22

1.4K 38 0
                                    

Hari ini, aku dan Albert sudah janji utk fitting dress pengantin ke bridal.

Jam 11, Albert menjemputku, dan langsung menuju bridal.

Sampai disana, kami langsung disambut oleh orang disana. Diberikan katalog dan diajak melihat² gaunnya.

Akupun mencoba beberapa, sampai akhirnya menemukan yg aku dan Daniel suka. Utk ke bridal, aku ga mao sendiri atau ditemani orang lain, karena Daniel harus lihat dan suka dgn gaun yg akan aku pakai.

"Sayang, klo km pulang sendiri gapapa? Aku tiba² ada meeting, gimana ya?", tiba² Albert bertanya padaku.

"Oo ya uda, gapapa kok. Aku bisa pulang sendiri. Nanti aku pesen ojek online aja.", kataku tersenyum. Aku terus berusaha memahami kesibukannya.

Albert akhirnya pergi meninggalkanku di bridal. Aku malas pulang sendiri, akhirnya aku menghubungi Daniel.

Mas, lg sibuk?

Aku mengirim chat ke Daniel menanyakan apakah dia sibuk atau tidak. Tak lama kemudian datang balasan dr Daniel.

Ngak kok, kenapa, Fan?

Akupun bertanya apakah dia bisa menjemputku sekarang di bridal, dan ternyata dia bisa.

. . .

"Fan!"

Daniel sudah sampai, aku langsung masuk ke mobilnya.

"Habis fitting dress ya?", tanyanya.

"Iya, Mas. Tadi sama Albert, cm dia harus meeting. Jadi ga bisa anter aku.", kataku mejelaskan padanya.

Daniel mengajakku ke cafe dekat sana. Dia ingin melihat foto² tadi pas aku fitting dress.

"Cantik semua, km emg uda cantik, pakai apapun jg bagus.", katanya memujiku.

"Gombal banget si, Mas.", kataku sambil tertawa.

Aku sangat menikmati saat² bersama dgn Daniel. Dia selalu bisa membuatku tertawa.

. . .

Sudah dua minggu setelah aku ke bridal, dan aku belum bertemu dgn Albert lg. Baru hari ini, dia mengajakku makan siang bersama.

Albert menjemputku di sekolah. Kami makan dicafe dekat sana.

Selama makan, Albert sangat sering melihat ponselnya, bahkan hampir setiap saat. Sampai kemudian,

"Sayang, aku pergi sekarang ya? Aku harus ketemu klien dulu soalnya, tiba² dia bisa sekarang."

"Kamu mao sibuk sampai kapan si?", akhirnya aku berkata seperti itu. Karena aku sudah ga tahan melihat kesibukannya.

"Sampai ada yg bisa handle, sayang. Sabar ya, ini kan usaha baru, ga mungkin aku tinggal."

"Terserah kamulah.", aku malas berdebat dengannya.

"Sayang, jgn marah ya? Nanti selesai ini, aku ke rumahmu, oke?", katanya berusaha membujukku agar tidak marah.

"Oke."

"Aku pergi dulu ya, sayang.", katanya sambil mengecup keningku.

Dan aku sendiri lg.

Teacher's Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang