The Sadden

288 36 24
                                    

Jiyong mendengar suara gaduh di dapur, dan ternyata disana sudah ada Seungri yang sedang memasak. Jiyong menghampirinya tapi tidak mendekat dan hanya menunggui di kursi meja makan karena dia pun sadar beberapa hari ini suasana hati Seungri sedang buruk. Dia hanya tidak mau sikapnya yang egois semakin menambah keburukan untuk hubungannya.



Praangg!!



Jiyong terlonjak saat mendengar suara pan yang jatuh. Dengan cepat Jiyong menghampiri Seungri dan mengambilkan barang yang jatuh tadi.

"Hati-hati sayang, sini kubantu..." Jiyong mengambil semua barang yang dipegang Seungri. Tapi masih sama Seungri tidak bicara sedikitpun pada Jiyong.


Setelah makan malam, Seungri pun pergi ke kamarnya iya mereka masih belum tidur di kamar yang sama. Jiyong hanya menatap Seungri dari pintu, karena dia tidak ingin mengganggunya dan lalu kembali ke kamarnya.

"Kau kenapa Ri?" Lirih Jiyong sambil menatap langit yang sedang mendung malam itu. Dan tidak lama kemudian hujan pun turun, Jiyong membaringkan tubuhnya ke ranjang dan mulai menutup matanya.




Keesokan harinya, hari ini Seungri libur dan terdengar dia sedang mengobrol dengan Youngbae di ruang tamu. Jiyong pun keluar dan ikut duduk bersama keduanya tapi dia tidak duduk disebelah Seungri, karena raut wajah Seungri masih murung.

Tidak lama kemudian seseorang memencet bel dan itu adalah mama Jin. Jiyong yang mengetahui mamanya datang langsung memeluk dan bergelayut manja dan Seungri malah pergi ke dapur.

"Apakah mood Seungri sudah baik nak?"
"Belum ma... I don't know why..."
"Ya sudah tidak apa..." mama Jin lupa jika kemarin dia belum melanjutkan ceritanya. Sampai seseorang memencet bel apartment Jiyong lagi, dan saat Youngbae yang membuka mereka begitu terkejut dengan kedatangan Tuan Kwon, Tuan Wu, Kris, Tuan Park dan Dara. Seungri yang mengetahui itu langsung mendekat kearah mereka dan bersembunyi dibalik tubuh Youngbae.

"Yeobo? Oppa? Bagaimana kalian bisa sampai sini?" Ucap Mama Jin.
"Bodoh! Kami mengikuti mobilmu!" Jawab tuan Wu.
"Kemari kau!" Tuan Kwon menarik tangan Mama Jin dan langsung menampar pipinya.
"Ayah!!" Teriak Jiyong tidak terima.
"Diam kau!" Tuan Kwon menodongkan pistolnya pada Jiyong.
"Kau telah menampar anakku!!" Tuan Park menarik rambut mama Jin kasar membuat perempuan itu kesakitan.
"Apa? Mama menampar Dara?" Jiyong terkejut.
"Karena dia mengganggu Seungri! Aku tidak akan membiarkan orang yang kusayangi sakit hati!" Ucap mama Jin sambil menatap Dara tajam.
"Kalian gila! Hanya karena anak itu??" Tuan Kwon beralih menodongkan pistolnya pada Seungri dengan cepat Jiyong menarik tangan Seungri untuk mendekat padanya.
"Jangan ganggu dia!" Jiyong berucap tegas.


Tuan Park melepaskan tangannya dan mendorong mama Jin sampai dia tersungkur ke lantai. Seungri terlihat sangat ketakutan dan terus menggandeng lengan Jiyong.


"Apa yang kau pilih terhadapnya nak? Aku sudah memberikan segala yang kau mau sejak kau kecil... Kenapa kau tidak menuruti ayahmu huh?" Ucap Tuan Kwon dengan nada sedih.
"Aku tau semuanya... Aku tau maksud jahatmu ayah... Pikiranmu hanya uang uang dan uang! Aku tau siapa pembunuh ibuku! Dan itu kau!" Jiyong melangkah maju kepada ayahnya, Seungri sudah menghentikannya tapi Jiyong tidak peduli mungkin dia sudah sangat emosi.
"Bicara apa kau huh??!!"



BUGH!



"Ukh!" Jiyong merunduk memegang perutnya saat tuan Kwon meninju perutnya dengan pistol.
"Yeobo!!" Teriak mama Jin.
"Anak kurang ajar! Tau apa dia??!" Tuan Kwon berganti menendang pinggang Jiyong sampai dia lurug ke lantai.
"Dan kau pilih Dara atau Seungri?"



Ceklek, tuan Kwon mengaitkan pelatuknya dan mengarahkannya pada Jiyong. Seungri menelan ludahnya kasar dan dia memilih untuk pergi dari situ. Tapi tuan Kwon menyeringai dan berganti mengarahkan pistolnya pada Seungri.



Because You Are My HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang