The Beginning

465 49 7
                                    

Seungri terbangun dari tidurnya, dan tidak melihat Jiyong disampingnya dia berjalan cepat menuju balkon apartment dan benar saja Jiyong sudah merokok sambil menikmati hembusan angin pagi itu.

"Hyung..." panggil Seungri membuat Jiyong menoleh dan tersenyum.
"Satu batang sayang..." ucap Jiyong santai, tapi tidak untuk Seungri dia melirik kearah asbak ada 4 batang bekas rokok disana dan terlihat masih baru.
"Aku mencintaimu hyung! Jangan berlebihan dengan rokok!" Ucap Seungri bergetar menahan tangisannya.
"Seungri... sudahlah..."
"Sudah apa? Aku mencemaskanmu hyung!" Seungri terlihat mengusap air matanya, melihat itu Jiyong segera mematikan rokoknya dan berjalan mendekati Seungri yang sedang berdiri sambil menangis.
"Ri... Sudah tidak... Jangan menangis..."
"Aku pulang dulu hyung... Aku akan meyuruh Youngbae hyung kesini..."
"Hyung antar sampai depan gang ya?"
"Tidak usah, hyung istirahat saja... jangan lupa minum obatnya..."
"Iya..."
"Hyung... jangan lupa makan..." Seungri berbalik dan mulai melangkah tapi saat sampai depan pintu, Jiyong menanggilnya dan Seungri pun menoleh.
"I love you too!" Ucap Jiyong dan Seungri terkekeh.
"I love you hyung!"




Sesampainya Dirumah, Seungri segera membuka buku-buku tentang kesehatan mental yang telah ia beli saat perjalanan pulang. Seungri sedikit lega karena penyakit itu bisa disembuhkan secara perlahan tapi sesuatu yang mengganggu pikiran Seungri yaitu bagaimana Jiyong menghadapinya, benar Seungri mengerti tapi bagaimana dengan orang lain? Seungri menutup bukunya dan kemudian dia teringat bagaimana pertama kali dia bertemu dengan Jiyong.



Dua bulan yang lalu, saat Seungri pertama kali masuk sekolah SMA dia datang sedikit terlambat membuat dia harus tergesa-gesa harus kekelasnya tapi saat di koridor dia menabrak seseorang membuat mereka terjatuh, Seungri segera bangun dan membungkuk berulang kali.

"Yah tunggu!" Ucap pria yang dia tabrak tapi Seungri tetap menghindar dan tanpa menoleh sedikitpun sambil menggumam kata maaf berulang kali.
"Yah!!!"

Semua murid kelas 10 berbaris dilapangan, Seungri tersadar bahwa kartu namanya tidak lagi menempel diseragamnya. Dia mencoba mencari kesekelilingnya tapi dia tidak menemukannya.
"Ri... Kau cari apa?" Tanya sahabatnya, Daesung. Dia merupakan tetangga yang sudah Seungri anggap sebagai hyungnya sendiri.
"Hyung... kartu namaku hyung!" Seungri mulai panik.
"Kenapa?"
"Tidak ada... Hilang..."
"Ekhm!!" Tiba-tiba senior mereka berdiri didepan mereka. Dia osis paling tampan disekolah itu banyak gadis dari sekolah lain atau bahkan laki-laki yang mengaguminya, namanya Seunghyun atau dia terkenal dengan nama TOP.
"Annyeonghaseyo... sunbaenim..." ucap Daesung dan Seungri secara bersamaan.
"Panggil saja TOP hyung... oh? Kalian tinggal dimana?"
"Dekat sini hyung..." ucap Seungri sambil menutupi bagian sakunya. Membuat TOP curiga dan membuka tangan Seungri.
"Hey~ young man dimana kartu namamu eoh?"
"Ehm hyung... Aku... A-anu..." Seungri terlihat gugup, Daesung pun terlihat menelan ludah.
"Sudah... Sudah santai... Kau tidak perlu takut... Ada aku!" TOP menepuk-nepuk bagian dadanya membuat Seungri sedikit lega.
"Terimakasih hyung..." ucap Seungri senang, kemudian pandangannya tertuju pada seorang murid yang sedang berjalan didepan lapangan dia teringat sesuatu tadi yang ia tabrak adalah pria itu.
"Yang mana?" Ucap TOP tiba-tiba membuat Seungri terkejut.
"Ehh?"
"Yang berambut panjang atau yang kurus?"
"Emmm..." Seungri terlihat semakin salah tingkah.
"Yang kurus namanya Jiyong, sahabatku... dan yang berambut panjang adalah Youngbae sahabatku juga..." ucap TOP.
"Kau... satu geng hyung?" Tanya Daesung dan dapat anggukan dari TOP.
"Ji!! Bae!! Kemarilah!!" Mendengar namanya dipanggil, Jiyong dan Youngbae pun datang tapi mata Jiyong tertuju pada Seungri. Tatapan yang tajam itu sungguh membuat Seungri sedikit takut.
"Lee Seungri..." ucap Jiyong datar membuat ke empat murid itu melihat Jiyong tak percaya.
"Da-dari mana hyung tau namaku?" Ucap Seungri gugup.
"Nih..." Jiyong memberikan kartu nama Seungri dan dengan cepat Seungri mengambilnya. Dan membungkuk mengucap terimakasih.




Beberapa hari kemudian, sebenarnya sejak kejadisn kartu nama itu Seungri sudah mencari tau tentang siapa Kwon Ji Yong. Dia mengagumi Jiyong, sampai dia lupa bahwa dirinya juga pria sama seperti Jiyong.


Hari itu Seungri melihat Jiyong masuk ke ruang masuk, Seungri pun nengintip Jiyong dari balik pintu disana Jiyong sedang memainkan piano dengan sangat baik. Seungri tersenyum tiba-tiba, bagaimana bisa orang yang dia kagumi ternyata memiliki banyak talenta Daesung bilang bahwa Jiyong pandai membuat puisi dan menciptakan lagu.

Tapi tiba-tiba Jiyong menghentikan alunannya dan menoleh kearah Seungri, Seungri yang sadar itu menjadi salah tingkah dan berlari sambil merunduk tapi sayang saat dia berlari dia menabrak seseorang membuat orang itu jatuh dan  makanan yang dia bawah jatuh kelantai.

Murid yang diketahui kelas 12 SMA juga itu terlihat geram karena banyak murid yang menertawakannya dia menarik kerah Seungri dan mencengkeramnya. Seungri terlihat takut saat murid itu menempelkan tubuh Seungri pada tembok.

"M-mian..." ucap Seungri gugup.
"Maaf katamu??"
"Oy!" Teriak Jiyong dari dalam, pelan-pelan Seungri membuka matanya dan melihat Jiyong sedang berjalan kearahnya.
"Lepaskan!" Ucap Jiyong pada murid itu, mengerti yang bicara padanya adalah Jiyong murid yang bernama Kris itu segera melepaskan cengkramannya pada leher Seungri.
"Uhuk...uhuk..." Seungri terbatuk, Jiyong menatap Seungri lalu beralih pada Kris yang hendak pergi tapi dengan cepat Jiyong menarik seragam Kris dan meninju pria itu tepat diperutnya.
"Omo~" Seungri yang melihat itu sangat takut dan menutup mulutnya. Dan lagi Jiyong meninju tepat di pipinya, membuat hidung Kris mengeluarkan darah. Kris dan Jiyong saling bertatapan sebelum akhirnya Kris pergi dari situ. Jiyong pun begitu, dia menatap Seungri sebentar sebelum dia masuk keruang musik lagi.
"Aighoo~" nafas Seungri tidak beraturan, dadanya naik turun saat setelah melihat kejadian tadi.

Saat sepulang sekolah, Seungri mencari keberadaan Jiyong dan dia menemukannya di gerbang sekolah. Dengan hati-hati Seungri membuntuti Jiyong dari belakang, sampai melewati gang-gang sempit Seungri terus membuntuti Jiyong. Merasa dirinya diikuti Jiyong pun menoleh kebelakang tapi kosong tidak ada siapa-siapa, Seungri tersenyum lega saat Jiyong tidak menyadari dirinya. Seungri mengintip Jiyong dari balik tembok tapi Jiyong sudah tidak ada.
"Eehh?" Ucap Seungri sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kemana perginya dia?" Gerutu Seungri lalu berjalan balik tapi tiba-tiba seseorang berbicara padanya.
"Kenapa kau mengikutiku?" Ucap orang itu, dan Seungri mengerti suara siapa itu. Dia tidak berani menoleh dan meremat-remat tangannya karena takut. Dia masih berdiri membelakangi Jiyong, lalu kemudian berlari sangat kencang.


Keesokan harinya, Seungri pun memberanikan diri untuk menghampiri kelas Jiyong. Youngbae yang melihat Seungri hanya berdiri dipintu pun segera menghampiri Seungri.

"Bukankah kau Lee Seungri?" Ucap Youngbae dan Seungri mengangguk pelan.
"Hyung aku ingin bertemu Jiyong hyung..." mendengar ucapan Seungri, Youngbae langsung terkejut dalam hatinya seberani itulah Seungri sampai ingin bertemu Jiyong?
"Tunggu..."

Tidak lama kemudian, Youngbae datang bersama Jiyong. Seungri melihat kearah Jiyong dan tersenyum membuat jantung Jiyong berdegup kencan, baru kali ini dia malu jika berhadapan dengan seseorang.
"Hyung... I-ini bekal untukmu da-dari ibuku... Katanya terimakasih telah menolongku kemarin..." Seungri menyodorkan kotak bekal pada Jiyong. Jiyong pun mengambilnya, saat Seungri melangkah pergi Jiyong memanggilnya.
"Ri..."
"Ne hyung?"
"Bilang pada ibumu, terimakasih...."



Seungri berlari dan langsung masuk kekelasnya, dia terlihat sangat senang dan pipinya memerah karena malu. Daesung yang melihat tingkah laku Seungri merasa aneh dan duduk disebelah Seungri.
"Yah kau kenapa?"
"Aku sudah memberikan bekal itu pada Jiyong hyung..."
"Kau menyukainya?" Daesung tiba-tiba tanya serius.
"Aku?"
"Kau terlihat sangat menyukainya Ri..."





Sedangkan Jiyong hanya memperhatikan tepak makan itu, bentuknya lucu seperti tepak makan bocah TK. Jiyong tersenyum baru kali ini dia dibuat tersenyum dengan sendirinya oleh seseorang, biasanya juga dia tertawa tapi Youngbae dan TOP harus melakukan hal konyol terlebih dahulu.







Hi guys, kalo kalian suka jgn lupa komennya yaaa... biar aku semangat terus nulisnya :(( terimakasiiihhhh~~❤💋

Because You Are My HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang