Beatricia kembali menatap kerumbunan orang – orang, dia segera berpegangan pada stang saat Ethan kembali mengayunkan pedal sepeda hingga ke daerah yang lebih ramai.
Turun dari stang di ikuti oleh Ethan yang menuntun sepedanya. Mereka berdiri di belakang orang – orang dewasa yang sepertinya tertarik untuk melihat, Beatricia tiba – tiba merasakan lengannya di tarik. Dia melihat Ethan menganggukkan kepalanya ke suatu arah, Beatricia menoleh kearah gerbang dan melihat para guru berdiri di sana.
"apa?" tanya Beatricia bingung maksud dari anggukan Ethan.
"bukan, maksud ku, ayo masuk lewat sana."
Beatricia kembali menoleh dan melihat cela di antara orangtua murid dan para guru, cela kecil di sudut yang sepertinya pas untuk mereka masuk ke dalam sekolah.
"kenapa kita masuk?" tanya Beatricia masih bingung.
"ayo, saja." Ethan menuntun sepedanya ke arah orang – orang yang segera memberi jalan untuknya dan menyelinap melalui punggung orang yang berkerumun ke dalam sekolah.
Sekitar taman sekolah juga ramai, terlihal beberapa siswa yang berdiri di depan bangunan sekolah. Bahkan ada anak – anak yang masih mengenakan tas mereka, sepertinya mereka baru saja datang dan tertahan melihat kejadian yang terjadi.
Ethan berlari ke sudut taman sekolah di mana banyak sepeda lain yang terparkir, lalu kembali ke arah Beatricia yang menunggunya di depan pintu masuk sekolah.
Ethan menuju ke arah salah satu anak laki – laki yang berdiri paling dekat dengan mereka, Ethan menaikan satu tangannya dan tersenyum saat pria itu melihat Ethan mendekat dan membalas tersenyum dan sapaannya.
"yo, ada apa ini?" tanya Ethan ramah.
"Mr. Habel, beliau tersandung tumpukan berkas di dekat pintu masuk. Lalu kepalanya terbentur lemari besi. Sebelum itu terdengar suara benda jatuh dari ruang arsip. Tidak tahu juga apa yang benar – benar terjadi, yang pasti saat beberapa murid ke ruang arsip. Mr. Habel sudah terkapar dengan kepala berdarah."
Beatricia yang berdiri di sebelah Ethan ikut mendengar cerita itu bergeidik dan mengusap lengannya, dia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi orang yang melihat keadaan Mr. Habel pertama kali.
Pasti dia sangat shok.
"katanya Mr. Habel terkejut melihat adanya penampakan." Seorang laki – laki menyambung pembicaraan, Beatricia yakin salah satu teman Ethan. "kau tahu, bukan? Di ruang arsip itu angker."
Ethan mengangguk – angguk dan melipat tangannya di depan dada. Beatricia beranjak dari tempatnya, meninggalkan Ethan berserta teman – temannya dan menyelinap di antara anak – anak menuju ke dalam sekolah. Dia dapat melihat raut shok dari beberapa orang, lalu ke lantai dua di mana ruang arsip yang berada di bagian paling ujung dekat ruang guru berada.
Apa pun yang dia lakukan saat ini, Beatricia tidak bisa mengerti, perasaan ingin tahunya dan tidak enak yang membelenggu dirinya. Dia sangat ingin melihat keadaan ruang arsip sekarang. Walau sepertinya tempat itu mungkin di jaga oleh guru lain.
Benar saja, sesampainya Beatricia di depan ruang arsip, beberapa anak yang penasaran juga mengerumbuninya dan seorang penjaga sekolah tengah mengepel dengan ember berisi air berwarna merah.
Beatricia menutup hidungnya saat mencium bau anyir yang cukup menyengat. Sepertinya perlu beberapa kali pel untuk menghilangkan baunya.
"sana keluar." pria penjaga sekolah yang tidak Beatricia ketahui namanya mengusir anak – anak yang berkerumun di depan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CURSE OF THE BLACK HEART (END-REVISI)
ParanormalBeatricia Deven hanyalah segelintir dari banyaknya anak 17 tahun dimuka Bumi, dan dari sejumlah remaja yang kesulitan menghadapi masa-masa muda di hidupnya. Karena memiliki tubuh yang gemuk dan penampilan yang buruk, dia kerap mendapatkan kekerasan...