Langit telah menjingga, koakan burung yang pulang kesarang dan suasana kota yang ramai dengan kendaraan juga pejalan kaki yang pulang dari tugas-tugas hariannya.
Dari segelintir lautan manusia itu, pada sebuah terotoar di dekat sebuah toko dengan papan nama yang bertuliskan 'Mr. Kerry' dengan huruf yang dibuat menonjol keluar. Sisa dari cat putih pada tulisan itu telah pudar, bersama papan tulisan yang miring dan tua, sama seperti toko nya.
Terlihat seorang dengan jaket coklat tua berbulu putih yang menenteng sebuah tas, berdiri di sana sembari melirik kearah toko. Atau lebih tepatnya pada pintu toko yang di gembok dari luar. Disana jelas bertuliskan 'DIJUAL' dengan seluruh huruf besarnya. Menjelaskan kalau toko itu telah di tutup, bahkan dari kondisi toko yang nampak tua walaupun segala prabotan masih berada di dalam toko.
Ethan Carey, pemuda berjaket itu yakin kalau si pemilik toko meninggalkan tokonya masih dalam keadaan barang yang lengkap di dalam sana. Dan sepertinya sanak saudara atau orang-orang sekitar sini enggan untuk memindahkan barang-barang itu.
Bola mata hijau terangnya layaknya daun muda yang menyembul dari puncak pohon dengan sinar terakhir matahari yang membuat pantulan warnanya sedikit memucat.
Mengalihkan pandangan dari toko tua itu, Ethan menatap seorang gadis yang baru saja keluar dari toko dengan plat besar dengan nama 'Sweet Sugar'. Gadis berambut hitam itu menenteng sekantung penuh coklat dan permen. Melihat seberapa banyaknya makanan manis yang dibeli oleh gadis itu Ethan berdecak, setibanya gadis itu di hadapannya dia segera menatap tajam.
"Deven, seingat ku kau berjanji tidak akan membeli makanan manis lagi hingga bulan depan."
Gadis berpuncuk hitam itu mengangkat kepalanya, menyeringai memperlihatkan deretan gigi putih dan rapihnya. Tanpa memperdulikan teguran sahabatnya dia mengambil sesuatu dari balik saku jaketnya. Sejenak dia memperhatikan sebuah surat beramplop merah muda dengan lambang hati besar berwarna merah di sudut kanan atas. Melirik Ethan yang juga menatap amlop itu, Senyum miring langsung terpampang di wajah gadis itu, namun seketika menghilang dan menundukkan kepalanya sembari menjulurkan tangannya yang memegang surat.
"aku menyukai mu!"
Ethan tersentak, membeku di tempat. Dapat dia rasakan jantungnya memompa lebih cepat dari biasanya, rasa panas matahari sore mambakar tubuh dan wajahnya. Menatap Beatricia yang masih tertunduk dengan tangan yang memegang surat terjulur di depan dadanya. Ethan sadar kalau dia telah menahan nafasnya, tercekat dia mengambil surat itu dengan tangan bergetar. Sebelum tangannya menyentuh surat kepala Beatricia terangkat, menampakkan senyum jahilnya.
"kata Sonya."
Seketika membuat wajah Ethan berubah menjadi masam. Mengambil surat yang ada ditangah Beatricia dengan kesal, dan tanpa pikir panjang merematnya menjadi bola. Beatricia yang awalnya menyeringai puas dengan hasil aktingnya membelalak saat melihat Ethan melempar surat yang telah menjadi bola itu ke dalam kotak sampah dipinggir jalan, dari cela yang sedikit terbuka bola itu masuk ke dalam kotak sampah dengan tepat.
"oh, jangan remehkan anak basket." Pikir Beatricia dan mengangguk mantap. Bukan hal sulit bagi anak basket seperti Ethan yang telah menyumbangkan banyak piala dan mendali kepada sekolahnya atas prestasi yang dia dan tim nya raih. "uh, seharusnya kau membaca isinya dulu. Apa kau tahu saat Sonya memberikan surat itu pada ku di toko sana?"
Beatricia menunjuk kearah toko yang dia kunjungi sebelumnya, tanpa membiarkan Ethan berbicara dia memotong perkataannya. "wajahnya memerah seperti tomat dan dia berkeringat seperti es limun pada musim panas."
Menatap jengah gadis dihadapannya, Ethan mengambil kantung berisi makanan manis yang Beatricia beli tanpa sempat disadari oleh gadis itu.
"hei!"
KAMU SEDANG MEMBACA
CURSE OF THE BLACK HEART (END-REVISI)
ParanormalBeatricia Deven hanyalah segelintir dari banyaknya anak 17 tahun dimuka Bumi, dan dari sejumlah remaja yang kesulitan menghadapi masa-masa muda di hidupnya. Karena memiliki tubuh yang gemuk dan penampilan yang buruk, dia kerap mendapatkan kekerasan...