Dua puluh dua

1.3K 282 54
                                    

Semestinya mereka berhuru-hura menikmati perjalanan, sebagaimana yang dilakukan oleh sepasang kekasih begitu mereka melakukan trip hanya berdua saja. Melintasi jalanan yang mulai meninggalkan perkotaan dengan van kemah super mewah.

Van jenis Marchedes-Benz yang memiliki konsep “Concept Marco Polo” dan mengusung semangat “smart home”. Hal yang membuatnya mewah adalah tampilan isi di dalamnya. Ada satu ranjang dengan ukuran queen size bergelantung yang dapat dinaik-turunkan. Satu dapur berukuran minimalis—sangat—memiliki ruang yang menyenangkan, dibekali kompor, coolbox, tempat cuci piring, area memotong atau menyiapkan bahan, memiliki konter, dan perlengkapan dapur lainnya. Untuk masalah kamar mandi tak perlu dipertanyakan karena tepat di sebelah kamar terdapat sebuah pintu untuk kamar mandi. Ukurannya kecil, hanya muat dihuni dua orang itupun mesti saling berhimpitan. Di dalamnya sekadar ada toilet duduk, shower, kaca berukuran sedang, tempat gantung handuk, lalu tempat untuk peralatan mandi dan di dalamnya bersih.

Di ruang tengah terdapat satu sofa berukuran sedang—cukuplah ditiduri oleh Jisoo kapanpun dia mau. Tidak ada meja, hanya sofa berwarna krem. Lalu perlengkapan lain seperti TV menempel dinding mobil, lampu gantung, lemari pakaian, dan lantai memiliki karpet super hangat. Di depan sendiri hanya memiliki dua kursi untuk penumpang dan pengemudi. Disamping itu, pengemudi memiliki kontrol suara untuk mengatur setelan suspensi udara, buka-tutup atap, dan jendela.

Taeyong tengah mempusatkan perhatian ke jalanan. Dia sudah mengendarai van empat jam lalu. Meninggalkan perkotaan menuju kota berlibur mereka selama tiga hari. Sebuah liburan singkat nan menyenangkan terlepas dari dunia selebritasnya.

Van yang dikendarai bukanlah miliknya secara pribadi, melainkan milik orangtuanya. Mobil kemah ini sudah dimiliki ketika Jiyong dan Kiko masih menjalin hubungan kekasih, sebelum mereka mempunyai bayi laki-laki bernama Taeyong.

Sejak dulu Jiyong kerapkali mengajak Kiko berkemah, meninggalkan dunia selebritasnya untuk sesaat demi menikmati beberapa hari kehidupan normal mereka. Selain menyalurkan bakat bermusiknya, Jiyong juga menyalurkan jiwa berkemah kepada Taeyong. Buktinya dia menekuni apa yang kerap dilakukan bersama ibunya dulu, berkemah. Menyenangkan hati wanitanya dan menikmati beberapa hari kehidupan normal mereka.

Genggaman Taeyong makin erat, dan dirasakannya wanita di samping ikut pula membalas, bahkan mengusap punggung tangannya dengan ibu jarinya. Taeyong menoleh sesaat untuk memberikan senyum terbaiknya. Jisoo membalas tersenyum, tetapi ekspresinya tampak murung sejak penjemputannya. Meskipun wanita itu menyangkal, Taeyong dapat melihat sendiri lewat sorot matanya yang sarat akan kegelisahan.

Bukannya bertanya, kenapa, dia cuma menyalurkan kehangatan lewat senyum dan genggaman tangan. Saat berhenti dia akan bertanya, begitulah pikiran Taeyong. Untuk sekarang dia hanya akan fokus dengan jalan, membawa wanitanya ke suatu tempat yang belum pernah dia datangi. Barangkali tempat yang belum pernah dilihatnya di Ma Charie.

...

“Mereka pergi!”

Itulah yang dipikirkannya sekarang. Mengigit kuku-kuku jemarinya, kaki bergerak-gerak tak nyaman, dan mata menyapu jalanan dengan gusar. Jalanan padat membuat dirinya gusar yang kerapkali menekan klakson, bahkan menyembulkan kepala ke jendela, lalu berteriak memaki-maki pengguna jalan.

Saking tak sabarnya, dia sampai menyenggol dua mobil di depan sembari mengabaikan ekspresi terkejut yang diperlihatkan oleh pengendara mobil tersebut. Kedua pria itu berteriak memaki, bukannya membuat dia ketakutan, malah membuat pemuda itu tertawa sarkas seperti orang gila. Kendati demikian, dia tetap tak meninggalkan kebiasaan jeleknya; mengigiti kuku-kukunya dan menggerakan kedua kaki dengan tak nyaman.

Cara | Taesoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang