18. Bantuan Dari Sisi Lain

17 8 0
                                    

Beatricia dan Ethan kembali keruang makan, masih dalam keterkejutan mereka duduk diam melanjutkan makannya. Beatricia masih tidak percaya apa yang baru saja mereka lihat, dan membuat mereka sangat terkejut dan ketakutan disaat bersamaan.

Melanjutkan makannya dalam diam, tiba-tiba suara derap kaki mendekat membuat tubuh mereka menegang. Dan sosok Genna muncul dan menghampiri mereka.

"maaf, anak-anak. Nenek kedatangan teman, bisakah kalian menutup makanan setelah selesai? Kalian boleh pergi sesudahnya."

Beatricia mengangguk kaku dan memaksakan senyumannya. "ya, kami mengerti, nek."

"bagus," Genna mengangguk dan berbalik kembali ke koridor dan menghilang. Saat suara langkah kakinya menghilang Beatricia menatap Ethan dan mereka menghela nafas bersamaan.

"nyaris," gumam Ethan dan mengambil satu sendok soup nya.

"tidak, belum." Beatricia mendorong piringnya, nafsu makannya telah hilang digantikan kecemasan. "Kodar sepertinya belum mengatakan apapun."

"sepertinya tidak." Jawab Ethan santai dan melanjutkan makannya, Beatricia menatapnya tajam.

Beberapa saat yang lalu mereka mendebatkan mengenai orang yang tidak dapat dipercaya, Ethan sangat bersihkuku dengan hal itu. Dan lihat sekarang, seolah tidak peduli, pemuda itu masih dapat menyantap soup nya dengan tenang. Beatricia benar-benar tidak dapat memahami cara berfikir pemuda disampingnya itu.

"ayolah, Ethan. Yang benar saja?!" Beatricia melampiaskan kekesalanya dengan mengebrak meja.

Tidak merasa terusik, Ethan meliriknya sekilas dan kembali melanjutkan makannya. "tunggu, dua suap lagi soup ku akan selesai. Aku tidak bisa menghentikannya."

Beatricia berdecak tak percaya dan menyandarkan pundaknya. Dan beberapa saat kemudian Ethan selesai dengan soupnya.

"jadi, ya, nyaris saja." ulang Ethan dengan tenang yang malah semakin membuat Beatricia merasa kesal.

"kau bilang nyaris?! Dia bisa saja mengadukannya kepada nenek!"

"kau tenang saja," Ethan mengelap mulutnya dengan punggung tangan. "dia tidak akan memberitahunya."

"bagaimana kau bisa yakin dengan hal itu?" Beatricia mengusap wajahnya kasar. "dia tidak bisa dipercaya."

"memang," Ethan mengangguk, memain-mainkan sendok bekas soupnya dengan mangkuk yang kosong. "seorang pembisnis sepertinya akan mencari keuntungan disetiap kesempatan, mereka dapat menjual apa saja yang dapat memberikan mereka keuntungan. Dan jika, nenek menawarkan sesuatu, dan jika Kodar terfikir mendapatkan keuntungan darinya, maka dia akan menyebarkan apapun yang dia ketahui. Tapi itu pun pasti masih akan ada yang ditutupi, bila pelanggan masih kurang puas dan meminta lebih, penjual akan menaikan harga, mau tidak mau pelanggan akan menentukan pilihan. Jika dia benar-benar membutuhkannya dia akan mengambil tawaran si pedagang, walau harganya selangit."

"tapi, nenek tidak menaruh curiga pada kita." Ethan mengulurkan sondoknya didepan wajah Beatricia. "maka dari itu, kemungkinan besar, nenek tidak akan menanyakan apapun seputar kita kepadanya."

"wah," Beatricia mengangguk-anggukkan kepalanya dengan terpukau atas perkataan Ethan yang tinggi, dan terkesan berpendidikan luas. Padahal kebenarannya sangat jauh dari itu, tunggu, bagaimana Ethan bisa berfikiran sejauh itu? "kau menjadi cerdas."

Ethan mengangkat kedua alisnya, merasa dipuji dia tersenyum lebar dan membusungkan dada. "sudah biasa, hanya kau yang baru sadar."

Kepukauannya seketika jatuh melihat kesombongan Ethan, Beatricia memutar matanya dan bangkit berdiri membawa piring kotor dan membersihkannya.

CURSE OF THE BLACK HEART (END-REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang