26

1.3K 41 0
                                    

Pagi ini, aku pergi kesekolah seperti biasa. Tapi tak lama kemudian, aku dipanggil ke ruang kepala sekolah, dan aku sudah tahu kenapa.

Aku mengetuk pintu, lalu masuk setelah mendengar suara Bu Rita.

Didalam ruangan, terdapat Bu Rita dan Eva.

"Duduk, Miss Fanny.", kata Bu Rita.

Aku menghampirinya dan duduk di sebelah Eva.

"Miss Fanny, saya memanggil Miss karena masalah yg disampaikan oleh Bu Eva. Sepertinya Miss Fanny sudah tau, kata Bu Eva kemarin juga sudah berbicara langsung dgn Miss Fanny."

Aku hanya menatap Bu Rita, aku tidak berani menatap Eva.

"Iya, Bu.", akhirnya aku menjawab.

"Tapi tetap, saya ingin mendengar sendiri dari Miss Fanny. Apa benar Miss Fanny dekat dgn suami Bu Eva? Bu Eva jg sudah memperlihatkan kepada saya foto² kalian."

Aku diam sejenak, aku hanya menatap Bu Rita, dan akhirnya aku menjawab, "Iya, Bu."

Aku ga bisa berkata² yg lain.

Bu Rita menghela nafas nya.

"Baiklah, Miss sudah mengetahui kesalahan Miss dan mengakuinya. Dengan berat hati, saya minta Miss mengundurkan diri dari sekolah ini.", Bu Rita berkata. "Padahal, Miss termasuk salah satu guru terbaik di sekolah ini.", kata² Bu Rita akhirnya membuat air mataku turun.

"Baik, Bu. Saya akan mengurus surat pengunduran diri hari ini. Tapi ijinkan saya selesaikan kelas dulu."

"Baik, silahkan lanjutkan kelas."

Aku mengangguk, dan permisi keluar.

Aku tidak langsung pergi ke kelas, aku menangis didepan ruang Bu Rita, sambil berusaha menenangkan diri.

Tak lama kemudian, Eva keluar dari ruangan.

"Orang seperti kamu ga cocok jadi guru. Atau tujuan kamu jadi guru emg utk godain papanya murid² kamu ya?", kata Eva menyindirku.

Aku hanya bisa diam dan menangis.

"Jangan pernah dekati Daniel lg, ngerti?"

Aku hanya mengangguk.

. . .

Siangnya aku langsung mengurus surat pengunduran diriku.

"Lo keluar, Fan?", tanya Vivi.

"Iya.", jawabku singkat. Aku lg tidak bernafsu utk membicarakan hal ini.

"Keluar atau dipecat?", katanya lg tersenyum.

"Maksud lo apa?", tanyaku. Aku heran kenapa Vivi bertanya seperti itu.

"Gue tau kok. Gue malah yg kasih tau mamanya Celena dan Albert.", aku langsung melihat kearahnya, dan terkejut. Ternyata selama ini Vivi tau.

"Lo tu maruk, Fan. Dan ga tau diri. Lo uda punya pacar yg sempurna kaya Albert masih cari yg lain, suami org pula.", katanya mengejekku.

"Lo tega ya, Vi. Lo kenapa si? Gue ga nyangka lo kaya gini.", aku ga kuat menahan tangisku lg.

"Cengeng. Gue kenapa? Ya ga kenapa², gue ga seneng aja liat lo. Oo ya, btw, dgn lo keluar, gue bakal jadi guru kelas.", katanya tersenyum. "Dan kalo perlu, Albert buat gue aja gimana? Lo uda ga butuh kan?", tambahnya.

Aku langsung menghampirinya dan menamparnya. Aku tahu, sebenarnya disini aku yg salah, aku menjalin hubungan dgn suami orang. Tapi hatiku sakit mendengar dia berkata seperti itu.

Setelah menamparnya, aku langsung pergi, tanpa berkata apapun.

"Dasar ga tahu malu! Tukang rebut suami orang!", teriaknya di belakangku.

Aku terus berjalan, tanpa menghiraukan kata² Vivi.

Teacher's Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang