Saat Beatricia terbangun dan memeriksa kamar tamu yang bertepatan berada disebelah kamarnya, dia sudah tidak melihat sosok Ethan disana. Ibunya berkata saat dia turun untuk sarapan kalau ibu dari Ethan datang menjemputnya beberapa jam yang lalu.
Lalu Holea bercerita mengenai pembicaraannya dengan ibu Ethan yang sudah mulai di abaikan Beatricia. Dia tahu jika ke dua wanita dewasa itu bertemu dan mengobrol, isi dari pembicaraan mereka tidak jauh dari seputar gosip terbaru atau yang terkadang membuat Beatricia kesal adalah keburukan dari anak – anak mereka.
Pura – pura sibuk dengan sarapannya ayah Beatricia datang dengan mantel coklat panjangnya dan surat kabar yang Beatricia yakin baru saja ayahnya beli.
"kalian akan berangkat siang ini?" tanya Beatricia ragu, kedua orangtuanya segera mengalihkan pandangan dari kegiatan mereka.
Beatricia dapat melihat keraguan yang tak berdasar dari tatapan keduanya, pikirnya mungkin kedua orangtua Beatricia akan membatalkan tugas mereka mengingat pembicaraan mereka dengan neneknya.
"ya," Willmer berkata singkat, mengangkat korannya dihadapannya. "kami akan pergi pukul 11."
"Beatricia," panggil Holea. "nak, berhati – hatilah selama kami pergi. Jangan pulang larut dan jangan main terlalu jauh, ajak Ethan jika bisa. Menginaplah di rumah keluarga Carey jika nenek mu tidak bisa menemani, dan ingat, jangan pergi ke Kota Tua."
"kenapa?" pertanyaan itu spontan diajukannya, Beatricia merasa seharusnya dia tidak mengatakannya namun dia juga ingin melihat reaksi dari kedua orangtuanya.
Holea dan Willmer saling berpandang dengan cemas, kali ini Beatricia yakin kalau orangtuanya tidak akan membicarakan mengenai pembicaraan mereka dengan neneknya.
"hanya, sekarang ini tengah beredar kasus penculikan." Ujar Willmer cepat, melirik istirnya meminta persetujuan.
"ya, benar." Holea menimpal dengan cepat.
Beatricia hanya mengangguk dan melanjutkan sarapannya, kedua orangtua Beatricia juga sibuk dengan kegiatan mereka masing – masing. Hingga terdengar suara decakan ayahnya dan Beatricia lihat ibunya segera mendekati sang ayah.
Mereka nampak serius memperhatikan Koran yang di pegang oleh ayahnya, beberapa kali mereka akan saling berpandang sebelum bergumam yang tidak bisa Beatricia dengar.
"apakah kita benar – benar harus membatalkan penerbangan?" tanya Holea terdengar khwatir.
Raut wajah Willmer terlihat pucat, dia melirik beberapa kali kearah Beatricia secara tidak langsung. "tidak, ibu yang akan mengurus semuanya. Beatricia,"
Beatricia mengangkat kepalanya menatap sang ayah. "ya?"
"berjanjilah kau tidak akan melakukan hal aneh selama kami tidak ada."
Beatricia memandangai kedua orang tuanya bergantian, ibunya mengangguk setujuh dengan raut pucat yang dipaksakan untuk tegar. Beatricia mengerti kekhawatiran kedua orangtuanya, pada akhirnya dia hanya bisa mengangguk dan melihat Willmer dan Holea menghela nafas legah.
"bagus, nah, apakah aku harus mengantar mu ke sekolah?"
*
Suasana kelas menjadi ramai oleh gosip yang tiba – tiba menyebar luas, bahkan tidak hanya memanas dikalangan anak perempuan bahkan para anak laki – laki pun sibuk membas mengenai penemuan mayat di aliran sungai jembatan penghubung antara kota Vidonia dengan Kota Tua.
Beatricia sempat melihat dan membaca surat kabar yang ada di perpustakaan, biasanya Mrs. Tasha akan membeli surat kabar terbaru setiap hari selasa, dan ini adalah hari selasa. Karena itu satu surat kabar itu tiba – tiba menjadi sangat menarik sehingga telah di pinjam oleh banyak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
CURSE OF THE BLACK HEART (END-REVISI)
ParanormalBeatricia Deven hanyalah segelintir dari banyaknya anak 17 tahun dimuka Bumi, dan dari sejumlah remaja yang kesulitan menghadapi masa-masa muda di hidupnya. Karena memiliki tubuh yang gemuk dan penampilan yang buruk, dia kerap mendapatkan kekerasan...