Teacher's Story [END]

27

Aku pergi ke kantor Daniel. Aku sudah memberitahunya bahwa aku akan datang.

Nanti langsung masuk aja keruanganku ya :)

Balasan Daniel, setelah aku memberitahunya bahwa aku akan kesana.

Sampai disana, aku disambut sekretarisnya, aku hanya bilang sudah ada janji dgn Daniel, lalu aku dipersilahkan masuk.

"Hai, sayang. Kenapa kamu tiba² kesini?", tanya Daniel setelah aku masuk.

"Mas, aku mao menyelesaikan hubungan kita. Aku minta maaf."

"Kenapa, Fan?", Daniel langsung berdiri menghampiriku.

"Eva uda tau. Eva uda tau semuanya.", aku berkata sambil menatapnya. "Albert juga. Aku ga mao memperpanjang masalah ini, jangan mempersulit aku.", kataku menjelaskan pada Daniel.

"Fan, tenang dulu, oke? Aku ga mao kita pisah. Tenangin diri kamu. Sayang?", tanyaku, karena aku tidak merespon.

"Maaf, Mas. Aku..aku ga bisa. Aku akan pergi, aku ga akan temui Mas lg. Maaf aku sudah merusak hubungan Mas dan Eva.", kataku sambil berjalan ke luar.

"Fan, jangan tinggalin aku! Aku mohon!"

Aku berbalik menatapnya. Menatap seorang lelaki yg tidak akan pernah jadi milikku. Seorang lelaki yang seharusnya tidak aku dekati.

"Mas, kita selesaikan hubungan ini. Aku ga bisa seperti ini terus. Aku akan pergi. Selamat tinggal!"

"Fan! Kita bisa bicarakan lagi!", katanya sambil memegang tanganku.
Aku langsung lepaskan tangannya. Dan langsung keluar dari ruangannya.

"Fan, aku akan menikahimu!"

Aku langsung berbalik menatapnya lagi.

"Jangan gila, Mas! Eva gimana? Celena? Albert? Dengan kita begini, kita uda menyakiti banyak hati, Mas."

"Aku akan cerai dgn Eva. Dan aku akan menikahimu.", Daniel berkata.

"Ngak, aku ga mao. Uda cukup, Mas. Mas tolong pikirkan Celena, jangan buat dia sedih, Mas. Cukup kita saja.", kataku mulai menangis.

Daniel menghela nafas.

"Aku emg mao menceraikan Eva. Sudah sejak lama. Semenjak bertemu dgnmu, aku semakin yakin. Berkas² jg sudah aku siapkan. Kamu yakin mao pergi? Setelah cerai dgn Eva, aku benar² akan menikahimu, Fan."

"Mas, seandainya kita menikah, kita menikah di atas penderitaan banyak orang. Albert, Eva, Celena. Dan apa Celena mao menerima aku? Tolong Mas ngerti, hubungan kita mao sampai kapanpun ga akan berhasil, karena kita memulai ini dgn tidak benar."

Tiba² Eva membuka pintu.

"Ooo bagus. Lg ngapain kalian?", tanya Eva.

"Eva, km ngapain kesini?", tanya Daniel.

"Aku istri kamu, ga boleh kesini? Itu selingkuhan kamu disini gapapa?"

"Mbak, aku kesini cm ingin menyelesaikan semuanya dan pamit dgn Mas Daniel. Aku minta maaf utk semua ini."

"Minta maaf? Enak ya, uda ngerusak rumah tangga orang trus tinggal minta maaf.", kata Eva sinis.

"Eva, cukup! Bukan salah Fanny, dari awal aku yg deketin dia. Kamu tau kenapa? Karena kamu. Kamu terlalu sibuk. Kamu ga pernah ngurus Celena, aku, dan rumah. Pernah kita mengobrol seperti dulu? Ga pernah. Pernah kita makan bersama seperti dulu? Ga pernah. Pernah kamu nemenin Celena main? Ga pernah."

"Haha, cocok emg kalian sebagai pasangan ya. Uda kalian yg selingkuh, trus kalian salahin aku? Wow.", katanya bertepuk tangan.

"Ngak, bukan salah km doang emg, salahku juga. Aku ga pernah bicarain ini denganmu. Aku minta maaf.", Daniel meminta maaf ke Eva.

"Maaf, maaf. Kalian pikir dgn maaf semua selesai!", kata Eva marah.

"Sudah, Eva. Kita emg uda ga cocok lg, aku ga bisa mengerti kamu yg sibuk. Aku ga bs terima. Maaf."

"Trus kamu mao apa? Km mao pisah? Iya?"

"Iya, maaf. Aku mao cerai dari kamu. Dan ini bukan karena Fanny. Aku uda mikirin ini dari lama. Semua berkas² uda ada. Tinggal di ajukan saja. Perasaan aku ke kamu jg uda hilang sepenuhnya. Aku minta maaf."

"Oke, silahkan. Urus aja perceraian ini, aku ga peduli lg.", kata Eva dan langsung keluar dr ruangan.

"Maaf, Mas. Aku jg permisi."

Daniel hanya diam dan tidak menahanku lg. Aku anggap ini pertemuan terakhir kita.