Cahaya terang yang menandakan hari itu akan di habiskan tanpa kedatangan hujan. Beatricia senang, dan suasana hatinya secerah hari itu. Sayangnya hal buruk yang perlu di pikirkan adalah sekolah, bangunan itu rusak cukup parah di bagian dimana pertarungan antara orang-orang Kota Kabut dan Openos. Atapnya roboh, taman sekitar sekolah rusak dan penuh lubang dan hangus terbakar.
Beatricia agak menyesal telah meningalkan pertarungan yang—sepertinya—seru itu, jika di lihat dari kerusakan yang terjadi. Tidak perlu di komentari lagi siapa yang telah mengakibatkan kerusakan besar, tentunya—Beatricia yakin—bukan Openos pelakunya. Dia yakin penyihir itu—yang sekarang sudah di bawa kembali ke sel lamanya di Kota Kabut dan kali ini mungkin dengan penjagaan ketat di tambahkan—lebih banyak melindungi dirinya dari pada menyerang. Sedikit memberi Beatricia simpati.
Dan dia sudah yakin siapa petarung paling hebo saat itu, Ethan Carey, siapa lagi? Yang mengangkat tinggi pedangnya di atas punggung sang naga. Beatricia tidak dapat menyembuyikan senyumnya saat dia baru saja datang kembali ke lingkungan sekolah yang sudah terselesaikan.
Mendapati Ethan masih berada di atas punggung naganya yang bertengger di undakan puing bangunan, pemuda itu terlihat begitu senang dan bersemangat, seperti biasanya.
Beberapa rombongan kesatria menggelilinginya dan salah satu yang Beatricia ingat pernah dia temui di Kota Kabut saat tubuhnya dikendalikan oleh Erenkinza'kal. Sepertinya sosok itu adalah orang berpangkat tinggi di barisan kesatria dan sepertinya akan segera menjadi pengikut Ethan yang paling setia.
Beralih dari kesenangan itu, Beatricia merasa hatinya bergejolak saat tahu ada yang gugur—banyak—dari para penyihir dan kesatria yang membantu. Bahkan tidak tersisa sedikit pun dari tubuh mereka, serangan dari sihir Openos benar-benar menghancurkan mereka. Setidaknya, akan lebih baik jika jasad mereka masih bisa berwujud.
Selagi berkeliaran, Beatricia mendapati beberapa penyihir menyapanya dan menanyakan keadaannya, Beatricia merasa dirinya mulai seperti bagian dari mereka. Tidak perlu seperti dulu dimana dia dan Ethan harus mengendap-endap diantara orang-orang itu.
Beatricia melihat beberapa orang dewan yang tengah sibuk membereskan kekacawan. Cukup mengejutkan, dan sepertinya tidak harus, saat melihat bagaimana para penyihir memperbaiki bangunan sekolah dan sekitarnya yang hancur. Tentu saja, sepertinya adalah pekerjaan yang mudah untuk mereka.
Selagi Beatricia mengamati puing-puing itu kembali ke tempatnya semula dan bekas-bekas dari lubang dan bakaran memudar, Mathera keluar dari barisan para dewan dan berjalan mendekati Beatricia.
"sepertinya berakhir dengan baik kali ini, tuan Mathera." Kata Beatricia berusaha untuk terdengar ramah, ingat dia terakhir kali pertemuan mereka cukup buruk.
"ya, untungnya." Balas Mathera dengan tegas, wibawa seorang Dewannya terlihat. Dia ikut menatap proses perbaikan itu dengan kedua tangan terlipat di belakang tubuhnya.
"ku sarankan, kalian sebaliknya menempatkan Openos di tempat yang berbeda dari sebelumnya." Kata Beatricia terdengar muram.
"ide yang bagus," kata Mathera dan meliriknya singkat. "tapi kami tetap akan mengembalikannya ke sel lamanya, penjagaan akan kami perketat mulai sekarang, pantauan dari para Dewan pun akan di atur ulang."
Beatricia mengangguk-anggukan kepalanya. "bagus, itu lebih baik."
Tumpukan puing dari atap bangunan terakhir tersusun, dan seketika bangunan itu kembali ke sedia kala seolah tidak pernah terjadi kehancuran sebelumnya. Melihat bangunan sekolah mengingatkan Beatricia mengenali satu hal yang menjadi pertanyaannya hingga sekarang.
"Openos, dan Nubian, mereka menjadikan sekolah sebagai markas untuk jiwa-jiwa yang mereka ambil. Bagaimana bisa? Maksud ku, banyak orang di sekolah setiap harinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
CURSE OF THE BLACK HEART (END-REVISI)
ParanormalBeatricia Deven hanyalah segelintir dari banyaknya anak 17 tahun dimuka Bumi, dan dari sejumlah remaja yang kesulitan menghadapi masa-masa muda di hidupnya. Karena memiliki tubuh yang gemuk dan penampilan yang buruk, dia kerap mendapatkan kekerasan...