..."
"Aku sudah ke dokter hyung... mereka bilang luka dalam..."
"Kau dipukul?"



Seungri diam.



"Seungriyaah jawab aku!"
"Hyung janji tidak akan berbuat apa-apa kan?"
"Ne.. katakan... jujur!"
"Aku diserang Kris beberapa kali hyung... Saat memeriksakan ke dokter mereka bilang ginjalku terluka dan pendarahan internal hyung..."
"Kapan kejadian itu?"
"Sudah lama hyung..."
"Sudah lama dan masih sakit? Kenapa kau tidak bilang padaku huh?!" Jiyong terlihat marah.
"Hyuung... Aku tidak mau kau melakukan hal bodoh hyung.... kumohon disini saja hyung... kumohon hyuung..." Seungri semakin memeluk Jiyong seolah tidak ingin Jiyong pergi darinya.
"Baiklah... coba lihat... Hyung olesi balsam ne?"





Saat Jiyong membuka kaos Seungri dia terkejut karena perut sebelah kiri Seungri dan sampai ke pinggangnya terdapat bercak keunguan yang sedikit pekat. Jiyong melirik kearah Seungri yang tengah menatapnya takut.

Jiyong menekannya terlihat Seungri yang menjingkat sambil meringis kesakitan. Jiyong pun segera meraih balsam di meja Seungri dan mengoleskannya pada perut Seungri.

"Itu pasti sakit sekali ne?" Tanya Jiyong
"Hyung..." panggil Seungri dan meraih tangan Jiyong yang sedang sibuk mengoleskan balsam ke perutnya.
"Ne?"
"Aku sudah tidak apa-apa..." ucap Seungri sambil tersenyum.
"Cepat sembuh..." Jiyong mengecup perut Seungri membuat Seungri terkejut kemudian tertawa.






Mereka menjadi hening.






"Hyung/Ri..." panggil mereka bersamaan.
"Kau dulu saja Ri..."
"Kau saja hyung..."
"Tidak mau, kau dulu saja."
"Baiklah... jadi...hyung..."
"Ne?"
"Bagaimana hubungan kita?"
"Kenapa?"
"Yah! Setelah kau menciumku dan kemudian membuatku malu dengan kau mencium perutku kau tidak mau tanggung jawab?" Seungri terlihat emosi.
"Yah! Kau ini kenapa?"
"Kalau kau sudah membuatku seperti ini kau harus mengajakku balikan hyung!"




Jiyong terkekeh melihat tingkah Seungri dan kemudian mengacak rambut Seungri gemas.




"Yah! Kenapa tidak menjawab?"
"Katanya tidak mau?"
"Aish!! Neo!! Hyung!"




Jiyong segera mengambil bolpoin dan kertas yang ada di meja dan menulis hari dan tanggal saat itu.


"Buat apa?" Tanya Seungri polos.
"Hari ini dan tanggal ini, kita kembali berpacaran eotteohkae?"
"Tch! You saekkieyah!! Saranghae~" ucap Seungri lalu mengecup bibir Jiyong lembut dan sedangkan Jiyong hanya menutupi mulutnya dan tersipu malu.








Next?

Because You Are My HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang