Teacher's Story [END]

11

Halo, Fan. Saya mao minta tolong sesuatu, apa kamu bisa bantu?

Dihari Minggu siang, tiba² ada chat dari Daniel.

Minta tolong apa, Mas? Kalo bisa, pasti saya bantu.

Temani saya cari kue dan goodie bag utk Celena ya? Mommynya Celena sibuk sekali, jadi ga bisa urus masalah ulang tahun Celena. Klo saya cari sendiri, kayanya saya agak bingung.

Ooo boleh, Mas. Jam berapa?

Aku akhirnya menemani Daniel mencari kue dan goodie bag utk ulang tahun Celena minggu depan.

Setelah menemukan semuanya, hari sudah mulai malam.

"Kita makan dulu ya, Fan. Kamu lapar ga?"

"Boleh, saya juga belum makan."

Kami akhirnya makan di sebuah restaurant. Kami banyak ngobrol sambil menikmati makanan. Daniel orang yg sangat baik dan sopan. Beruntung istrinya mendapatkannya sebagai suami.

"Mommynya Celena itu sibuk sekali. Lebih sibuk dari saya. Saya uda berkali² bilang, ga usah kerja lagi, tapi dia ga mao. Kadang saya kasihan dgn Celena, dia pasti butuh Mommynya."

Mamanya Celena memang sangat sibuk sekali, selain di hari pertama Celena masuk sekolah, aku belum pernah ketemu lagi dgn mamanya. Sedangkan Daniel, dia memiliki sebuah perusahaan. Waktunya lebih fleksibel dibanding mamanya Celena.

"Setiap orang pasti punya tujuan hidupnya sendiri, Mas. Mungkin Mommynya Celena ingin menjadi wanita karir."

"Ya, saya ngerti. Tapi dia sudah punya keluarga, sudah punya anak. Harusnya dia sudah bisa mengatur nya kan? Maaf, saya jadi mengeluh seperti ini. Haha"

Aku mengerti. Celena masih sangat kecil, pasti masih butuh mamanya. Bahkan utk ulang tahunnya saja, mamanya ga bisa utk mengurusnya. Aku cukup prihatin.

Daniel mengantarku pulang.

"Maaf sudah merepotkanmu hari ini. Dan makasih ya, sudah mao membantu mempersiapkan ulang tahun Celena."

"Sama², Mas. Ga merepotkan kok. Saya senang sudah bisa membantu utk Celena."

Daniel terus memandangiku, dan akhirnya dia berkata,
"Seandainya kamu yg jadi Mommynya Celena, dia pasti bahagia banget."

Aku terdiam saja, dan kaget. Ga menyangka dia akan berkata hal tersebut. Melihat aku yg diam, Daniel langsung meminta maaf.

"Maaf, saya ga ada maksud apapun. Cuma terpikir saja hal itu. Maaf. Saya pulang ya."

Dia langsung masuk ke mobilnya, dan melaju pergi.
Aku juga langsung masuk kerumah. Jantungku berdetak dgn sangat cepat.

"Fanny, dia suami orang, ayo, ga boleh gitu. Ingat Albert!", kataku pada diriku sendiri.