Gejolak kemarahan bersatu dengan kebencian, tekatnya sudah terpenuhi. Pengorbanan Ethan dan kesalahan yang dia buat, Beatricia bersumpah akan menebusnya saat itu juga.
Beatricia meraih pintu itu, namun begitu dia mengulurkan tangan untuk membukanya mendadak bangunan sekolah bergetar hingga ke pondasi terdalam. Terengah dan denyutan membahana menjelajar hingga ke udara, Beatricia menahan nafas, mencengkram dada seolah ada yang berusaha menarik udara keluar dari paru-parunya.
Terhuyung dan jatuh, Beatricia masih mencengram dadanya. Suara getaran itu berirama merdu dan menyiksa disaat bersamaan, dia merasakannya di tiap denyut jantungnya yang menekan secara menyakitkan bukan mendengarnya. Beatricia segera bangkit berdiri, menahan seluruh getaran pada rasa sakit di tubuhnya, mengayunkan pintu hingga terbuka lebar.
Kembali dia terhuyung dan nyaris tersungkur ke depan. Jika suara getaran yang dia rasakan berkali lipat saat berada di luar, getaran itu berasal dari arah pintu yang juga bergetar kuat seolah hendak hancur hingga ke kepingan terkecil.
Langit seolah bergemuruh mengantarkan kemarahannya, awan-awan hitam berpusat tepat diatas mereka seolah dari titik pusaran itu kelak akan mengantarkan sesuatu yang terhitamkan. Pintu Hitam tepat berada di tengah ruang luas, melayang beberapa senti dari dasar dan bergetar hebat. Dari lantai bermunculan pola-pola sihir yang sama dengan yang ada di loteng, semerah darah, lalu sesuatu melesat cepat bagai cahaya dalam kabut kehijauan. Beatricia mengetahuinya, adalah para jiwa orang-orang yang sudah terbunuh dan di kumpulkan. Jiwa-jiwa itu melesat kearah pintu dan seolah terserap olehnya.
Dan Beatricia membeku sepenuhnya. Suara jeritan terdengar saling menyahut dalam kengerian. Pekikan keras, penuh rasa sakit, erangan, menyatu menjadi satu dalam sebuah lantunan panjang yang membuat tubuh merinding hebat. Jiwa-jiwa itu seolah tercabik saat menyentuh udara dan terserap ke dalam pintu.
Openos berdiri di depan pintu, menyaksikan semuanya dengan wajah membentuk seringai lebar. Amulet Shai-Nefer berada beberapa meter darinya, berkilau cerah seolah di dalam sana tersimpan jiwanya sendiri.
Roh terakhir tersedot ke dalam pintu, dan getaran hebat itu terhenti dan keheningan yang kelam dan menyesakkan terjadi. Beatricia mendongak menatap awan hitam yang masih berputar perlahan diatas mereka. Beatricia yakin kehitaman dalam deruh itu tidak seperti awan hujan pada umumnya, kilatan dan samabaran tak berusara di dalam sana seolah menandakan sesuatu tengah menanti di dalam sana dan bersiap keluar saat pintunya terbuka.
Selagi Beatricia mengamatinya Openos mengangkat kedua tangannya ke udara, lalu berseru dengan lantang tak tergoyangkan.
"Erenkinza'kal!" serunya membuat tanah tersentak dan langit bergemuruh dengan teriakan. Pintu itu tersentak dalam ketukan yang dalam, bergetar setiap pengantarkan kata sihir yang keluar. "yang terpenuhi dalam kefanahan dan keabadian. Nama yang tenggelam telah kembali bangkit, dari Sembilan Dunia yang terpenuhi. Dari kedalam Lostsoul yang menelan keagungan mu, mantranya telah terpecahkan! Akan menghapuskan cahaya yang semu dan menggantinya dengan kegelapan yang pekat. Aku pengabdi setia atas jiwa dan kekuasaan singgasana kelam mu. Datangkan lah utusan yang dapat mengantarkan kesetian ku, Openos, penyihir mu, ku berikan semua ini dalam bentuk pelayan mu. Dengan nama mu yang teragung—"
"De'Amane Sa, Acchaccurius!!" tongkat Beatricia bercahaya kuat saat dia mengatakan mantra dengan ketegasan yang tak diketahui, membuat langit kembali bergemuru dengan ketakutan dan mantra Openos terhenti.
Tembakan cahaya yang murni melesat menghilang saat Openos berbalik dan hendak menghalau sihirnya, namun menghilang tepat di hadapan Openos. Menyeringai dengan muram, Openos hendak kembali membalas serangan, namun terhenti akibat ledakan besar dari belakangnya.
Menyaksikan bagaimana ledakan cahaya putih membentur pintu yang membuatnya bergetar hebat, beberapa jiwa melesat keluar terbebaskan dan melayang tak beraturan di udara.
KAMU SEDANG MEMBACA
CURSE OF THE BLACK HEART (END-REVISI)
ParanormalBeatricia Deven hanyalah segelintir dari banyaknya anak 17 tahun dimuka Bumi, dan dari sejumlah remaja yang kesulitan menghadapi masa-masa muda di hidupnya. Karena memiliki tubuh yang gemuk dan penampilan yang buruk, dia kerap mendapatkan kekerasan...