12. Sang Legenda

24 9 0
                                    

"tidak ada yang namanya kedamaian abadi. Setiap berakhirnya perang – perang maka akan memicu perang lainnya. Konflik yang tidak usai, terkadang hanya berasal dari hal sepele akan menjadi begitu besar.

Itu lah takdir dunia, dimana tidak akan ada yang namanya kedamaian, dan begitulah manusia di utus untuk menyelesaikan takdir itu. Berserta dengan takdir – takdir lain yang mengiringinya.

Dunia ini rumit, lebih rumit dari pada yang dikira. Saat kau merasa semuanya sama dan baik-baik saja, sebenarnya tidak begitu. Orang – orang yang kau kira adalah toko penjahatnya ternyata ada toko lain yang berperan utama sebagai penjahat. Bagaimana takdir mempermainkan mu?

Dan dunia ini tidak akan pernah menemukan kedamaiannya. Bahkan cahaya pun dapat padam suatu ketika dan kegelapan pada akhirnya akan mengerumbuni tiap bayangan. Orang – orang yang tidak terduga kadang memulai semua ini, karena itu harus tetap waspada. Walau kau menguasai pengendalian ruang dan waktu, itu percuma. Kau hanya bisa melihat, tidak dengan merubah,

Sejak dulu sudah ditakdirkan, dari apa yang telah di ciptakan. Sesuatu yang baik atau buruk akan terjadi karenanya. Dan setiap itu pula, akan ada solusi di setiap permasalahan. Dimana ada ujian maka ada jalan, hanya tinggal berusaha dan berusaha, hingga kau mati pun.

Mereka mungkin disebut sebagai pelindung, malaikat, penyelamat, sang legenda. Tidak peduli dari mana asal usul mereka, hanya menyelamatkan saja maka kau akan di kenang. Mungkin itu lah yang terjadi sejak dahulu, dan begitulah system kehidupan dari takdir yang mengikat sisi lain dari tiap dunia yang berbeda.

Dunia yang kalian pijak saat ini lebih kejam dari yang terlihat. Keindahan dan semua yang ada hanya sebagai penikmat kecil saja yang akan membuat orang – orang terlena. Dan saat ujian di berikan, mereka malah mengangkat tangan, menyerah atau memohon pertolongan.

Uniknya, takdir lagi – lagi mempermainkan mahluk yang hidup. Mereka muncul saat sesuatu terjadi, tidak ada yang tahu sesuatu seperti apa yang dimaksudkan.

Batu itu pun di ciptakan sebagai pertanda, bukan kesungguhan, terbuat dari sihir kuno yang telah lama hilang. Yang akan memberi catatan singkat mengenai sejarah, dia menolong, memang—memberi harapan. Tapi juga mala petaka yang lebih besar.

Sang Legenda, orang – orang yang entah berasal dari mana. Yang kelak akan menyelamatkan setiap permasalahan antar dimensi. Mereka akan datang untuk menolong dan menghilang setelah semuanya usai. Mereka akan siap kembali kapan pun jika takdir menginginkan mereka.

Tugas mereka adalah melaksanakan takdir, sesuai jalan yang telah di tunjukan. Membawa kemenangan dan mengalahkan kejahatan. Begitu simple bukan? Tapi tidak sesimpel itu.

Karena itulah mereka begitu di puja dan di anggungkan, hingga Menara Pengorbanan ini dibangun demi jasa – jasa mereka. Mengharukan.

Mereka pun tidak segan – segan meninggalkan tanda yang menjadi patokan pada akhirnya sebagai petunjuk lain. Sang Penyihir yang nyaris mendekati termulia, dan Sang Kesatria yang  begitu agung. Perak dan Emas, sihir dan senjata.

Walau hanya lukisan abstrak, yang asli terlihat hanyalah kedua pohon yang menyimbolkan mereka berdua. Dari sana lah pertanda kedatangan mereka berawal, sesungguhnya, benar – benar awal dari kemunculan, bukan kedatangan."

Tessa menyibakkan jubahnya dan mentap ke lantai marmer yang berkilau. "urusan atas, walaupun begitu jika orang – orang di bawah tidak ikut campur, kita bisa mati. Harus melindungi diri selama tangan mereka tidak bisa menjangkau kita. Begitulah hukumnya."

"kalian tahu kan jika masalah ini bukan hal sepele!" Tessa berteriak, penuh penekanan dan perasaan. Lalu perlahan dia kembali menundukkan kepalanya, dan iris emas itu mulai begetar. "mereka pasti datang, hanya mereka yang bisa menghentikan semua ini. Walau dewan – dewan mengurusnya, tidak—tidak tepat—tidak akan sempat—terlalu lama."

CURSE OF THE BLACK HEART (END-REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang