Lima belas

1.5K 331 45
                                    

Mark membantunya menyelinap di antara ribuan fans di tengah-tengah konser berlangsung. Mereka berhasil mendapatkan tiket setelah sebelumnya gagal. Keuntungan itu atas bantauan Doyoung. Dia mendapatkan dengan mudah hanya sekali menghubungi seseorang.

Orang kaya dengan koneksinya. Mengapa harus dia terkejut?

Mereka menyebutnya mini konser, tetapi menurut pengamatan Jisoo, ini lebih dari sekadar mini konser. Ratusan ribu fans Mad Dog membludak, baik di luar maupun di dalam gedung. Untuk berhasil masuk konser, mereka perlu siasat supaya dapat menyeruak di tengah-tengah lautan manusia. Butuh juang tinggi agar mereka bisa mendapatkan posisi strategis di garis terdepan.

Para fans saling berebut tempat demi melihat sang idola. Tidak hanya wanita, bahkan pria pun ikut merebutkan posisi. Kekacauan yang terjadi di tengah-tengah lautan manusia, membuat tubuh Jisoo terhuyung ke sana-kemari. Mark dengan sigap menghalau orang yang akan menyenggol Jisoo dengan tak sengaja. Pria yang ditugaskan untuk menjaganya ini senantiasa berada di belakang untuk melindunginya. Sangat kompeten saat menjalankan tugas sebagai seorang pengawal.

“Masih lama, ya?” pikir Jisoo sudah tak sabar melihat aksi Taeyong di atas panggung.

Sekalipun pernah melihatnya bernyanyi di atas panggung lewat Youtube, antusiasme yang dirasakan sangatlah berbeda. Jisoo begitu excited sejak diizinkan oleh Seunghyun mendatangi konser Taeyong. Tiga hari sesudah mendapatkan izin, dia menghabiskan seharian penuh untuk sekadar menonton video Mad Dog.

Jisoo memang tidak menyukai genre rock. Itu terbukti dari setiap reaksi yang diperlihatkan selama menonton penampilan Mad Dog di Youtube. Lebih banyak mendengkus, diam dan bingung, lalu merasa terganggu dengan nyanyian yang berupa teriakan.

Lalu sekarang, ia berada di tengah-tengah fans Mad Dog. Jisoo nyaris jatuh saat seorang pria bertubuh besar menyenggol tubuhnya. Mark berhasil menangkap punggungnya, segera menyingkirkan pria itu dari hadapan Jisoo. Mereka sempat saling memandang dengan ekspresi marah, tetapi Mark dapat mengatasinya karena si pria tubuh besar langsung berpindah tempat.

Thanks,” ucap Jisoo sambil melirik lewat bahu sosok Mark di belakang.

Mark cuma tersenyum membalas ucapan terima kasihnya. Kali ini dia bukan sekadar berdiri dan memantau, melainkan menempelkan punggung Jisoo di dadanya. Sepertinya dia menyadari ekspresi lelah Jisoo. Berdiri setengah jam dengan kondisi sesak membuat dirinya sesak napas. Ya Tuhan, ini adalah pertama kali dia mendatangi pertunjukkan musik secara live. Pantesan saja dia cepat merasa letih dan sesak napas. Namun, tetap bertahan demi melihat Taeyong.

Mereka belum bertemu semenjak keputusan Jisoo datang kemari. Nomer Taeyong masih sulit dihubungi, dan pria itu menepati ucapannya untuk tidak menghubungi Jisoo selama dua minggu.

Penyebab hilangnya komunikasi mereka (yang bersifat sementara), menjadikan Jisoo kesulitan untuk menemui Taeyong. Biarpun Doyoung menawarkan bantuan, Jisoo dengan halus menolak. Dia tidak mau menganggu kesibukkan Taeyong. Enggan membuat konsentrasi pria itu terbuyarkan oleh kehadirannya.

Dua hari lalu dia melihat konferensi pers Taeyong bersama anggotanya di TV. Ekspresi Taeyong kelihatan jelas kalau dia sangat kelelahan. Jisoo dapat menduga bahwa pria itu telah melewatkan jam tidurnya. Walaupun wajahnya dirias dengan make-up ringan, Jisoo tetap bisa melihat kelelahan di matanya.

Keprihatian langsubg menyelimuti hati Jisoo, serta kerinduan akan kehadiran pria tersebut.

Hello, everybody!”

Tubuh Jisoo langsung meremang, matanya berbinar-binar melihat sosoknya berdiri penuh semangat di atas panggung. Taeyong memakai T-shirt putih dengan tulisan besar “Mad Dog” dan celana jins ketat membelit sepasang kakinya. Rambut pria itu agak panjang ketimbang saat mereka bertemu, dibiarkan berantakan begitu, seolah disengaja untuk melihatkan sentuhan seorang vokalis band rock yang berantakan.

Cara | Taesoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang