15. Para Dewan

31 6 0
                                    

Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk sampai ke Deteny Sreeing. Kawasan perumahan yang pudar oleh jaman. Rumah-rumah berbata merah dengan taman-taman yang sepih dan murung. Tanpa pagar yang menghiasinya dan kotak surat berkarat.

Beatricia yakin malam semakin larut dan hawa semakin dingin turun meliputi kota. Beatricia merapatkan jaket dan meritsletingnya, namun tindakan itu tidak benar-benar membantunya mengurangi hawa dingin.

Butuh beberapa meter lagi dan rumah bercat merah milik Genna Anyellen mulai terlihat. Dia memasuki pekarangan yang ditumbuhi mawar merah pada kedua sisi rumah dan masuk kedalam teras. Lampu teras hidup beserta lampu ruang dalam terlihat dari jendela yang tertutup gordeng. Namun Beatricia yakin rumah itu tengah kosong saat ini, jadi dia tidak perlu mengetuk.

Karena itu Beatricia berbalik menuju sisi rumah dan menyelinap melalui semak-semak mawar yang mengharuskannya melompatinya. Beruntung dia memilih celana panjang yang agak longgar, bukan jins yang ketat. Lalu sampai ke belakang rumah yang cukup luas.

Lampu teras belakang juga di hidupkan, dia sedikit terpukau menlihat betapa Genna Anyellen masih memperhatikan rumahnya walau dia terburu-buru. Pot-pot dari tanaman kaktus berada diatas rak-rak kayu disamping teras, beberapa anak tangga dan derit dari papan kayu bergema di keheningan malam. Berharap saja para tetangga tidak tertarik melihat dari mana asal suara ganjil yang menganggu jam tidur mereka.

Merunduk di depan pintu dengan alas kaki merah, Beatricia menyibakkannya dan merabah bawah alas kaki. Dia dapat merasakan sela-sela dari papan kayu yang memberi jarak satu sama lain, hingga dia menemukan sebuah tonjolan dan menekannya kuat-kuat, suara klik sama terdengar dan salah satu ujung papak kayu terangkat. Beatricia menariknya keatas dan menemukan kunci cadangan tergeletak penuh noda tanah.

Sekali lagi dia harus terpukau melihat berapa ketelitian dari sosok Genna Anyellen, sekarang dia dapat tahu bagaimana neneknya bisa menjadi salah satu dari Dewan Luar. Kecerdikan dan kejeniusan milik wanita tua itu sunggu diapresiasi.

Tanpa pikir panjang Beatricia memasukkan kunci pada lubang kunci dan memutarnya. Tanpa derit dari suara pintu yang didorong kedalam dan Beatricia masuk dan kembali menutup pintu dengan cepat. Dapur rumah gelap, neneknya tidak menghidupkan lampunya dan Beatricia tidak berinisiatif untuk menghidupkannya juga.

Dia segera mempercepat langkahnya menuju lantai atas, untuk mencari buku-buku sejarah atau misterius maka tempat yang paling cocok adalah perpustakaan pribadi di lantai dua dekat kamar neneknya.

Menelusuri lorong lantai dua Beatricia menangkap beberapa lukisan di dinding lorong bercat merah itu. Beberapa adalah lukisan pemandangan sebuah kota dan desa, dan beberapa lagi pemandangan sekumpulan orang romawi yang terlihat mengulurkan tangan ke langit yang mengeluarkan cahaya. Dia melewati seluruh lukisan tua itu dan menuju pintu kayu coklat yang tertutup rapat.

Beatricia baru terpikir kalau mungkin saja pintu itu dikunci. Mengabaikan rasa jengkelnya dia memutar knop pintu dan terdengar suara klik kemudian, lalu pintu terdorong kedepan dan ruangan penuh rak-rak tinggi menjulang hingga kelangit-langit terlihat.

Karpet merah terbentang memenuhi lantai, menopang meja dan kursi kayu yang berpoles dibawah lampu gantung ditengah ruangan. Nuansa klasik langsung terasa dan rak yang di penuhi buku itu seolah menatapnya penuh penilaian dan kewaspadaan, seperti menatap seorang pencuri yang hendak dihadapakan ke depan hakim.

Untuk mempersingkat waktu Beatricia segera mengambil langkah menuju rak-rak buku. Dia tidak terfikir untuk membaca tiap judulnya, hanya menatapnya dan menggumamkan kata-kata yang dia perlukan. Tempat itu memang tidak luas, bahkan lebih kecil dari kamarnya. Tapi banyaknya buku dan laci-laci membuatnya menghabiskan waktu yang cukup lama untuk menemukan sesuatu yang misterius ataupun unik.

CURSE OF THE BLACK HEART (END-REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang