Suho kontan mendongak saat sebuah MacBook tersodor di atas mejanya. Gadis itu berdiri dengan lantang, ekspresinya ketara sengit, disertai mata menyalang marah.
“Apa itu, Kak?” tanyanya sembari mengacungkan jari telunjuk ke tulisan yang terpampang jelas di MacBook. “Dia membawa rombongannya ... lihat!” menyodorkan lebih dekat layar MacBook di depan sang kakak, “bahkan seorang pelacur dibawa.”
Suho tersentak tatkala Jisoo menyebut “pelacur” dengan gamblangnya. Matanya memicing dengan wajah terangkat, ia menatap adiknya itu.
“Dari mana kau belajar kosakata itu?”
“Hm?” Lalu sadar bagian mana yang ditanyakan oleh kakaknya. “TV—errr, maybe?”
“Oke, ingatkan aku untuk mencabut langganan tontonanmu itu.”
“Apa-apaan?”
“Tontonanmu itu cukup berbahaya.”
“Maksudku—ini!” Mengacungkan kembali MacBook di depan wajah Suho. “Data penyelidikan sudah keluar. Jelas aku tidak suka dengan gagasan dia datang kemari bersama rombongannya ... oke, rombongannya, dan sebagian dari mereka seorang pela—” Mulutnya segera terkatup ratap tak jadi melanjutkan bagian akhir karena tatapan Suho terlalu mengancam.
Jisoo berusaha menjelaskan tanpa menyinggung bagian “pelacur”. Hal itu cukup sensitif di telinga Suho, mengingat adiknya merupakan gadis dewasa yang jarang mengeluarkan kata-kata kotor. Seperti demikian barusan.
“Keamanan dan kenyamanan tamu adalah prioritas kita. Benar, bukan?”
Suho mengangguk setuju. Well, kedua hal tersebut ada benarnya. Keamanan dan kenyamanan tamu merupakan konsep Ma Charie, yang lebih dari sepuluh tahun beroperasi sebagai pusat akomodasi untuk kalangan elit. Bukan sembarangan orang dapat bertandang kemari. Ada beberapa prosedur yang sangat ketat diperhatikan.
Ma Charie mengusung tema nature dan pribumi. Setiap tamu yang berkunjung akan dilakukan penyelidikan asal usul, termasuk bagian, apakah mereka pernah atau bagian dari pelanggar hukum negara, dan kalangan biasa atau kalangan elit. Biaya tinggal di Ma Charie sangatlah mahal. Oleh sebab itu, perbedaan kasta perlu diperhatikan. Well, begitulah dunia bisnis, bung.
Disamping itu, setiap tamu sangat disarankan untuk tidak membawa kamera; baik kamera ponsel maupun kamera profesional. Apabila ingin berfoto, pihak Ma Charie akan memberi layanan foto dihandel langsung photografer profesional. Itupun setiap hasil foto akan dipilah; mana yang boleh diberikan dan mana yang tidak.
Sudah dijelaskan bukan, konsep Ma Charie adalah nature dan pribumi. Jangan berharap menemukan Internet di sana. Selama tinggal para tamu akan terbebaskan dari Internet dan menikmati hidup pribumi rasa modern.
Ma Charie adalah pilihan terbaik untuk berlibur dan terhindar dari kamera paparazzi. Hal terpenting dari Ma Charie ialah, segala kegiatan tamu di Ma Charie akan dirahasiakan secara hukum. Banyak kamera CCTV, beberapa alat pengamanan lainnya, pun pegawai yang telah dilatih sedemikian baiknya.
Belum pernah sekalipun liburan tamu terbongkar di luar Ma Charie. Semua terjaga dengan baik oleh mereka.
“Untuk menghindari kebocoran ‘gosip’ yang mungkin terjadi di luar. Maka penyelidikan tamu adalah hal utama yang perlu dilakukan. Benar, bukan?”
Suho mengangguk lagi.
“Berdasarkan penyelidikan yang kuterima. Tiga di antara rombongan tamu ini dicurigai bagian orang yang berbahaya dan tidak dapat dipercaya. Kakak ngerti maksudku, kan?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Cara | Taesoo [✔]
FanfictionMr. Rockstar, begitulah nama bekennya, dengan mudahnya mendapatkan yang terbaik. Dia tidak pernah menginginkan sesuatu yang besar saat menginginkan Miss. Island. Hanya saja, ada orang lain yang menghalangi mereka dan menginginkan Miss. Island untuk...